Segaris.co
Rabu, 16 Juli 2025
No Result
View All Result
No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir
Segaris.co
No Result
View All Result
Segaris.co
No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir
Home Buah Pikir
Sutrisno Pangaribuan, Jubir TPD Ganjar- Mahfud SUMUT

Sutrisno Pangaribuan, Jubir TPD Ganjar- Mahfud SUMUT

Jokowi, LANJUTKAN DRAMA dan SINETRON POLITIK!

Ingot Simangunsong by Ingot Simangunsong
10 November 2023 | 22:23 WIB
in Buah Pikir
ADVERTISEMENT

Oleh | Sutrisno Pagaribuan

SEBAGAI pecinta musik rock, barangkali Presiden Joko Widodo (Jokowi) lupa, bahwa vocalis group band rock senior, God Bless, Ahmad Albar, pernah mempopulerkan lagu “Panggung Sandiwara.”

Lagu tersebut menjelaskan bahwa dunia ini panggung sandiwara, yang ceritanya mudah berubah. Semua akan berubah seiring waktu dan sesuai kepentingan atau kebutuhannya, baik cepat mau pun lambat.

Maka pernyataan Jokowi yang disampaikan dalam sambutan di HUT ke-49 Partai Golkar tentang politik yang diwarnai drama, drakor, dan sinetron adalah benar.

Bahkan salah seorang sutradara sekaligus aktor paling sukses, adalah Jokowi sendiri. Jokowi yang mengatakan bahwa anak-anaknya tidak tertarik politik, nyatanya hari ini anak dan menantunya wali kota. Putra bungsunya jadi ketum partai, dan salah satu putranya kini jadi bakal cawapres.

Drama Jokowi dengan anak dan menantunya sebenarnya hal biasa dan lazim terjadi. Tidak ada politisi yang tidak melakukan drama demi meraih dan mempertahankan posisi politiknya.

Aksi Jokowi bertanya nama- nama ikan, nama- nama suku, dan bagi-bagi sepeda adalah drama. Kunjungan ke daerah yang jalannya rusak, hingga masuk gorong- gorong adalah sinetron. Semua bentuk drama, drakor, dan sinetron politik Jokowi tersebut sama sekali bukan tentang gagasan maupun ide, namun tentang perasaan.

Jokowi memainkan peran dalam drama berjudul presiden merakyat, dalam sinetron pemimpin tak berjarak. Drakor kunjungi jalan rusak berbuah pembangunan patung pun sempurna dilakoni demi citra diri peduli.

Akan tetapi semua itu sah dan mungkin terjadi di dalam politik. Sebab semua politisi memang harus bermain peran dalam drama, sinetron demi citra diri bersih, peduli, merakyat, dan tak berjarak. Drama dan sinetron dimainkan pun demi menggugah perasaan, terutama perasaan orang biasa, rakyat.

Drama Jokowi yang menggugah perasaan orang biasa lah yang membuat Jokowi terpilih, bukan karena besarnya ide dan gagasannya.

Sinetron Jokowi dengan lakon orang biasalah yang menggugah perasaan rakyat sehingga memilih wong deso, Jokowi bukan memilih anak menteri, mantan menantu presiden, Prabowo Subianto.

Maka sambutan Jokowi yang menyebut politik akhir-akhir ini dipenuhi drama, sinetron, drakor adalah apresiasi Jokowi terhadap para pihak yang berhasil meniru cara Jokowi, bukan ejekan apalagi hinaan.

Maka para politisi yang sedang main drama dan sinetron tidak perlu reaktif terhadap pernyataan Jokowi. Sebab Jokowi sedang menjelaskan cara sukses dalam politik, menang dalam 5 kali pemilihan bagi dirinya, dan 2 pemilihan bagi anak dan menantunya.

Jokowi menjadi sutradara sekaligus aktor drama dan sinetron politik paling sukses dalam sejarah Indonesia hingga saat ini. Sehingga ada parpol rasa relawan, dan relawan rasa parpol, berbaris tegak lurus dan bersumpah setia kepada Jokowi.

Jokowi “setara” dengan Soekarno, bahkan lebih, sebab Soekarnoisme lahir pasca Bung Karno wafat, sementara Jokowisme muncul saat Jokowi masih hidup.

Patung Soekarno dibangun jauh setelah sang Proklamator mangkat, sementara patung Jokowi kini dibangun di desa kecil, jauh dari ibukota, saat Jokowi masih sibuk menilai sinetron dan drama politik.

Satu-satunya drama dan sinetron politik yang saatnya dihentikan, tutup buku adalah drama politik KTA PDI-P Gibran dan Bobby. Sebab drakor tersebut tidak penting dan tidak menggugah perasaan rakyat.

Persoalan KTA sejatinya urusan rumah tangga PDI-P dan kadernya, bukan urusan publik. Jika sudah jelas terjadi pelanggaran aturan dan ketentuan partai, Gibran dan Bobby dapat diberi sanksi dari sanksi terendah hingga tertinggi, dipecat.

Dan jika sudah dipecat, tidak perlu lagi ada drama pengembalian KTA, sebab KTA tersebut dapat dijadikan penanda kenangan. Atau sewaktu-waktu diaktifkan atau digunakan kembali seperti para kader yang pernah dipecat, namun kini aktif jadi caleg PDI-P.

Mari terus bermain politik riang gembira dengan drama dan sinetron terbaik demi citra sederhana. Untuk meraih perasaan rakyat dengan semua suka dukanya, dengan semua beban-bebannya.

 

Penulis, Sutrisno Pangaribuan, adalah kader PDI-P dan Presidium GaMa Centre

 

Tags: BobbyDramaGibranJokowiPolitiksegarisSegaris.co
ShareTweetSendShareSharePinSend
ADVERTISEMENT

Berita Lainnya

Buah Pikir

Tolak KEK Kawasan Danau Toba

by Ingot Simangunsong
15 Juli 2025 | 19:11 WIB
0

Oleh | Sutrisno Pangaribuan BERDASARKAN Peraturan Presiden (Perpres) No. 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-...

Read more
Tak Berkategori

Pantai Lagundi Samosir terlantar, Pemkab Samosir TUTUP MATA

by Ingot Simangunsong
28 Juni 2025 | 23:59 WIB
0

Oleh | Moses Pagabe Siallagan dan Zita Nadia Gultom PANTAI Lagundi, salah satu destinasi wisata yang dahulu dikenal akan pasir...

Read more
Buah Pikir

Lelaki beranting, ini arti di baliknya

by Ingot Simangunsong
27 Mei 2025 | 03:22 WIB
0

PEMATANGSIANTAR -- SEGARIS.CO -- LAKI-LAKI yang mengenakan anting-anting di telinga kiri atau kanan, sering memunculkan berbagai makna tergantung pada budaya,...

Read more
Buah Pikir

Buku Cetak vs Buku Digital: Kelebihan dan kelemahan

by Ingot Simangunsong
2 April 2025 | 09:01 WIB
0

  Catatan | ingot simangunsong DI era digital saat ini, buku cetak dan buku digital menjadi dua pilihan utama bagi...

Read more
Buah Pikir

Pojokan: Zona aman atau tanda ketertutupan?

by Ingot Simangunsong
1 April 2025 | 16:33 WIB
0

Oleh | Ingot Simangunsong SETIAP orang sering memilih duduk di pojokan karena beberapa alasan psikologis dan praktis: Rasa Aman dan...

Read more
Buah Pikir

Menjaga netralitas pendidikan dari politisasi: Tanggung jawab bersama

by Ingot Simangunsong
2 Februari 2025 | 13:54 WIB
0

Oleh | Zita Nadia GultomPendidikan merupakan hak fundamental bagi setiap warga negara Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 31 Undang-Undang Dasar...

Read more

Berita Terbaru

News

Wabup Samosir Ariston Tua Sidauruk sampaikan Nota Pengantar Perubahan KUA-PPAS dan RPJMD

16 Juli 2025 | 06:17 WIB
Buah Pikir

Tolak KEK Kawasan Danau Toba

15 Juli 2025 | 19:11 WIB
News

Wali Kota Wesly Silalahi apresiasi USI cetak SDM unggul dan berintegritas

15 Juli 2025 | 17:29 WIB
News

Sekjen UEM Pdt Dr Andar Parlindungan Pasaribu temui Wali Kota Pematangsiantar, bahas program lintas iman dan pemberdayaan komunitas

14 Juli 2025 | 13:09 WIB
News

Hari terakhir Siantar Culture Show 2025 dimeriahkan Car Free Day dan Fun Gowes

13 Juli 2025 | 12:20 WIB
News

Siantar Culture Show 2025 dibuka, Wali Kota dorong event menuju skala nasional

12 Juli 2025 | 13:26 WIB
News

Wali Kota Pematangsiantar hadiri pelantikan Togap Simangunsong sebagai Sekda Sumut

12 Juli 2025 | 08:49 WIB
News

Dispar dan KORMI gelar senam sehat bersama ASN di Lapangan Adam Malik

11 Juli 2025 | 14:31 WIB
News

Pemko Pematangsiantar siapkan Pasar Murah untuk kendalikan harga beras

10 Juli 2025 | 21:58 WIB
Tak Berkategori

Delapan Legislator Sumut Dapil 10 tolak konversi Kebun Teh ke Sawit di Simalungun

10 Juli 2025 | 20:54 WIB
News

Festival Wisata Edukasi Leluhur Batak Rumahela 2025 ditutup, Pemkab Samosir komit lestarikan budaya

10 Juli 2025 | 12:19 WIB
News

Musrenbang RPJMD Samosir 2025–2029 dibuka, fokus pada pembangunan inklusif dan berkelanjutan

10 Juli 2025 | 08:33 WIB
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak
  • Saran Pembaca
  • Syarat dan Ketentuan
  • Tentang Segaris.co

©2022-2024 Segaris.co

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir

©2022-2024 Segaris.co

rotasi barak berita hari ini danau toba