Segaris.co
Minggu, 25 Mei 2025
No Result
View All Result
No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir
Segaris.co
No Result
View All Result
Segaris.co
No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir
Home Kolom

Menata Suara di 2029 melalui JALUR MARSIADAPARI: gagasan Dasa M. Sinaga, SE

Ingot Simangunsong by Ingot Simangunsong
24 Mei 2025 | 22:31 WIB
in Kolom

Catatan | ingot simangunsong

TAHUN politik 2029, akan menjadi momentum penting bagi seluruh rakyat Indonesia untuk menegaskan kembali arah demokrasi yang bersih, jujur, dan partisipatif.

Di tengah kekhawatiran akan pragmatisme politik yang makin merajalela, muncul satu gagasan segar dari tanah Batak: menata suara melalui jalur marsiadapari—sebuah pendekatan yang digagas oleh tokoh muda berdarah Batak, Dasa M. Sinaga, SE.

Bagi Dasa M. Sinaga, marsiadapari bukan sekadar istilah budaya. Ia adalah fondasi sosial yang harus dibawa masuk ke ruang-ruang pengambilan keputusan politik.

Marsiadapari, yang berarti gotong royong dalam budaya Batak Toba, merupakan cerminan dari semangat kolektif yang telah lama hidup di tengah masyarakat—bekerja bersama, membangun bersama, dan menyelesaikan persoalan bersama.

Dalam berbagai kesempatan, Dasa Sinaga menekankan bahwa suara rakyat tidak boleh hanya dimobilisasi lima tahun sekali.

Suara itu harus tumbuh dari dialog, partisipasi, dan kepercayaan. “Demokrasi harus dibangun dengan hati dan kebersamaan, bukan sekadar angka-angka di bilik suara,” ujar Dasa Sinaga dalam sebuah pertemuan.

Ia mendorong gerakan politik baru yang tidak elitis, yang tidak hanya berkutat di ibu kota, tetapi benar-benar berakar dari desa-desa, dari lumbung suara yang seringkali diabaikan.

Melalui jalur marsiadapari, Dasa Sinaga menawarkan cara baru untuk menata basis dukungan: bukan dengan janji kosong, tetapi dengan kehadiran nyata, kerja nyata, dan keterlibatan warga sejak awal.

Gagasan ini mulai mendapatkan sambutan, terutama di kalangan generasi muda dan komunitas adat. Banyak yang menilai bahwa pendekatan Dasa M. Sinaga adalah jembatan antara nilai-nilai tradisi dan kebutuhan demokrasi modern.

Di saat banyak politisi berlomba membangun citra, Dasa Sinaga justru membangun relasi—relasi yang setara antara rakyat dan calon pemimpin.

Dengan latar belakang pendidikan ekonomi dan pengalaman sosial yang kuat, Dasa Sinaga melihat politik bukan sebagai arena perebutan kekuasaan, melainkan ruang untuk memperkuat gotong royong dan solidaritas antarwarga.

Bagi Dasa Sinaga, politik adalah perpanjangan tangan dari nilai-nilai luhur yang telah diwariskan leluhur.

Menjelang 2029, gagasan marsiadapari yang dibawa Dasa M. Sinaga menjadi oase di tengah padang gurun politik transaksional.

Ia mengingatkan kita semua bahwa suara rakyat harus ditata, bukan dimanipulasi. Dan satu-satunya cara untuk menatanya adalah dengan cara yang kolektif, inklusif, dan bermartabat.

Jika benar kita ingin perubahan, maka sudah saatnya kita tidak hanya memilih pemimpin yang datang membawa janji, tetapi yang datang untuk bergotong royong.

Jadi arah politik

Seperti yang diyakini Dasa M. Sinaga: “Marsiadapari bukan slogan, tapi jalan hidup. Dan itu pula yang harus jadi arah politik kita ke depan.”

Bayangkan jika setiap calon legislatif, kepala daerah, bahkan presiden sekalipun, memulai langkahnya bukan dari pencitraan semata, melainkan dari proses marsiadapari—datang ke kampung-kampung, berdiskusi dengan warga, mendengar keluhan petani, guru, buruh, dan pelaku UMKM.

Proses ini mungkin melelahkan, tapi inilah esensi demokrasi: membangun dari bawah, bukan sekadar memoles dari atas.

Marsiadapari juga memberi pelajaran penting: tidak ada yang bisa maju sendirian. Kemenangan politik sejati adalah saat semua orang merasa menjadi bagian dari perubahan.

Oleh karena itu, menata suara di 2029 bukan sekadar strategi politik, tetapi gerakan sosial yang melibatkan seluruh elemen masyarakat.

Kita perlu membangun ruang-ruang pertemuan, memperkuat organisasi masyarakat, dan menciptakan iklim politik yang sehat—semua itu hanya mungkin jika dijalankan dalam semangat marsiadapari.

Demokrasi bukan kompetisi individu, melainkan kolaborasi kolektif. Saatnya rakyat bergotong royong, bukan sekadar memilih, tapi menentukan arah bangsa bersama-sama.

2029 adalah peluang. Jangan biarkan ia berlalu begitu saja. Mari menata suara lewat jalur marsiadapari—karena bangsa besar dibangun dari semangat kebersamaan yang sederhana, namun kuat.

Penulis, Ingot Simangunsong, Pimpinan Redaksi Mediaonline Segaris.co

 

Tags: BatakDasa SinagaMarsiadapariMenataPolitiksegarisSegaris.coToba
ShareTweetSendShareSharePinSend
ADVERTISEMENT

Berita Lainnya

Kolom

TBC si penyakit “tiga huruf” bangkit lagi

by Ingot Simangunsong
16 Mei 2025 | 06:18 WIB
0

Catatan | ingot simangunsong TBC ... di Indonesia populer dengan sebutan penyakit "tiga huruf". Sudah berpuluhan tahun, penyakit ini tidak...

Read more
Kolom

GURU TIDAK TETAP, pengabdian dengan gaji minim tanpa tunjangan

by Ingot Simangunsong
1 Mei 2025 | 09:40 WIB
0

catatan | ingot simangunsong GURU Tidak Tetap (GTT) adalah guru yang belum berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan biasanya diangkat oleh...

Read more
Kolom

JURNALIS SAMPAH… memaknai sebagai kiasan

by Ingot Simangunsong
30 April 2025 | 09:10 WIB
0

catatan | ingot simangunsong JURNALIS dan sampah. Dua kata ini jika berdiri sendiri - sendiri, tidak memiliki hubunggan apa -...

Read more
Kolom

Asas praduga tidak bersalah dan trial by social media

by Ingot Simangunsong
29 April 2025 | 20:34 WIB
0

Catatan | ingot simangunsong DALAM sistem hukum pidana Indonesia, asas praduga tak bersalah merupakan prinsip fundamental yang menjamin setiap orang...

Read more
Kolom

Politik akomodasi… keunggulan dan kelemahannya

by Ingot Simangunsong
14 April 2025 | 15:36 WIB
0

  catatan | ingot simangunsong PRABAWO SUBIANTO -- Presiden Republik Indonesia yang juga Ketua Umum DPP Partai Gerindra -- menjalani...

Read more
Kolom

Negara makmur berkat kepemimpinan yang beradab

by Ingot Simangunsong
13 April 2025 | 08:21 WIB
0

Catatan | ingot simangunsong KEKUASAAN menghasilkan uang. Uang akan menghasilkan kekuasaan - kekuasaan lainnya, yang semakin memperbanyak tumpukan uang (harta...

Read more

Berita Terbaru

Kolom

Menata Suara di 2029 melalui JALUR MARSIADAPARI: gagasan Dasa M. Sinaga, SE

24 Mei 2025 | 22:31 WIB
News

Pemko Pematangsiantar dukung diskusi publik PIKI: Bahas masa lalu, kini, dan masa depan kota

24 Mei 2025 | 17:03 WIB
News

Pemkab Samosir raih Opini WTP ke-8 berturut-turut dari BPK RI

24 Mei 2025 | 16:50 WIB
Tak Berkategori

Pemko Pematangsiantar tanam padi serentak, Wali Kota dorong kesejahteraan petani lewat bantuan benih unggul

23 Mei 2025 | 15:07 WIB
News

Liswati Silalahi tegaskan tak ada pungutan biaya dalam perpisahan murid PAUD Kelurahan

23 Mei 2025 | 13:50 WIB
News

Wali Kota dukung penuh Musda PD Muslimat Al Washliyah Pematangsiantar

22 Mei 2025 | 21:18 WIB
News

Ketua TP PKK Pematangsiantar ajak perempuan ikuti IVA Test untuk deteksi dini kanker serviks

21 Mei 2025 | 13:11 WIB
News

Pemkab Samosir tegaskan pupuk bersubsidi bak boleh dijual di atas HET,ncaman sanksi mengintai kios nakal

21 Mei 2025 | 09:42 WIB
News

Peringatan Harkitnas ke-117 di Pematangsiantar: Momentum Meneguhkan Semangat Bangsa

20 Mei 2025 | 12:13 WIB
News

Bung Karno: “Kalau saya melawan nanti perang saudara”

20 Mei 2025 | 05:49 WIB
News

ASTA Institute luncurkan buku panduan “Transformasi daerah menuju Indonesia Emas 2045”

20 Mei 2025 | 04:22 WIB
News

ASN Pematangsiantar dapat pembekalan Pasar Modal dari BEI dan OJK

19 Mei 2025 | 12:55 WIB
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak
  • Saran Pembaca
  • Syarat dan Ketentuan
  • Tentang Segaris.co

©2022-2024 Segaris.co

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir

©2022-2024 Segaris.co

rotasi barak berita hari ini danau toba