Segaris.co
Selasa, 17 Juni 2025
No Result
View All Result
No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir
Segaris.co
No Result
View All Result
Segaris.co
No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir
Home Kolom
Ingot Simangunsong, pimpinan redaksi segaris.co, relawan Dulur Ganjar Pranowo, inisiator Jurnalis Ganjar Pranowo

Ingot Simangunsong, pimpinan redaksi segaris.co, relawan Dulur Ganjar Pranowo, inisiator Jurnalis Ganjar Pranowo

Ahimsa: ANTI KEKERASAN

Ingot Simangunsong by Ingot Simangunsong
29 November 2023 | 11:04 WIB
in Kolom

Catatan | Ingot Simangunsong

AHIMSA atau ahiṃsā atau ahingsā adalah sebuah istilah Sanskerta yang berarti “antikekerasan”. Ahimsa merupakan bagian penting dari agama Hinduisme,  Jainisme, dan Buddhisme.

Konsep ini pertama kali digunakan dalam sebuah kitab Hindu yang disebut Upanishad, yang salah satu bagiannya berasal dari tahun 800 SM.

Konsep ini kemudian dijelaskan lebih lanjut di Bhagavad Gita, Puranas dan kemudian teks-teks Buddhis.

Dalam kitab Manusmrti, seorang pengikut Ahimsa adalah seorang vegetarian dan tidak membunuh atau melukai makhluk. Ahimsa adalah tugas utama dari semua kasta Hindu.

Konsep ini diperkenalkan kepada Barat oleh Mahatma Gandi. Beberapa orang berpendapat, gerakan anti-kekerasan yang dilakukan Gandhi memengaruhi gerakan kemanusiaan yang lain seperti gerakan Martin Luther King Jr. dan Nelson Mandela.

*****

Mahatma Gandhi itu, tokoh spiritual dan politikus India, dikenal dengan gerakan kemanusiaan, dalam upaya pembebasan India dari kuasa kolonial.

Mahatma Gandhi bergerak dengan konsep tindakan non-violence, yakni gerakan perlawanan yang tidak menyertakan kekerasan.

Mahatma Gandhi pun membangkitkan kesadaran masyarakat tertindas dengan mempraktekkan kebaikan terhadap sesama manusia tanpa memandang siapa dan dari mana asal usulnya.

Begitulah gerakan non-violence dibentuk sebagai penyikapan masyarakat India untuk turut secara aktif melawan kejahatan yang disebarkan melalui teror kolonialisme.

Kemudian gerakan tersebut diperkuat denfan gerakan HARTAL merupakan bentuk dari kesadaran masyarakat agar tidak dengan mudah bekerja sama dengan para penjajah.

Hal ini dibuktikan Gandhi melalui seruan untuk melakukan pembangkangan massal seperti pemogokan makan yang dilakukan Gandhi untuk mendesak sikap opresif penjajah di India.

Kemudian gerakan SATYAGRAHA merupakan seruan Gandhi untuk memperoleh keadilan secara ekonomi, terutama semenjak masyarakat India sadar bahwa aspek-aspek krusial bangsa seperti ekonomi dan politik telah dikuasai oleh penjajah.

Karenanya ajakan Gandhi untuk melakukan Satyagraha dapat dilakukan dengan menolak kebijakan dan peraturan yang telah dikeluarkan oleh kuasa penjajah.

Ajakan Gandhi yang terakhir agar India dapat keluar dari penjajahan dan melawan kejahatan ialah dengan gerakan SWADESI atau upaya untuk berdikari.

Hal ini dimaksudkan agar masyarakat India mampu memenuhi kebutuhan bangsanya melalui komoditas dan hasil produksi yang dihasilkan bangsa sendiri.

Dengan demikian bangsa India tidak perlu bergantung dengan negara lain sehingga penjajah tidak memiliki harga tawar bagi masyarakat India.

Begitulah Mahatma Gandhi dengan 4 gerakan yang ditanamkannya dalam sendi-sendi kehidupan sosial rakyat India.

*****

BAGAIMANA dengan situasi kekinian PESTA DEMOKRASI di negeri kita yang sedang hangat-hangatnya?

Mari merenungkan apa yang disampaikan Presiden RI I, Ir Soekarno: “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”

Benarkah kita sedang berhadapan atau diperhadapkan dengan apa yang disebut Soekarno sebagai MELAWAN BANGSAMU SENDIRI!!

Jika mengamati sirkulasi perpolitikan yang rasa kebablasan dan masih bergrilyanya para koruptor yang berada di rahim partai politik, maka semakin terkuatkanlah dengan apa yang disebutkan Soekarno, “tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”

Para politisi, para pemikir dan para pengamat, sibuk membangun komunikasi emosional dalam menyikapi situasi perpolitik kebangsaan dan kenegarawanan.

Ramai-ramai mencari posisi strategis di salah satu kubu dan menjadikan kekuatan nalar mau pun kekayaan intelektualnya sebagai alat tekan bagi pihak tertentu.

Nafas “ahimsa”, “hartal”, “satygraha” dan “swadesi”, menjadi tidak bertempat atau diberi tempat, walau setarikan nafas saja.

Seakan-akan sikap frontal dan intonasi suara menggelegar adalah alat efektif untuk mencapai satu tujuan. Jika intonasi suara melembut, sang tokoh politik serasa tidak diperhitungkan, serasa kehilangan marwah dan serasa disepelekan.

Para politisi itu, kenyataannya tidak melirik sedikit pun kepada pesan Soekarno, “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”

Seyogianya, para politisi dari pucuk pimpinan partai hingga akar rumput, berpatokanlah pada apa yang disampaikan Soekarno tersebut bersama “Djasmerah”nya.

Para politisi dan negarawan, di momen PESTA DEMOKRASI ini, patutlah mengintrospeksi diri, bahwa sebenarnya kehadiran partai politik itu untuk kemakmuran rakyat semesta atau untuk kepentingan partai, pribadi dan kelompok saja.

Kalaulah untuk kepentingan partai, pribadi dan kelompok saja, maka hambarlah apa yang disampaikan Soekarno.

Untuk itu, rakyat diharapkan lebih cerdas dan awas dalam menentukan dan menetapkan arah politiknya bukan politik praktisnya.

Rakyat harus diberikan pencerahan, agar tidak tersedot gorengan-gorengan politisi mabok, sehingga masuk dalam pusaran politik sesat.

Rakyat harus dikuatkan tentang betapa kuat legitimasi suara mereka dalam menentukan arah pembangunan INDONESIA EMAS, dengan referensi data serta rekam jejak yang ditetapkan melalui HATI NURANI.

Rakyat tidak lagi di posisi mangggut-manggut atas informasi liar yang disampaikan para politisi jahat, politisi hitam dan politisi KORUP.

Mari tetap berdiri di garis SUARA RAKYAT, SUARA TUHAN, Vox populi, vox dei.

Penulis, Ingot Simangunsong, pimpinan redaksi segaris.co, relawan Dulur Ganjar Pranowo, inisiator Jurnalis Ganjar Pranowo

Tags: AhimsaAntiDemokrasiGandhiKekerasanMahatmaMahatma GandhiPestaPolitiksegarisSegaris.co
ShareTweetSendShareSharePinSend
ADVERTISEMENT

Berita Lainnya

Kolom

Mengenal Sindrom Stevens-Johnson: Penyakit langka yang bisa mengancam jiwa

by Ingot Simangunsong
5 Juni 2025 | 04:15 WIB
0

catatan | andreas bresman ms SINDROM Stevens-Johnson (SJS) adalah kondisi medis langka namun sangat serius yang menyerang kulit dan selaput...

Read more
Kolom

Berbudaya politik, politik berbudaya: dua arah menuju demokrasi sehat

by Ingot Simangunsong
28 Mei 2025 | 09:46 WIB
0

Oleh | ingot simangunsong DI tengah dinamika politik yang makin kompleks, dua istilah ini layak kita renungkan: berbudaya politik dan...

Read more
Kolom

Menata Suara di 2029 melalui JALUR MARSIADAPARI: gagasan Dasa M. Sinaga, SE

by Ingot Simangunsong
24 Mei 2025 | 22:31 WIB
0

Catatan | ingot simangunsong TAHUN politik 2029, akan menjadi momentum penting bagi seluruh rakyat Indonesia untuk menegaskan kembali arah demokrasi...

Read more
Kolom

TBC si penyakit “tiga huruf” bangkit lagi

by Ingot Simangunsong
16 Mei 2025 | 06:18 WIB
0

Catatan | ingot simangunsong TBC ... di Indonesia populer dengan sebutan penyakit "tiga huruf". Sudah berpuluhan tahun, penyakit ini tidak...

Read more
Kolom

GURU TIDAK TETAP, pengabdian dengan gaji minim tanpa tunjangan

by Ingot Simangunsong
1 Mei 2025 | 09:40 WIB
0

catatan | ingot simangunsong GURU Tidak Tetap (GTT) adalah guru yang belum berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan biasanya diangkat oleh...

Read more
Kolom

JURNALIS SAMPAH… memaknai sebagai kiasan

by Ingot Simangunsong
30 April 2025 | 09:10 WIB
0

catatan | ingot simangunsong JURNALIS dan sampah. Dua kata ini jika berdiri sendiri - sendiri, tidak memiliki hubunggan apa -...

Read more

Berita Terbaru

News

Anggota DPR minta pemerintah tinjau ulang penetapan empat pulau masuk wilayah Sumut

15 Juni 2025 | 09:47 WIB
News

Pematangsiantar Raih Peringkat 5 Kota Toleran, Wali Kota: Kerukunan umat beragama sudah mengakar sejak lama

13 Juni 2025 | 19:58 WIB
News

Wali Kota Pematangsiantar siap dukung Muktamar ke-49 Muhammadiyah dan Aisyiyah Tahun 2027

13 Juni 2025 | 18:45 WIB
News

Kementerian PUPR serahkan pengelolaan ementara IPLT senilai Rp11,7 miliar kepada Pemkab Samosir

13 Juni 2025 | 18:32 WIB
News

Wabup Samosir buka Bimtek implementasi SIPD RI di Tuktuk Siadong

13 Juni 2025 | 13:11 WIB
News

Bupati Samosir dan Kodam I/BB Rayakan HUT ke-75 dengan aksi bersih-bersih cceng gondok di Danau Toba

13 Juni 2025 | 08:48 WIB
News

DPRD Langkat Gelar RDP terkait keluhan SPMB 2025, Sekolah paparkan kuota dan mekanisme seleksi

13 Juni 2025 | 08:00 WIB
News

Pemkab Samosir gelar Rakor Penanganan Karhutla, tekankan pencegahan dan sinergi lintas sektor

12 Juni 2025 | 09:06 WIB
News

Pemkab Samosir Tuai Apresiasi dalam Rapat Koordinasi Ekonomi Kerakyatan Kawasan Danau Tobaf

11 Juni 2025 | 20:27 WIB
News

Pemkab Samosir terima hibah Rumah Susun RSUD Hadrianus Sinaga dari Kementerian PUPR

11 Juni 2025 | 09:05 WIB
News

DPRD Samosir serahkan rekomendasi atas LKPJ Bupati Tahun Anggaran 2024

11 Juni 2025 | 08:31 WIB
News

Peringati HUT ke-74 IBI dan Hari Bidan Internasional, Wali Kota Pematangsiantar ikuti Fun Walk bersama masyarakat

8 Juni 2025 | 15:17 WIB
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak
  • Saran Pembaca
  • Syarat dan Ketentuan
  • Tentang Segaris.co

©2022-2024 Segaris.co

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir

©2022-2024 Segaris.co

rotasi barak berita hari ini danau toba