Segaris.co
Jumat, 31 Oktober 2025
No Result
View All Result
No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir
Segaris.co
No Result
View All Result
Segaris.co
No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir
Home Kolom
Ingot Simangunsong, pimpinan redaksi segaris.co, relawan Dulur Ganjar Pranowo, inisiator Jurnalis Ganjar Pranowo

Ingot Simangunsong, pimpinan redaksi segaris.co, relawan Dulur Ganjar Pranowo, inisiator Jurnalis Ganjar Pranowo

Ahimsa: ANTI KEKERASAN

Ingot Simangunsong by Ingot Simangunsong
29 November 2023 | 11:04 WIB
in Kolom
ADVERTISEMENT

Catatan | Ingot Simangunsong

AHIMSA atau ahiṃsā atau ahingsā adalah sebuah istilah Sanskerta yang berarti “antikekerasan”. Ahimsa merupakan bagian penting dari agama Hinduisme,  Jainisme, dan Buddhisme.

Konsep ini pertama kali digunakan dalam sebuah kitab Hindu yang disebut Upanishad, yang salah satu bagiannya berasal dari tahun 800 SM.

Konsep ini kemudian dijelaskan lebih lanjut di Bhagavad Gita, Puranas dan kemudian teks-teks Buddhis.

Dalam kitab Manusmrti, seorang pengikut Ahimsa adalah seorang vegetarian dan tidak membunuh atau melukai makhluk. Ahimsa adalah tugas utama dari semua kasta Hindu.

Konsep ini diperkenalkan kepada Barat oleh Mahatma Gandi. Beberapa orang berpendapat, gerakan anti-kekerasan yang dilakukan Gandhi memengaruhi gerakan kemanusiaan yang lain seperti gerakan Martin Luther King Jr. dan Nelson Mandela.

*****

Mahatma Gandhi itu, tokoh spiritual dan politikus India, dikenal dengan gerakan kemanusiaan, dalam upaya pembebasan India dari kuasa kolonial.

Mahatma Gandhi bergerak dengan konsep tindakan non-violence, yakni gerakan perlawanan yang tidak menyertakan kekerasan.

Mahatma Gandhi pun membangkitkan kesadaran masyarakat tertindas dengan mempraktekkan kebaikan terhadap sesama manusia tanpa memandang siapa dan dari mana asal usulnya.

Begitulah gerakan non-violence dibentuk sebagai penyikapan masyarakat India untuk turut secara aktif melawan kejahatan yang disebarkan melalui teror kolonialisme.

Kemudian gerakan tersebut diperkuat denfan gerakan HARTAL merupakan bentuk dari kesadaran masyarakat agar tidak dengan mudah bekerja sama dengan para penjajah.

Hal ini dibuktikan Gandhi melalui seruan untuk melakukan pembangkangan massal seperti pemogokan makan yang dilakukan Gandhi untuk mendesak sikap opresif penjajah di India.

Kemudian gerakan SATYAGRAHA merupakan seruan Gandhi untuk memperoleh keadilan secara ekonomi, terutama semenjak masyarakat India sadar bahwa aspek-aspek krusial bangsa seperti ekonomi dan politik telah dikuasai oleh penjajah.

Karenanya ajakan Gandhi untuk melakukan Satyagraha dapat dilakukan dengan menolak kebijakan dan peraturan yang telah dikeluarkan oleh kuasa penjajah.

Ajakan Gandhi yang terakhir agar India dapat keluar dari penjajahan dan melawan kejahatan ialah dengan gerakan SWADESI atau upaya untuk berdikari.

Hal ini dimaksudkan agar masyarakat India mampu memenuhi kebutuhan bangsanya melalui komoditas dan hasil produksi yang dihasilkan bangsa sendiri.

Dengan demikian bangsa India tidak perlu bergantung dengan negara lain sehingga penjajah tidak memiliki harga tawar bagi masyarakat India.

Begitulah Mahatma Gandhi dengan 4 gerakan yang ditanamkannya dalam sendi-sendi kehidupan sosial rakyat India.

*****

BAGAIMANA dengan situasi kekinian PESTA DEMOKRASI di negeri kita yang sedang hangat-hangatnya?

Mari merenungkan apa yang disampaikan Presiden RI I, Ir Soekarno: “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”

Benarkah kita sedang berhadapan atau diperhadapkan dengan apa yang disebut Soekarno sebagai MELAWAN BANGSAMU SENDIRI!!

Jika mengamati sirkulasi perpolitikan yang rasa kebablasan dan masih bergrilyanya para koruptor yang berada di rahim partai politik, maka semakin terkuatkanlah dengan apa yang disebutkan Soekarno, “tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”

Para politisi, para pemikir dan para pengamat, sibuk membangun komunikasi emosional dalam menyikapi situasi perpolitik kebangsaan dan kenegarawanan.

Ramai-ramai mencari posisi strategis di salah satu kubu dan menjadikan kekuatan nalar mau pun kekayaan intelektualnya sebagai alat tekan bagi pihak tertentu.

Nafas “ahimsa”, “hartal”, “satygraha” dan “swadesi”, menjadi tidak bertempat atau diberi tempat, walau setarikan nafas saja.

Seakan-akan sikap frontal dan intonasi suara menggelegar adalah alat efektif untuk mencapai satu tujuan. Jika intonasi suara melembut, sang tokoh politik serasa tidak diperhitungkan, serasa kehilangan marwah dan serasa disepelekan.

Para politisi itu, kenyataannya tidak melirik sedikit pun kepada pesan Soekarno, “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”

Seyogianya, para politisi dari pucuk pimpinan partai hingga akar rumput, berpatokanlah pada apa yang disampaikan Soekarno tersebut bersama “Djasmerah”nya.

Para politisi dan negarawan, di momen PESTA DEMOKRASI ini, patutlah mengintrospeksi diri, bahwa sebenarnya kehadiran partai politik itu untuk kemakmuran rakyat semesta atau untuk kepentingan partai, pribadi dan kelompok saja.

Kalaulah untuk kepentingan partai, pribadi dan kelompok saja, maka hambarlah apa yang disampaikan Soekarno.

Untuk itu, rakyat diharapkan lebih cerdas dan awas dalam menentukan dan menetapkan arah politiknya bukan politik praktisnya.

Rakyat harus diberikan pencerahan, agar tidak tersedot gorengan-gorengan politisi mabok, sehingga masuk dalam pusaran politik sesat.

Rakyat harus dikuatkan tentang betapa kuat legitimasi suara mereka dalam menentukan arah pembangunan INDONESIA EMAS, dengan referensi data serta rekam jejak yang ditetapkan melalui HATI NURANI.

Rakyat tidak lagi di posisi mangggut-manggut atas informasi liar yang disampaikan para politisi jahat, politisi hitam dan politisi KORUP.

Mari tetap berdiri di garis SUARA RAKYAT, SUARA TUHAN, Vox populi, vox dei.

Penulis, Ingot Simangunsong, pimpinan redaksi segaris.co, relawan Dulur Ganjar Pranowo, inisiator Jurnalis Ganjar Pranowo

Tags: AhimsaAntiDemokrasiGandhiKekerasanMahatmaMahatma GandhiPestaPolitiksegarisSegaris.co
ShareTweetSendShareSharePinSend
ADVERTISEMENT

Berita Lainnya

Kolom

“60 tahun Implan Gigi: Antara harapan senyum indah dan kisah yang tak terungkap”

by Ingot Simangunsong
20 Oktober 2025 | 15:22 WIB
0

Catatan  | Ingot Simangunsong SEJAK 1965, ketika Prof. Per-Ingvar Brånemark dari Swedia pertama kali berhasil menanam implan gigi titanium pada...

Read more
Kolom

Bukan dari Amerika, tapi dari Swedia! Ini penemu Implan Gigi Pertama di Dunia!

by Ingot Simangunsong
20 Oktober 2025 | 14:50 WIB
0

Oleh | Ingot Simangunsong METODE implan gigi (dental implant) pertama kali diperkenalkan secara ilmiah dan berhasil diterapkan di dunia kedokteran...

Read more
Kolom

Tak sekadar tren, ini risiko di balik IMPLAN GIGI

by Ingot Simangunsong
20 Oktober 2025 | 14:20 WIB
0

Catatan | Ingot Simangunsong BEBERAPA faktor yang mendorong peningkatan popularitas pemasangan implan gigi: Kemajuan teknologi kedokteran gigi: Misalnya di RS Pondok Indah...

Read more
Kolom

Asal-usul, dan proses pengajuan RUU Perampasan Aset

by Ingot Simangunsong
10 Oktober 2025 | 06:21 WIB
0

Oleh | Ingot Simangunsong RANCANGAN Undang-Undang (RUU) tentang Perampasan Aset tidak lahir dari satu individu tertentu, melainkan melalui proses panjang...

Read more
Kolom

Fenomena pejabat tinggi negara berdebat di Media Sosial: Antara transparansi dan krisis Etika Publik

by Ingot Simangunsong
7 Oktober 2025 | 13:28 WIB
0

Oleh | Ingot Simangunsong DALAM beberapa tahun terakhir, ruang publik Indonesia semakin bising oleh perdebatan para pejabat tinggi negara di...

Read more
Kolom

bukan POLITIK KEBERANIAN

by Ingot Simangunsong
5 Oktober 2025 | 10:35 WIB
0

Oleh | Ingot Simangunsong KETIDAKTEGASAN para pimpinan partai politik dalam mengesahkan RUU Perampasan Aset telah membuka wajah asli politik kita:...

Read more

Berita Terbaru

News

Dihadiri Wali Kota, Kapolda Sumut resmikan SPPG Yayasan Kemala Bhayangkari di Pematangsiantar

31 Oktober 2025 | 18:45 WIB
News

Pemkab Samosir gelar pelatihan dan sosialisasi Perpres 46 Tahun 2025 untuk tingkatkan profesionalisme pengadaan barang/jasa

31 Oktober 2025 | 18:05 WIB
News

Dr. Taqwaddin: “Garda terdepan penegakan hukum korupsi, ada di lembaga eksekutif, pengadilan jadi benteng terakhir”

31 Oktober 2025 | 17:04 WIB
News

Wabup Samosir bahas penguatan koperasi desa dan hilirisasi kopi dengan Menteri Koperasi

31 Oktober 2025 | 09:08 WIB
News

Pengadilan Tinggi Medan lantik sejumlah advokat baru, Ucandi Simanjuntak SH MH: “Janji ini bukan sekadar seremonial”

30 Oktober 2025 | 20:52 WIB
KESEHATAN

Rumkit Bhayangkara Polda Aceh raih tiga penghargaan sekaligus atas kinerja keuangan dan pelayanan publik

30 Oktober 2025 | 19:44 WIB
News

Kebakaran hebat di Palipi, Abdi Naibaho tewas terjebak di lantai dua toko

30 Oktober 2025 | 17:05 WIB
News

Bupati Samosir: “Pancasila harus dihidupkan dalam tindakan, bukan sekadar hafalan”

30 Oktober 2025 | 09:01 WIB
News

Guru Muhammadiyah punya tanggung jawab ganda: Mendidik dan mengabdi untuk umat

29 Oktober 2025 | 17:24 WIB
News

Pendidikan Muhammadiyah didorong berstandar internasional, Mohammad Sofyan: “Harus setara dengan Jerman”

29 Oktober 2025 | 16:58 WIB
News

F-SPTI–SPSI Samosir jalin silaturahmi dengan Polres, bahas sinergi dan stabilitas ketenagakerjaan

29 Oktober 2025 | 10:23 WIB
News

UIN Ar-Raniry perkuat jejaring Internasional, teken MoA dengan Universitas Terkemuka Korea Selatan

28 Oktober 2025 | 20:28 WIB
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak
  • Saran Pembaca
  • Syarat dan Ketentuan
  • Tentang Segaris.co

©2022-2024 Segaris.co

rotasi barak berita hari ini samosir sinata berita

No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir

©2022-2024 Segaris.co

rotasi barak berita hari ini samosir sinata berita