Segaris.co
Kamis, 10 Juli 2025
No Result
View All Result
No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir
Segaris.co
No Result
View All Result
Segaris.co
No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir
Home Kolom

Menata Suara di 2029 melalui JALUR MARSIADAPARI: gagasan Dasa M. Sinaga, SE

Ingot Simangunsong by Ingot Simangunsong
24 Mei 2025 | 22:31 WIB
in Kolom
ADVERTISEMENT

Catatan | ingot simangunsong

TAHUN politik 2029, akan menjadi momentum penting bagi seluruh rakyat Indonesia untuk menegaskan kembali arah demokrasi yang bersih, jujur, dan partisipatif.

Di tengah kekhawatiran akan pragmatisme politik yang makin merajalela, muncul satu gagasan segar dari tanah Batak: menata suara melalui jalur marsiadapari—sebuah pendekatan yang digagas oleh tokoh muda berdarah Batak, Dasa M. Sinaga, SE.

Bagi Dasa M. Sinaga, marsiadapari bukan sekadar istilah budaya. Ia adalah fondasi sosial yang harus dibawa masuk ke ruang-ruang pengambilan keputusan politik.

Marsiadapari, yang berarti gotong royong dalam budaya Batak Toba, merupakan cerminan dari semangat kolektif yang telah lama hidup di tengah masyarakat—bekerja bersama, membangun bersama, dan menyelesaikan persoalan bersama.

Dalam berbagai kesempatan, Dasa Sinaga menekankan bahwa suara rakyat tidak boleh hanya dimobilisasi lima tahun sekali.

Suara itu harus tumbuh dari dialog, partisipasi, dan kepercayaan. “Demokrasi harus dibangun dengan hati dan kebersamaan, bukan sekadar angka-angka di bilik suara,” ujar Dasa Sinaga dalam sebuah pertemuan.

Ia mendorong gerakan politik baru yang tidak elitis, yang tidak hanya berkutat di ibu kota, tetapi benar-benar berakar dari desa-desa, dari lumbung suara yang seringkali diabaikan.

Melalui jalur marsiadapari, Dasa Sinaga menawarkan cara baru untuk menata basis dukungan: bukan dengan janji kosong, tetapi dengan kehadiran nyata, kerja nyata, dan keterlibatan warga sejak awal.

Gagasan ini mulai mendapatkan sambutan, terutama di kalangan generasi muda dan komunitas adat. Banyak yang menilai bahwa pendekatan Dasa M. Sinaga adalah jembatan antara nilai-nilai tradisi dan kebutuhan demokrasi modern.

Di saat banyak politisi berlomba membangun citra, Dasa Sinaga justru membangun relasi—relasi yang setara antara rakyat dan calon pemimpin.

Dengan latar belakang pendidikan ekonomi dan pengalaman sosial yang kuat, Dasa Sinaga melihat politik bukan sebagai arena perebutan kekuasaan, melainkan ruang untuk memperkuat gotong royong dan solidaritas antarwarga.

Bagi Dasa Sinaga, politik adalah perpanjangan tangan dari nilai-nilai luhur yang telah diwariskan leluhur.

Menjelang 2029, gagasan marsiadapari yang dibawa Dasa M. Sinaga menjadi oase di tengah padang gurun politik transaksional.

Ia mengingatkan kita semua bahwa suara rakyat harus ditata, bukan dimanipulasi. Dan satu-satunya cara untuk menatanya adalah dengan cara yang kolektif, inklusif, dan bermartabat.

Jika benar kita ingin perubahan, maka sudah saatnya kita tidak hanya memilih pemimpin yang datang membawa janji, tetapi yang datang untuk bergotong royong.

Jadi arah politik

Seperti yang diyakini Dasa M. Sinaga: “Marsiadapari bukan slogan, tapi jalan hidup. Dan itu pula yang harus jadi arah politik kita ke depan.”

Bayangkan jika setiap calon legislatif, kepala daerah, bahkan presiden sekalipun, memulai langkahnya bukan dari pencitraan semata, melainkan dari proses marsiadapari—datang ke kampung-kampung, berdiskusi dengan warga, mendengar keluhan petani, guru, buruh, dan pelaku UMKM.

Proses ini mungkin melelahkan, tapi inilah esensi demokrasi: membangun dari bawah, bukan sekadar memoles dari atas.

Marsiadapari juga memberi pelajaran penting: tidak ada yang bisa maju sendirian. Kemenangan politik sejati adalah saat semua orang merasa menjadi bagian dari perubahan.

Oleh karena itu, menata suara di 2029 bukan sekadar strategi politik, tetapi gerakan sosial yang melibatkan seluruh elemen masyarakat.

Kita perlu membangun ruang-ruang pertemuan, memperkuat organisasi masyarakat, dan menciptakan iklim politik yang sehat—semua itu hanya mungkin jika dijalankan dalam semangat marsiadapari.

Demokrasi bukan kompetisi individu, melainkan kolaborasi kolektif. Saatnya rakyat bergotong royong, bukan sekadar memilih, tapi menentukan arah bangsa bersama-sama.

2029 adalah peluang. Jangan biarkan ia berlalu begitu saja. Mari menata suara lewat jalur marsiadapari—karena bangsa besar dibangun dari semangat kebersamaan yang sederhana, namun kuat.

Penulis, Ingot Simangunsong, Pimpinan Redaksi Mediaonline Segaris.co

 

Tags: BatakDasa SinagaMarsiadapariMenataPolitiksegarisSegaris.coToba
ShareTweetSendShareSharePinSend
ADVERTISEMENT

Berita Lainnya

Kolom

Mengenal Sindrom Stevens-Johnson: Penyakit langka yang bisa mengancam jiwa

by Ingot Simangunsong
5 Juni 2025 | 04:15 WIB
0

catatan | andreas bresman ms SINDROM Stevens-Johnson (SJS) adalah kondisi medis langka namun sangat serius yang menyerang kulit dan selaput...

Read more
Kolom

Berbudaya politik, politik berbudaya: dua arah menuju demokrasi sehat

by Ingot Simangunsong
28 Mei 2025 | 09:46 WIB
0

Oleh | ingot simangunsong DI tengah dinamika politik yang makin kompleks, dua istilah ini layak kita renungkan: berbudaya politik dan...

Read more
Kolom

TBC si penyakit “tiga huruf” bangkit lagi

by Ingot Simangunsong
16 Mei 2025 | 06:18 WIB
0

Catatan | ingot simangunsong TBC ... di Indonesia populer dengan sebutan penyakit "tiga huruf". Sudah berpuluhan tahun, penyakit ini tidak...

Read more
Kolom

GURU TIDAK TETAP, pengabdian dengan gaji minim tanpa tunjangan

by Ingot Simangunsong
1 Mei 2025 | 09:40 WIB
0

catatan | ingot simangunsong GURU Tidak Tetap (GTT) adalah guru yang belum berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan biasanya diangkat oleh...

Read more
Kolom

JURNALIS SAMPAH… memaknai sebagai kiasan

by Ingot Simangunsong
30 April 2025 | 09:10 WIB
0

catatan | ingot simangunsong JURNALIS dan sampah. Dua kata ini jika berdiri sendiri - sendiri, tidak memiliki hubunggan apa -...

Read more
Kolom

Asas praduga tidak bersalah dan trial by social media

by Ingot Simangunsong
29 April 2025 | 20:34 WIB
0

Catatan | ingot simangunsong DALAM sistem hukum pidana Indonesia, asas praduga tak bersalah merupakan prinsip fundamental yang menjamin setiap orang...

Read more

Berita Terbaru

News

Bupati Samosir hadiri Konferensi Internasional Geowisata Kaldera Toba UNESCO 2025

9 Juli 2025 | 22:41 WIB
News

Liswati Wesly Silalahi hadiri puncak HKG ke-53 PKK dan Rakernas X di Samarinda

9 Juli 2025 | 07:21 WIB
News

Wali Kota buka Musrenbang RPJMD Pematangsiantar 2025-2029, fokus pada enam prioritas strategis

8 Juli 2025 | 16:21 WIB
News

Di Rakernas PSBI 2025, Wapres dorong pelestarian budaya dan ekonomi kerakyatan, dihadiri Wabup Samosir

8 Juli 2025 | 09:27 WIB
News

Gubernur Sumut tinjau PDAM Tirtanadi Samosir, komitmen perbaiki layanan air bersih

8 Juli 2025 | 08:29 WIB
News

Gubernur apresiasi rencana Long Beach di Samosir, Efendy Naibaho dukung duet Bobby–Vandiko di Pilgub

7 Juli 2025 | 07:36 WIB
News

Setelah 21 tahun, aset Rumah Dinas Bupati Samosir resmi diserahkan Pemprov Sumut

7 Juli 2025 | 06:37 WIB
News

Tangis Kadis PUPR Madina “pecah” saat digelandang KPK

5 Juli 2025 | 11:27 WIB
Tak Berkategori

Bupati Samosir dampingi Gubernur Sumut terima kunjungan kerja Komisi II DPR RI bahas konflik agraria

4 Juli 2025 | 15:11 WIB
News

Pemko Pematangsiantar siap kaji penerapan lima hari sekolah

4 Juli 2025 | 06:10 WIB
News

Pemkab Samosir bahas lanjutan penyusunan Ranperda Perlindungan dan Pemberdayaan Petani

3 Juli 2025 | 19:22 WIB
News

Wabup Simalungun temui mahasiswa di Yogyakarta, Dukung IMSY sebagai wadah intelektual rantau

3 Juli 2025 | 15:47 WIB
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak
  • Saran Pembaca
  • Syarat dan Ketentuan
  • Tentang Segaris.co

©2022-2024 Segaris.co

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir

©2022-2024 Segaris.co

rotasi barak berita hari ini danau toba