Segaris.co
Senin, 29 Desember 2025
No Result
View All Result
No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir
Segaris.co
No Result
View All Result
Segaris.co
No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir
Home Buah Pikir

Tabir Sejarah Pangururan: Pecah belah kaum adat Sitolu Hae Horbo di Era Kolonial

Ingot Simangunsong by Ingot Simangunsong
9 November 2025 | 16:11 WIB
in Buah Pikir
ADVERTISEMENT

Oleh | Hatoguan Sitanggang

UPAYA memecah kesatuan adat Sitolu Hae Horbo di Pangururan mulai muncul pada sekitar tahun 1920.

Pada masa itu, komunitas adat tersebut telah memiliki struktur pemerintahan tradisional (harajaon) dan sistem sosial yang kuat.

Salah satu tokoh yang disebut berperan dalam dinamika tersebut adalah H.M. Hutagalung, yang dikenal sebagai asisten demang kolonial Belanda di wilayah tersebut.

Melalui penyusunan ulang tarombo atau silsilah marga, Hutagalung dikaitkan dengan penyebaran narasi bahwa Raja Sitempang berasal dari wilayah Dairi dan termasuk dalam garis keturunan marga Munthe.

Klaim ini menimbulkan perdebatan panjang karena dinilai bertentangan dengan struktur genealogis Sitolu Hae Horbo yang telah diwariskan turun-temurun.

Polemik tersebut turut mempengaruhi stabilitas tatanan adat yang telah berlangsung selama berabad-abad dan masih menjadi perbincangan hingga kini.

Sejumlah catatan sejarah menunjukkan bahwa Sitolu Hae Horbo, yang terdiri dari marga Sitanggang, Naibaho, dan Simbolon, telah memiliki sistem Dalihan Natolu yang mapan jauh sebelum kedatangan kolonial Belanda.

Hingga saat ini tidak ditemukan wilayah adat di Pangururan yang dikenal sebagai Golat Munthe, yang dapat dijadikan dasar klaim hubungan genealogis dengan struktur marga induk di kawasan tersebut.

Ketiga marga itulah yang dikenal sebagai Raja Bius Pangururan, pusat pemerintahan adat di wilayah yang kini menjadi ibu kota Kabupaten Samosir.

Penelusuran sejarah menunjukkan adanya praktik politik pecah belah pada masa pemerintahan kolonial yang memengaruhi pola pikir sebagian masyarakat hingga era modern.

Narasi sejarah tertentu bahkan dijadikan bahan perdebatan dan olok-olok di ruang publik digital.

Selain itu, perlu dicatat bahwa berbagai wilayah yang kini dikategorikan sebagai tanah pemerintah (kaminte) pada dasarnya merupakan tanah adat masyarakat Pangururan.

Pembangunan Monumen Sitolu Hae Horbo oleh pemerintah pusat dapat dipandang sebagai bentuk pengakuan resmi atas eksistensi sistem sosial dan peradaban adat yang telah berkembang jauh sebelum kolonialisasi.

Pada periode kolonial, masyarakat lokal juga mengalami penderitaan akibat kerja paksa dalam pembangunan infrastruktur seperti Jalan Tele–Pangururan, Terusan Tano Ponggol, serta pengalihan aliran Sungai Binaga Sioto menuju Pea Raja.

Proyek yang berlangsung sejak awal 1900-an hingga dekade 1920 itu menelan banyak korban jiwa dan mengakibatkan hilangnya sejumlah perkampungan tua.

Kebijakan tersebut diikuti strategi memecah hubungan antarmarga yang berdampak panjang terhadap kohesi sosial masyarakat adat.

Penulis menilai pentingnya mengembalikan pemahaman sejarah secara utuh untuk mencegah terulangnya praktik adu domba dalam bentuk modern, termasuk melalui rekonstruksi tarombo yang tidak berdasar.

Sejarah, menurut penulis, seharusnya dijadikan landasan pembelajaran kolektif, bukan alat mempertajam perpecahan.

Catatan yang kerap disebut dalam diskusi publik menyebut bahwa H.M. Hutagalung, tokoh yang dikaitkan dengan dinamika tersebut, pernah menempati bangunan yang kini berfungsi sebagai rumah dinas Bupati Samosir dan diduga berperan dalam strategi kolonial memengaruhi struktur adat melalui legitimasi Dalihan Natolu dan penyusunan tarombo versi baru. [Bersambung]

Penulis, Hatoguan Sitanggang, adalah Raja Jolo Keturunan Raja Sitempang [Raja Jolo Anak tertua dari Garis keturunannya]

Tags: Era KolonialPecah belah kaum adatsegarisSegaris.coSitolu Hae HorboTabir Sejarah Pangururan
ShareTweetSendShareSharePinSend
ADVERTISEMENT

Berita Lainnya

Buah Pikir

Presiden Prabowo boneka Jokowi?

by Ingot Simangunsong
18 Desember 2025 | 00:29 WIB
0

Oleh | @sabartambunan63_ HAMPIR semua netizen yang peduli politik, percaya bahwa Prabowo adalah bonekanya Jokowi. Iya apa iya??!! Jauh-jauh hari,...

Read more
Buah Pikir

Sejarah Tambak Paromasan dan fenomena penggarap yang tidak beretika

by Ingot Simangunsong
7 Desember 2025 | 19:03 WIB
0

Oleh | Hatoguan Sitanggang TAMBAK Paromasan merupakan salah satu situs sejarah dan cagar budaya yang terletak di antara Desa Lumban...

Read more
Buah Pikir

Belajar mencintai Palestina di PDI Perjuangan, Ara wujudkan cinta melalui Panitia Natal Nasional 2025

by Ingot Simangunsong
29 November 2025 | 17:41 WIB
0

Oleh | Sutrisno Pangaribuan KONFERENSI Waligereja Indonesia (KWI) dan Persekutuan Gereja- gereja di Indonesia (PGI) akan menggeelar perayaan Natal nasional...

Read more
Buah Pikir

Rekam jejak Si Raja Batak

by Ingot Simangunsong
28 November 2025 | 08:46 WIB
0

Oleh  | Hatoguan Sitanggang MENURUT tuturan para tetua Batak, Si Raja Batak (Sori Mangaraja ke-12) melakukan perjalanan sakral menuju Gunung...

Read more
Buah Pikir

Bencana alam Sumut memenuhi status keadaan darurat bencana nasional

by Ingot Simangunsong
27 November 2025 | 20:21 WIB
0

Oleh | Sutrisno Pangaribuan BERDASARKAN keadaan darurat, bencana alam yang terjadi merata di seluruh daerah kabupaten/ kota di Provinsi Sumatera Utara...

Read more
Buah Pikir

Jangan bahas tarombo atau silsilah marga

by Ingot Simangunsong
27 November 2025 | 19:34 WIB
0

Oleh | Hatoguan Sitanggang JANGAN membahas tarombo atau silsilah marga yang tidak diteliti secara ilmiah. Tanpa penelitian para ahli, pembahasan...

Read more

Berita Terbaru

News

Wali Kota gelar Open House Natal, ajak warga perkuat persaudaraan dan kepedulian sosial

27 Desember 2025 | 16:42 WIB
News

KLHK siapkan Sanksi Administratif untuk Pemkab Kudus terkait pengelolaan TPA

27 Desember 2025 | 07:30 WIB
News

Natal PKK Pematangsiantar jadi momentum penguatan nilai keluarga dan kebersamaan

24 Desember 2025 | 08:17 WIB
News

Ahmad Doli: DPP ingin Musda Golkar Sumut berjalan kondusif

23 Desember 2025 | 16:10 WIB
News

Bupati Taput sambut kunjungan Pangdam I/Bukit Barisan di Bandara Silangit

23 Desember 2025 | 11:23 WIB
News

KONI Langkat gelar Bimtek Cabor dan KONI kecamatan, fokus pembinaan atlet dan tata kelola LPJ

22 Desember 2025 | 07:45 WIB
News

Bangun 103 hunian tetap untuk korban bencana, Menteri PKP dan Mendagri lakukan groundbreaking di Tapanuli Utara

22 Desember 2025 | 06:52 WIB
News

Rapimnas I Golkar 2025 usulkan Pilkada melalui DPRD, rumuskan 10 pernyataan politik

21 Desember 2025 | 19:02 WIB
News

Wabup Samosir resmikan Museum Pusaka Batak Toba di Pangururan

19 Desember 2025 | 13:07 WIB
News

Tunggakan pajak kendaraan di Samosir capai 25 ribu unit, Pemkab imbau manfaatkan program pemutihan

19 Desember 2025 | 12:55 WIB
News

Desa Hutapea Banuarea dan Aek Nauli IV harumkan Tapanuli Utara di Jambore Kader Posyandu Sumut

18 Desember 2025 | 14:01 WIB
Buah Pikir

Presiden Prabowo boneka Jokowi?

18 Desember 2025 | 00:29 WIB
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak
  • Saran Pembaca
  • Syarat dan Ketentuan
  • Tentang Segaris.co

©2022-2024 Segaris.co

rotasi barak berita hari ini samosir sinata berita

No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir

©2022-2024 Segaris.co

rotasi barak berita hari ini samosir sinata berita