Segaris.co
Senin, 16 Juni 2025
No Result
View All Result
No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir
Segaris.co
No Result
View All Result
Segaris.co
No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir
Home Kolom

Politik akomodasi… keunggulan dan kelemahannya

Ingot Simangunsong by Ingot Simangunsong
14 April 2025 | 15:36 WIB
in Kolom

 

catatan | ingot simangunsong

PRABAWO SUBIANTO — Presiden Republik Indonesia yang juga Ketua Umum DPP Partai Gerindra — menjalani roda pemerintahannya 5 tahun ke depan, dengan konsep POLITIK AKOMODASI.

Konsep ini dipopulerkan paska bertemunya Prabowo Subianto dengan Ketua Umum DPP PDI-Perjuangan, Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Senin (07/04/2025).

Bagaimana sejarah konsep ini bertumbuh. Siapa konseptornya? Ini paparannya disampaikan Segaris.co.

POLITIK AKOMODASI pertama kali berkembang dalam konteks sejarah politik di negara-negara yang memiliki masyarakat majemuk atau multikultural, terutama setelah Perang Dunia II.

Namun, secara konsep, akar dari politik akomodasi bisa ditelusuri lebih jauh ke dalam teori-teori pluralisme dan konsosiasionalisme.

Berikut penjelasan ringkasnya:

1. Kapan dan di mana pertama kali berkembang

Politik akomodasi secara teoritis berkembang pada pertengahan abad ke-20, dan salah satu negara yang menjadi contoh awal penerapannya adalah Belanda, kemudian diikuti oleh Swiss, Austria, dan Lebanon.

Konsep ini semakin dikenal melalui teori “demokrasi konsosiasional” (consociational democracy) yang dikembangkan oleh ilmuwan politik Arend Lijphart pada tahun 1969.

2. Apa itu politik akomodasi?

Politik akomodasi adalah strategi politik yang digunakan untuk mengelola keberagaman (etnis, agama, budaya, bahasa, dll.) dalam satu negara dengan cara memberi ruang kepada berbagai kelompok untuk berpartisipasi dalam kekuasaan, mencegah dominasi satu kelompok atas yang lain.

3. Ciri utama politik akomodasi:

Pemerintahan koalisi besar lintas kelompok

Otonomi kelompok dalam hal tertentu

Proporsionalitas dalam representasi politik dan birokrasi

Veto bagi kelompok minoritas dalam keputusan penting

4. Contoh negara:

Belanda: Melalui sistem pilarisasi (pillarization) yang membagi masyarakat ke dalam kelompok berdasarkan agama dan ideologi.

Swiss: Dengan membagi kekuasaan antar kelompok berbahasa Jerman, Prancis, Italia, dan Romansh.

Lebanon: Melalui sistem pembagian jabatan politik berdasarkan agama (misalnya presiden harus Maronit, perdana menteri Sunni, ketua parlemen Syiah).

**************

POLITIK AKOMODASI adalah strategi dalam dunia politik untuk meredakan konflik atau perbedaan dengan cara mengakomodasi kepentingan berbagai pihak atau kelompok.

Berikut kelebihan dan kekurangannya:

Kelebihan politik akomodasi:

Mencegah Konflik Sosial dan Politik:

Politik akomodasi dapat meredakan ketegangan antar kelompok yang berbeda pandangan, suku, agama, atau ideologi.

Meningkatkan Stabilitas Nasional:

Dengan mengakomodasi semua pihak, pemerintahan bisa menciptakan suasana politik yang lebih tenang dan stabil.

Menjamin Representasi Kelompok Minoritas:

Politik akomodasi membuka ruang partisipasi bagi kelompok-kelompok yang sebelumnya terpinggirkan dalam proses pengambilan kebijakan.

Mendorong Konsensus dan Kerjasama:

Akomodasi membuka dialog dan kompromi sehingga keputusan politik lebih inklusif.

Menunjukkan Sikap Toleran dan Demokratis:

Negara atau pemerintahan tampak lebih terbuka terhadap keragaman aspirasi masyarakat.

Kekurangan politik akomodasi:

Rawan Transaksi Politik atau Politik Balas Budi:

Akomodasi bisa berubah menjadi pembagian kekuasaan yang berdasarkan kepentingan, bukan kompetensi.

Bisa Mengaburkan Akuntabilitas:

Dalam upaya merangkul semua pihak, pemerintah bisa kehilangan ketegasan dan arah kebijakan yang jelas.

Menghambat Reformasi:

Kompromi yang terlalu jauh bisa menghambat perubahan struktural yang diperlukan.

Menumbuhkan Politik Identitas yang Eksploitatif:

Kelompok tertentu bisa menggunakan politik akomodasi untuk terus menekan atau menuntut tanpa komitmen terhadap kepentingan bersama.

Ketidakefisienan dalam Pengambilan Keputusan:

Proses kompromi yang panjang bisa memperlambat pengambilan keputusan penting.

Penulis, pimpinan redaksi Segaris.co

Tags: AkomodasiPolitikPrabowo SubiantosegarisSegaris.co
ShareTweetSendShareSharePinSend
ADVERTISEMENT

Berita Lainnya

Kolom

Mengenal Sindrom Stevens-Johnson: Penyakit langka yang bisa mengancam jiwa

by Ingot Simangunsong
5 Juni 2025 | 04:15 WIB
0

catatan | andreas bresman ms SINDROM Stevens-Johnson (SJS) adalah kondisi medis langka namun sangat serius yang menyerang kulit dan selaput...

Read more
Kolom

Berbudaya politik, politik berbudaya: dua arah menuju demokrasi sehat

by Ingot Simangunsong
28 Mei 2025 | 09:46 WIB
0

Oleh | ingot simangunsong DI tengah dinamika politik yang makin kompleks, dua istilah ini layak kita renungkan: berbudaya politik dan...

Read more
Kolom

Menata Suara di 2029 melalui JALUR MARSIADAPARI: gagasan Dasa M. Sinaga, SE

by Ingot Simangunsong
24 Mei 2025 | 22:31 WIB
0

Catatan | ingot simangunsong TAHUN politik 2029, akan menjadi momentum penting bagi seluruh rakyat Indonesia untuk menegaskan kembali arah demokrasi...

Read more
Kolom

TBC si penyakit “tiga huruf” bangkit lagi

by Ingot Simangunsong
16 Mei 2025 | 06:18 WIB
0

Catatan | ingot simangunsong TBC ... di Indonesia populer dengan sebutan penyakit "tiga huruf". Sudah berpuluhan tahun, penyakit ini tidak...

Read more
Kolom

GURU TIDAK TETAP, pengabdian dengan gaji minim tanpa tunjangan

by Ingot Simangunsong
1 Mei 2025 | 09:40 WIB
0

catatan | ingot simangunsong GURU Tidak Tetap (GTT) adalah guru yang belum berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan biasanya diangkat oleh...

Read more
Kolom

JURNALIS SAMPAH… memaknai sebagai kiasan

by Ingot Simangunsong
30 April 2025 | 09:10 WIB
0

catatan | ingot simangunsong JURNALIS dan sampah. Dua kata ini jika berdiri sendiri - sendiri, tidak memiliki hubunggan apa -...

Read more

Berita Terbaru

News

Anggota DPR minta pemerintah tinjau ulang penetapan empat pulau masuk wilayah Sumut

15 Juni 2025 | 09:47 WIB
News

Pematangsiantar Raih Peringkat 5 Kota Toleran, Wali Kota: Kerukunan umat beragama sudah mengakar sejak lama

13 Juni 2025 | 19:58 WIB
News

Wali Kota Pematangsiantar siap dukung Muktamar ke-49 Muhammadiyah dan Aisyiyah Tahun 2027

13 Juni 2025 | 18:45 WIB
News

Kementerian PUPR serahkan pengelolaan ementara IPLT senilai Rp11,7 miliar kepada Pemkab Samosir

13 Juni 2025 | 18:32 WIB
News

Wabup Samosir buka Bimtek implementasi SIPD RI di Tuktuk Siadong

13 Juni 2025 | 13:11 WIB
News

Bupati Samosir dan Kodam I/BB Rayakan HUT ke-75 dengan aksi bersih-bersih cceng gondok di Danau Toba

13 Juni 2025 | 08:48 WIB
News

DPRD Langkat Gelar RDP terkait keluhan SPMB 2025, Sekolah paparkan kuota dan mekanisme seleksi

13 Juni 2025 | 08:00 WIB
News

Pemkab Samosir gelar Rakor Penanganan Karhutla, tekankan pencegahan dan sinergi lintas sektor

12 Juni 2025 | 09:06 WIB
News

Pemkab Samosir Tuai Apresiasi dalam Rapat Koordinasi Ekonomi Kerakyatan Kawasan Danau Tobaf

11 Juni 2025 | 20:27 WIB
News

Pemkab Samosir terima hibah Rumah Susun RSUD Hadrianus Sinaga dari Kementerian PUPR

11 Juni 2025 | 09:05 WIB
News

DPRD Samosir serahkan rekomendasi atas LKPJ Bupati Tahun Anggaran 2024

11 Juni 2025 | 08:31 WIB
News

Peringati HUT ke-74 IBI dan Hari Bidan Internasional, Wali Kota Pematangsiantar ikuti Fun Walk bersama masyarakat

8 Juni 2025 | 15:17 WIB
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak
  • Saran Pembaca
  • Syarat dan Ketentuan
  • Tentang Segaris.co

©2022-2024 Segaris.co

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir

©2022-2024 Segaris.co

rotasi barak berita hari ini danau toba