Segaris.co
Kamis, 20 November 2025
No Result
View All Result
No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir
Segaris.co
No Result
View All Result
Segaris.co
No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir
Home Kolom

Politik akomodasi… keunggulan dan kelemahannya

Ingot Simangunsong by Ingot Simangunsong
14 April 2025 | 15:36 WIB
in Kolom
ADVERTISEMENT

 

catatan | ingot simangunsong

PRABAWO SUBIANTO — Presiden Republik Indonesia yang juga Ketua Umum DPP Partai Gerindra — menjalani roda pemerintahannya 5 tahun ke depan, dengan konsep POLITIK AKOMODASI.

Konsep ini dipopulerkan paska bertemunya Prabowo Subianto dengan Ketua Umum DPP PDI-Perjuangan, Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Senin (07/04/2025).

Bagaimana sejarah konsep ini bertumbuh. Siapa konseptornya? Ini paparannya disampaikan Segaris.co.

POLITIK AKOMODASI pertama kali berkembang dalam konteks sejarah politik di negara-negara yang memiliki masyarakat majemuk atau multikultural, terutama setelah Perang Dunia II.

Namun, secara konsep, akar dari politik akomodasi bisa ditelusuri lebih jauh ke dalam teori-teori pluralisme dan konsosiasionalisme.

Berikut penjelasan ringkasnya:

1. Kapan dan di mana pertama kali berkembang

Politik akomodasi secara teoritis berkembang pada pertengahan abad ke-20, dan salah satu negara yang menjadi contoh awal penerapannya adalah Belanda, kemudian diikuti oleh Swiss, Austria, dan Lebanon.

Konsep ini semakin dikenal melalui teori “demokrasi konsosiasional” (consociational democracy) yang dikembangkan oleh ilmuwan politik Arend Lijphart pada tahun 1969.

2. Apa itu politik akomodasi?

Politik akomodasi adalah strategi politik yang digunakan untuk mengelola keberagaman (etnis, agama, budaya, bahasa, dll.) dalam satu negara dengan cara memberi ruang kepada berbagai kelompok untuk berpartisipasi dalam kekuasaan, mencegah dominasi satu kelompok atas yang lain.

3. Ciri utama politik akomodasi:

Pemerintahan koalisi besar lintas kelompok

Otonomi kelompok dalam hal tertentu

Proporsionalitas dalam representasi politik dan birokrasi

Veto bagi kelompok minoritas dalam keputusan penting

4. Contoh negara:

Belanda: Melalui sistem pilarisasi (pillarization) yang membagi masyarakat ke dalam kelompok berdasarkan agama dan ideologi.

Swiss: Dengan membagi kekuasaan antar kelompok berbahasa Jerman, Prancis, Italia, dan Romansh.

Lebanon: Melalui sistem pembagian jabatan politik berdasarkan agama (misalnya presiden harus Maronit, perdana menteri Sunni, ketua parlemen Syiah).

**************

POLITIK AKOMODASI adalah strategi dalam dunia politik untuk meredakan konflik atau perbedaan dengan cara mengakomodasi kepentingan berbagai pihak atau kelompok.

Berikut kelebihan dan kekurangannya:

Kelebihan politik akomodasi:

Mencegah Konflik Sosial dan Politik:

Politik akomodasi dapat meredakan ketegangan antar kelompok yang berbeda pandangan, suku, agama, atau ideologi.

Meningkatkan Stabilitas Nasional:

Dengan mengakomodasi semua pihak, pemerintahan bisa menciptakan suasana politik yang lebih tenang dan stabil.

Menjamin Representasi Kelompok Minoritas:

Politik akomodasi membuka ruang partisipasi bagi kelompok-kelompok yang sebelumnya terpinggirkan dalam proses pengambilan kebijakan.

Mendorong Konsensus dan Kerjasama:

Akomodasi membuka dialog dan kompromi sehingga keputusan politik lebih inklusif.

Menunjukkan Sikap Toleran dan Demokratis:

Negara atau pemerintahan tampak lebih terbuka terhadap keragaman aspirasi masyarakat.

Kekurangan politik akomodasi:

Rawan Transaksi Politik atau Politik Balas Budi:

Akomodasi bisa berubah menjadi pembagian kekuasaan yang berdasarkan kepentingan, bukan kompetensi.

Bisa Mengaburkan Akuntabilitas:

Dalam upaya merangkul semua pihak, pemerintah bisa kehilangan ketegasan dan arah kebijakan yang jelas.

Menghambat Reformasi:

Kompromi yang terlalu jauh bisa menghambat perubahan struktural yang diperlukan.

Menumbuhkan Politik Identitas yang Eksploitatif:

Kelompok tertentu bisa menggunakan politik akomodasi untuk terus menekan atau menuntut tanpa komitmen terhadap kepentingan bersama.

Ketidakefisienan dalam Pengambilan Keputusan:

Proses kompromi yang panjang bisa memperlambat pengambilan keputusan penting.

Penulis, pimpinan redaksi Segaris.co

Tags: AkomodasiPolitikPrabowo SubiantosegarisSegaris.co
ShareTweetSendShareSharePinSend
ADVERTISEMENT

Berita Lainnya

Kolom

“60 tahun Implan Gigi: Antara harapan senyum indah dan kisah yang tak terungkap”

by Ingot Simangunsong
20 Oktober 2025 | 15:22 WIB
0

Catatan  | Ingot Simangunsong SEJAK 1965, ketika Prof. Per-Ingvar Brånemark dari Swedia pertama kali berhasil menanam implan gigi titanium pada...

Read more
Kolom

Bukan dari Amerika, tapi dari Swedia! Ini penemu Implan Gigi Pertama di Dunia!

by Ingot Simangunsong
20 Oktober 2025 | 14:50 WIB
0

Oleh | Ingot Simangunsong METODE implan gigi (dental implant) pertama kali diperkenalkan secara ilmiah dan berhasil diterapkan di dunia kedokteran...

Read more
Kolom

Tak sekadar tren, ini risiko di balik IMPLAN GIGI

by Ingot Simangunsong
20 Oktober 2025 | 14:20 WIB
0

Catatan | Ingot Simangunsong BEBERAPA faktor yang mendorong peningkatan popularitas pemasangan implan gigi: Kemajuan teknologi kedokteran gigi: Misalnya di RS Pondok Indah...

Read more
Kolom

Asal-usul, dan proses pengajuan RUU Perampasan Aset

by Ingot Simangunsong
10 Oktober 2025 | 06:21 WIB
0

Oleh | Ingot Simangunsong RANCANGAN Undang-Undang (RUU) tentang Perampasan Aset tidak lahir dari satu individu tertentu, melainkan melalui proses panjang...

Read more
Kolom

Fenomena pejabat tinggi negara berdebat di Media Sosial: Antara transparansi dan krisis Etika Publik

by Ingot Simangunsong
7 Oktober 2025 | 13:28 WIB
0

Oleh | Ingot Simangunsong DALAM beberapa tahun terakhir, ruang publik Indonesia semakin bising oleh perdebatan para pejabat tinggi negara di...

Read more
Kolom

bukan POLITIK KEBERANIAN

by Ingot Simangunsong
5 Oktober 2025 | 10:35 WIB
0

Oleh | Ingot Simangunsong KETIDAKTEGASAN para pimpinan partai politik dalam mengesahkan RUU Perampasan Aset telah membuka wajah asli politik kita:...

Read more

Berita Terbaru

News

Kasus TS mandek di Kejari Samosir, publik pertanyakan penundaan pelimpahan perkara

20 November 2025 | 12:40 WIB
News

Ratusan murid TK Kartika IV-3 ikuti edukasi kebakaran di markas Damkar Lhokseumawe

20 November 2025 | 08:07 WIB
News

Kapolda Aceh dorong penguatan sinergi dan iklim investasi aman di Pidie Jaya

20 November 2025 | 06:32 WIB
News

Pemkab Taput gandeng YGPN tingkatkan kapasitas guru di era kecerdasan buatan

19 November 2025 | 12:37 WIB
News

Kapolda Aceh tegaskan penguatan pembinaan personel berbasis nilai keislaman dan kearifan lokal

19 November 2025 | 07:19 WIB
News

Raker MAA 2025 rumuskan enam rekomendasi strategis penguatan adat Aceh

18 November 2025 | 16:55 WIB
News

Muspika Tangse dan KPA gelar silaturahmi kebangsaan, teguhkan komitmen perawat perdamaian Aceh

18 November 2025 | 07:49 WIB
News

Bupati Taput tekankan peran strategis kepala sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan

18 November 2025 | 07:32 WIB
News

Kapolda Aceh resmikan pembangunan joging track dan tinjau proyek sarpras SIM di Bener Meriah

17 November 2025 | 19:13 WIB
Buah Pikir

Gubernur dan DPRD Sumut melanggar ketentuan paripurna pengajuan Ranperda

17 November 2025 | 17:53 WIB
News

Kapolda Aceh tinjau kinerja Polres Bener Meriah, tekankan stabilitas keamanan dan reformasi birokrasi

17 November 2025 | 17:29 WIB
News

Pemkab Taput apresiasi persetujuan DPRD atas Ranperda Perubahan Struktur Perangkat Daerah

17 November 2025 | 15:06 WIB
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak
  • Saran Pembaca
  • Syarat dan Ketentuan
  • Tentang Segaris.co

©2022-2024 Segaris.co

rotasi barak berita hari ini samosir sinata berita

No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir

©2022-2024 Segaris.co

rotasi barak berita hari ini samosir sinata berita