Segaris.co
Kamis, 6 November 2025
No Result
View All Result
No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir
Segaris.co
No Result
View All Result
Segaris.co
No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir
Home Kolom

Sejarah Sinterklas: dari Santo Nikolas hingga ikon mendunia

Ingot Simangunsong by Ingot Simangunsong
9 Desember 2024 | 21:34 WIB
in Kolom
ADVERTISEMENT

catatan | INGOT SIMANGUNSONG

SINTERKLAS adalah salah satu tokoh yang sangat populer saat perayaan Natal di seluruh dunia.

Sosoknya, dengan jubah merah, janggut putih, dan tas penuh hadiah, sering dikaitkan dengan keceriaan dan keajaiban musim liburan.

Namun, tahukah Anda bahwa figur Sinterklas memiliki sejarah panjang yang berakar pada kehidupan seorang santo dari abad ke-4?

Asal-usul Santo Nikolas

SINTEEKLAS berasal dari kisah nyata Santo Nikolas, seorang uskup dari Myra (kini bagian dari Turki) yang hidup pada abad ke-4.

Santo Nikolas dikenal sebagai orang yang sangat murah hati, terutama kepada anak-anak dan orang miskin.

Salah satu kisah paling terkenal adalah ketika ia membantu seorang ayah miskin dengan memberikan emas sebagai mas kawin untuk putrinya agar mereka dapat menikah dan terhindar dari perbudakan.

Keajaiban dan kedermawanan Santo Nikolas membuatnya dihormati sebagai pelindung anak-anak, pelaut, dan orang-orang dalam kesulitan.

Setelah wafatnya, reputasinya terus berkembang, dan ia dihormati di banyak negara Eropa, terutama Belanda.

HATOGUAN SITANGGANG, jurnalis Segaris.co sukses antar putrinya raih SARJANA HUKUM

Transformasi ke Sinterklas

DI Belanda, Santo Nikolas dikenal sebagai Sinterklaas. Ia dirayakan setiap tanggal 5 Desember pada malam Sinterklaasavond, di mana ia membawa hadiah untuk anak-anak.

Ketika para imigran Belanda membawa tradisi ini ke Amerika pada abad ke-17, sosok Sinterklaas perlahan berubah menjadi Santa Claus.

Pada awal abad ke-19, seorang penyair Amerika bernama Clement Clarke Moore menulis puisi terkenal berjudul A Visit from St. Nicholas atau yang lebih dikenal sebagai The Night Before Christmas.

Dalam puisi ini, Santa Claus digambarkan sebagai pria ceria yang mengendarai kereta salju yang ditarik oleh delapan rusa kutub, memperkuat citra modern Sinterklas sebagai pembawa hadiah.

Popularitas mendunia

Citra Santa Claus modern seperti yang kita kenal sekarang dipopulerkan oleh ilustrator Amerika, Haddon Sundblom, dalam kampanye iklan Coca-Cola tahun 1930-an.

Dalam iklan tersebut, Santa Claus digambarkan sebagai pria bertubuh besar dengan pakaian merah cerah yang menjadi ikon global.

Melalui media, film, dan musik, popularitas Santa Claus terus meluas ke seluruh dunia.

Meskipun setiap negara memiliki tradisi Natal yang unik, citra Santa Claus sebagai simbol kebaikan, keajaiban, dan keceriaan tetap menjadi bagian integral dari perayaan Natal.

Kesimpulan

Dari Santo Nikolas yang penuh kedermawanan di abad ke-4 hingga menjadi ikon Natal modern, Sinterklas adalah sosok yang menginspirasi orang untuk berbagi kebaikan.

Sejarahnya mencerminkan evolusi tradisi dan budaya yang menyatukan nilai-nilai universal tentang kasih sayang dan kebahagiaan.

Dengan peran yang terus berkembang dalam berbagai budaya, Sinterklas tetap menjadi simbol Natal yang mengajarkan pentingnya memberi dan saling peduli, menjadikannya figur yang dicintai di seluruh dunia.

********

Alasan historis dan budaya di balik Sinterklas dengan kreta kencana emas ditarik Rusa

SINTERKLAS diidentikkan dengan kereta kencana emas yang ditarik oleh rusa karena evolusi tradisi, cerita rakyat, dan pengaruh budaya dari berbagai wilayah yang menciptakan citra ikonik ini.

Berikut adalah alasan historis dan budaya di balik asosiasi tersebut:

1. Inspirasi dari tradisi Eropa

Kereta Kencana: Dalam cerita rakyat, kereta yang mewah sering melambangkan status, kemuliaan, atau keajaiban. Kereta kencana emas yang digunakan oleh Sinterklas mencerminkan keagungan dan sifatnya sebagai pembawa kebaikan.

Rusa sebagai penarik kereta: Rusa kutub merupakan hewan khas daerah bersalju seperti Skandinavia, yang merupakan asal-usul banyak tradisi Natal. Mereka dianggap kuat, cepat, dan mampu melintasi lanskap bersalju, menjadikannya simbol ideal untuk kereta Sinterklas.

2. Peran puisi dan literatur modern

Puisi terkenal Clement Clarke Moore, A Visit from St. Nicholas (1823), memainkan peran penting dalam menciptakan citra modern Santa Claus.

Puisi ini menggambarkan Santa yang mengendarai kereta salju kecil yang ditarik oleh delapan rusa kutub, masing-masing diberi nama seperti Dasher, Dancer, Prancer, dan lainnya. Gambaran ini menjadi sangat populer dan menyebar luas di Amerika dan Eropa.

3. Kampanye Komersial

Pada awal abad ke-20, ilustrator seperti Haddon Sundblom memperkuat citra Santa Claus melalui kampanye iklan, termasuk yang menampilkan kereta kencana dan rusa.

Warna emas dan dekorasi kereta menambah kesan mewah dan ajaib, mencerminkan suasana Natal yang hangat dan penuh harapan.

4. Simbol keajaiban dan kemurahan hati

Kereta kencana emas melambangkan kemewahan, keajaiban, dan kemurahan hati yang diasosiasikan dengan Sinterklas.

Sementara itu, rusa kutub melengkapi elemen magis dalam cerita ini dengan kemampuan mereka terbang dan membawa hadiah ke seluruh dunia dalam semalam.

5. Pengaruh budaya populer

Film, lagu, dan ilustrasi terus memperkuat citra ini. Lagu Natal seperti Rudolph the Red-Nosed Reindeer menambah cerita tentang rusa Santa, menciptakan karakter dan hubungan emosional dengan sosok Sinterklas.

Kombinasi cerita rakyat, tradisi Kristen, puisi modern, dan pengaruh budaya populer menjadikan kereta kencana emas yang ditarik rusa sebagai simbol universal dari Sinterklas.

Elemen-elemen ini menciptakan gambaran magis yang menggambarkan Sinterklas sebagai sosok yang membawa kegembiraan, hadiah, dan keajaiban Natal ke seluruh dunia.

 

Pencatat, INGOT SIMANGUNSONG, Pimpinan Redaksi Segaris.co

 

Tags: EmasKencanaKeretaKereta KencanaNatalRusasegarisSegaris.coSinterklas
ShareTweetSendShareSharePinSend
ADVERTISEMENT

Berita Lainnya

Kolom

“60 tahun Implan Gigi: Antara harapan senyum indah dan kisah yang tak terungkap”

by Ingot Simangunsong
20 Oktober 2025 | 15:22 WIB
0

Catatan  | Ingot Simangunsong SEJAK 1965, ketika Prof. Per-Ingvar Brånemark dari Swedia pertama kali berhasil menanam implan gigi titanium pada...

Read more
Kolom

Bukan dari Amerika, tapi dari Swedia! Ini penemu Implan Gigi Pertama di Dunia!

by Ingot Simangunsong
20 Oktober 2025 | 14:50 WIB
0

Oleh | Ingot Simangunsong METODE implan gigi (dental implant) pertama kali diperkenalkan secara ilmiah dan berhasil diterapkan di dunia kedokteran...

Read more
Kolom

Tak sekadar tren, ini risiko di balik IMPLAN GIGI

by Ingot Simangunsong
20 Oktober 2025 | 14:20 WIB
0

Catatan | Ingot Simangunsong BEBERAPA faktor yang mendorong peningkatan popularitas pemasangan implan gigi: Kemajuan teknologi kedokteran gigi: Misalnya di RS Pondok Indah...

Read more
Kolom

Asal-usul, dan proses pengajuan RUU Perampasan Aset

by Ingot Simangunsong
10 Oktober 2025 | 06:21 WIB
0

Oleh | Ingot Simangunsong RANCANGAN Undang-Undang (RUU) tentang Perampasan Aset tidak lahir dari satu individu tertentu, melainkan melalui proses panjang...

Read more
Kolom

Fenomena pejabat tinggi negara berdebat di Media Sosial: Antara transparansi dan krisis Etika Publik

by Ingot Simangunsong
7 Oktober 2025 | 13:28 WIB
0

Oleh | Ingot Simangunsong DALAM beberapa tahun terakhir, ruang publik Indonesia semakin bising oleh perdebatan para pejabat tinggi negara di...

Read more
Kolom

bukan POLITIK KEBERANIAN

by Ingot Simangunsong
5 Oktober 2025 | 10:35 WIB
0

Oleh | Ingot Simangunsong KETIDAKTEGASAN para pimpinan partai politik dalam mengesahkan RUU Perampasan Aset telah membuka wajah asli politik kita:...

Read more

Berita Terbaru

News

Muhammadiyah Aceh Timur perkuat kerjasama dengan Bupati

5 November 2025 | 19:50 WIB
Buah Pikir

#savehakimkhamozaro

5 November 2025 | 19:37 WIB
Buah Pikir

Tiga Harajaon Sitanggang, Naibaho, dan Simbolon jadi penopang tata adat Sitolu Hae Horbo

5 November 2025 | 17:21 WIB
News

Gelar Apel Kesiapsiagaan Tanggap Darurat Bencana 2025, Wakapolda Aceh: “Kita harus selalu waspada”

5 November 2025 | 14:50 WIB
News

Kapolda Aceh pimpin apel kesiapsiagaan tanggap darurat bencana

5 November 2025 | 13:46 WIB
News

Tanpa izin resmi, Reklamasi Pantai dan Galian C di Samosir berjalan terbuka

5 November 2025 | 11:51 WIB
PENDIDIKAN

“Kuliah Malam” di Tarutung, bahas mutu pendidikan dan tantangan guru di Tapanuli Utara

5 November 2025 | 10:18 WIB
News

Koperasi Syariah Merah Putih Lam Lumpu siap beroperasi di Pekan Bada

5 November 2025 | 09:46 WIB
Buah Pikir

Situs Paromasan jejak keagungan dan spiritualitas leluhur Batak di Pangururan

5 November 2025 | 06:19 WIB
Buah Pikir

“Menapak jejak Raja Sitempang: Warisan kearifan leluhur di tanah Samosir”

4 November 2025 | 20:27 WIB
News

Sidang lapangan sengketa situs Hariara Sigurdung, Hatoguan Sitanggang: “Penerbitan sertifikat sarat praktik mafia tanah”

4 November 2025 | 16:38 WIB
News

Wali Kota Pematangsiantar ikuti Rakor Pengendalian Inflasi dan Evaluasi Program 3 Juta Rumah

4 November 2025 | 14:12 WIB
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak
  • Saran Pembaca
  • Syarat dan Ketentuan
  • Tentang Segaris.co

©2022-2024 Segaris.co

rotasi barak berita hari ini samosir sinata berita

No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir

©2022-2024 Segaris.co

rotasi barak berita hari ini samosir sinata berita