Segaris.co
Senin, 8 Desember 2025
No Result
View All Result
No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir
Segaris.co
No Result
View All Result
Segaris.co
No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir
Home Buah Pikir

Sejarah Tambak Paromasan dan fenomena penggarap yang tidak beretika

Ingot Simangunsong by Ingot Simangunsong
7 Desember 2025 | 19:03 WIB
in Buah Pikir
ADVERTISEMENT

Oleh | Hatoguan Sitanggang

TAMBAK Paromasan merupakan salah satu situs sejarah dan cagar budaya yang terletak di antara Desa Lumban Pinggol, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir.

Kawasan ini memiliki nilai sakral yang sangat tinggi bagi tiga marga besar Sitanggang, Naibaho, dan Simbolon, yang sejak dahulu kala membentuk pranata sosial adat Dalihan Na Tolu dan menetap di wilayah Pangururan.

Asal usul Paromasan

Pada masa para leluhur ketiga marga besar itu, Paromasan dibangun sebagai tempat penyimpanan tulang belulang (patakkok saring-saring) nenek moyang Sitanggang, Naibaho, dan Simbolon.

Tempat ini berfungsi sebagai lokasi pemakaman adat istimewa, yang diperlakukan dengan penuh penghormatan dalam tradisi horja bius.

Sebelum pelaksanaan horja bius, ketiga marga besar memiliki struktur sohe atau pembagian marga sebagai berikut: Tanjabau, Pangadatan, Pangulu Oloan, Malau Pase, Naibaho (Naibaho Sitakkaren, Naibaho Siahaan, Naibaho Hutaparik, Naibaho Sidauruk dan Panturi, serta Naibaho Siagian), Simbolon (Simbolon Pande, Simbolon Tuan, Tamba, Nadeak Simarmata, Saeng, dan Silalahi).

Dari keseluruhan pembagian tersebut, terdapat 13 tupuk atau perangkat adat yang mewakili marga-marga dalam setiap pelaksanaan horja bius.

Tradisi Horja Bius yang telah berjalan ratusan tahun

Menurut rekam jejak Belanda sekitar tahun 1904, wilayah Samosir pernah memiliki 146 bius, dan Pangururan dikenal sebagai Inang ni Bius, pusat bius terbesar di kawasan tersebut.

Tradisi horja bius di Pangururan dipercaya telah berlangsung sejak sekitar 800 tahun yang lalu, jauh sebelum pemerintah kolonial Belanda membuat registrasi tersebut.

Dalam upacara adat besar itu, sering dilakukan pemotongan kerbau sitikko tanduk sebagai persembahan (borotan) ketika mengadakan upacara patakkok saring-saring untuk menghormati tulang belulang para leluhur.

Adapun lokasi Paromasan berada di Digolat Sitanggang, tanah yang dahulu telah diserahkan secara resmi kepada komunitas Sitolu Hae Horbo oleh Raja Sitempang.

Fenomena penggarap yang merusak situs

Saat ini, kondisi Paromasan sangat memprihatinkan. Banyak masyarakat lokal yang menganggap lahan tersebut “tidak bertuan,” sehingga mulai menggarapnya menjadi ladang.

Ironisnya, aktivitas penggarapan ini sering kali mencangkul tulang belulang nenek moyang, suatu tindakan yang dalam adat Batak merupakan pelanggaran berat.

Dahulu, masyarakat yang memanfaatkan lahan Paromasan untuk bercocok tanam wajib mematuhi aturan adat:

Jika tanpa sengaja mencangkul tulang belulang, mereka harus membayar seekor babi kecil untuk disembelih dan dimakan bersama penduduk kampung.

Saat ini, norma tersebut tidak lagi dihormati.

Diperkirakan, sekitar 90% area seluas kurang lebih 15 hektar yang berada di bawah atau di samping perkampungan Dusun Siantar-antar (Huta Siantar-antar) kini telah dikuasai oleh para penggarap.

Tindakan ini mengakibatkan kerusakan serius terhadap situs budaya yang seharusnya dijaga sebagai warisan leluhur Sitolu Hae Horbo.

Seruan untuk melindungi cagar budaya

Paromasan telah terdaftar sebagai cagar budaya resmi Kabupaten Samosir, sehingga kerusakan dan penguasaan sepihak terhadap kawasan ini tidak boleh dibiarkan.

Penggarap-penggarap yang tidak bertanggung jawab telah: merusak situs peninggalan leluhur, mencederai nilai adat dan sejarah, mengabaikan norma adat Dalihan Na Tolu, serta berpotensi menghilangkan jejak budaya ratusan tahun.

Oleh karena itu, penulis menyerukan kepada seluruh keturunan Sitanggang, Naibaho, dan Simbolon—komunitas Sitolu Hae Horbo—untuk merapatkan barisan, bersatu menjaga, melindungi, dan menyelamatkan situs Paromasan dari kerusakan lebih lanjut.

Penulis, Hatoguan Sitanggang, adalah Raja Jolo Keturunan Raja Sitempang [Raja Jolo Anak tertua dari Garis keturunannya]

Tags: SamosirsegarisSegaris.co
ShareTweetSendShareSharePinSend
ADVERTISEMENT

Berita Lainnya

Buah Pikir

Belajar mencintai Palestina di PDI Perjuangan, Ara wujudkan cinta melalui Panitia Natal Nasional 2025

by Ingot Simangunsong
29 November 2025 | 17:41 WIB
0

Oleh | Sutrisno Pangaribuan KONFERENSI Waligereja Indonesia (KWI) dan Persekutuan Gereja- gereja di Indonesia (PGI) akan menggeelar perayaan Natal nasional...

Read more
Buah Pikir

Rekam jejak Si Raja Batak

by Ingot Simangunsong
28 November 2025 | 08:46 WIB
0

Oleh  | Hatoguan Sitanggang MENURUT tuturan para tetua Batak, Si Raja Batak (Sori Mangaraja ke-12) melakukan perjalanan sakral menuju Gunung...

Read more
Buah Pikir

Bencana alam Sumut memenuhi status keadaan darurat bencana nasional

by Ingot Simangunsong
27 November 2025 | 20:21 WIB
0

Oleh | Sutrisno Pangaribuan BERDASARKAN keadaan darurat, bencana alam yang terjadi merata di seluruh daerah kabupaten/ kota di Provinsi Sumatera Utara...

Read more
Buah Pikir

Jangan bahas tarombo atau silsilah marga

by Ingot Simangunsong
27 November 2025 | 19:34 WIB
0

Oleh | Hatoguan Sitanggang JANGAN membahas tarombo atau silsilah marga yang tidak diteliti secara ilmiah. Tanpa penelitian para ahli, pembahasan...

Read more
Buah Pikir

“Pak RE Nainggolan pemimpin sejati”

by Ingot Simangunsong
25 November 2025 | 20:15 WIB
0

Catatan | Martua Situmorang DI HARI ulang tahun Dr RE Nainggolan MM yang ke 75 tahun,21 November 2025 dirangkaikan dengan...

Read more
Buah Pikir

Kenyamanan, Kunci Keberhasilan Pendidikan (Refleksi Hari Guru, 25 Nopember 2025)

by Ingot Simangunsong
25 November 2025 | 14:11 WIB
0

Oleh: Muhammad Hanafiah, S.Pd, M.Pd. CITA-CITA pendidikan dan realita yang mengkhawatirkan, setiap bel pagi yang berbunyi di gerbang sekolah, semua...

Read more

Berita Terbaru

News

Pemkab Taput peringati Hari Disabilitas Internasional, dorong kesetaraan dan kemandirian

7 Desember 2025 | 21:10 WIB
News

ICMI Aceh kirim bantuan tahap awal untuk korban banjir di Aceh Tamiang

7 Desember 2025 | 19:14 WIB
Buah Pikir

Sejarah Tambak Paromasan dan fenomena penggarap yang tidak beretika

7 Desember 2025 | 19:03 WIB
News

Presiden tinjau penanganan bencana di Aceh

7 Desember 2025 | 18:23 WIB
News

PW Aisyiyah Aceh salurkan bantuan untuk dua TK terdampak banjir di Aceh Utara

7 Desember 2025 | 10:20 WIB
News

Wali Kota apresiasi antusias peserta Kejuaraan Taekwondo Pelajar Pematangsiantar 2025

7 Desember 2025 | 08:37 WIB
News

Muhammadiyah Aceh kembali kirim Relawan MDMC untuk tangani banjir di Gayo Lues

7 Desember 2025 | 07:02 WIB
News

ICMI Aceh desak pemerintah tetapkan banjir Aceh–Sumut–Sumbar sebagai BENCANA DARURAT NASIONAL

6 Desember 2025 | 21:23 WIB
News

Pemkab Samosir salurkan bantuan untuk korban banjir dan longsor di Tapteng dan Sibolga

6 Desember 2025 | 17:52 WIB
News

Golkar Taput salurkan bantuan bagi korban banjir bandang di Lobupining

6 Desember 2025 | 16:19 WIB
News

PWM Aceh desak pemerintah pusat nyatakan darurat nasional banjir Aceh

6 Desember 2025 | 15:27 WIB
News

Muhammadiyah kirim relawan dukung penanganan bencana di Aceh

6 Desember 2025 | 15:16 WIB
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak
  • Saran Pembaca
  • Syarat dan Ketentuan
  • Tentang Segaris.co

©2022-2024 Segaris.co

rotasi barak berita hari ini samosir sinata berita

No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir

©2022-2024 Segaris.co

rotasi barak berita hari ini samosir sinata berita