Segaris.co
Senin, 10 November 2025
No Result
View All Result
No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir
Segaris.co
No Result
View All Result
Segaris.co
No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir
Home Buah Pikir

Pengkhianatan dari anak bangsa sendiri (refleksi Hari Pahlawan)

Ingot Simangunsong by Ingot Simangunsong
10 November 2025 | 13:29 WIB
in Buah Pikir
ADVERTISEMENT

Oleh: DR. Nursanjaya Abdullah

SETIAP kali kita membuka lembaran sejarah negeri ini, selalu ada luka yang menganga di antara barisan perjuangan dan pengorbanan.

Bukan semata karena peluru penjajah yang menembus dada para pahlawan, tetapi karena tikaman dari belakang — dari anak bangsa sendiri yang menjual kehormatan dan tanah airnya demi tahta, harta, atau rasa takut kehilangan kekuasaan.

Sejarah Indonesia penuh dengan kisah semacam itu. Pangeran Diponegoro dikhianati oleh bangsanya sendiri hingga ditangkap di Magelang.

Sultan Hasanuddin, yang dijuluki “Ayam Jantan dari Timur”, tumbang karena pengkhianatan bangsawan lokal yang lebih memilih berdamai dengan VOC.

Di tanah Minangkabau, Perang Padri yang sejatinya hendak menegakkan nilai-nilai agama dan menentang kolonialisme justru retak karena perpecahan antar sesama pribumi.

Di Aceh, kisah kepahlawanan Teungku Chik di Tiro dan Cut Nyak Dhien juga menyimpan luka karena pengkhianatan.

Kedua tokoh ini menjadi simbol perlawanan gigih terhadap kolonialisme Belanda.

Namun perjuangan mereka tidak hanya diuji oleh kekuatan asing, melainkan juga oleh dinamika internal: ada tokoh-tokoh lokal dan kepentingan elite yang, karena alasan politik, ekonomi, atau pragmatisme, memilih bernegosiasi atau berkompromi dengan penjajah.

Pilihan-pilihan internal semacam itu melemahkan jaringan perlawanan, memecah solidaritas, dan memberi kesempatan bagi kekuatan luar untuk mengeksploitasi celah-celah itu.

Akibatnya, perjuangan heroik tetap berjalan, tetapi terbagi, dan kemenangan sulit diraih bila dukungan satu bangsa itu sendiri goyah.

Bahkan setelah proklamasi kemerdekaan, aroma pengkhianatan tak hilang. Ketika sebagian anak bangsa berjuang mempertahankan kemerdekaan dengan darah dan air mata, sebagian lain memilih berkompromi dengan penjajah atau kemudian menukarkan amanah publik dengan keuntungan pribadi.

Dalam bab-bab kelam pasca-kemerdekaan, pengkhianatan juga menjelma dalam bentuk baru: korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, dan pengkhianatan terhadap nilai-nilai moral yang menjadi dasar berdirinya republik ini.

Refleksi semacam ini bukanlah untuk menebar kebencian, melainkan untuk mengingatkan: ancaman terbesar kerap berasal dari dalam — dari mereka yang lupa amanah dan mudah tergoda oleh keuntungan sesaat.

Sekali loyalitas itu terkikis, perjuangan yang paling suci pun bisa runtuh bukan karena keunggulan musuh, melainkan karena retak di dalam barisan sendiri.

Kita yang hidup sekarang memikul tanggung jawab untuk menjaga sejarah agar tak berulang dalam bentuk baru. Mengenang Teungku Chik di Tiro, Cut Nyak Dhien, Diponegoro, dan para pahlawan lain bukan sekadar upacara simbolis; itu adalah panggilan agar kita menegakkan integritas, menolak korupsi, menumbuhkan keberanian moral, dan membangun solidaritas yang melampaui kepentingan sempit.

Sebab bangsa yang besar adalah bangsa yang sedikit pengkhianatnya — dan yang paling berat bagi kita adalah mencegah menjadi bagian dari mereka yang suatu hari akan menuliskan nama kita dalam lembaran pengkhianatan.

 

Penulis, DR. Nursanjaya Abdullah, adalah Dosen UNIMAL Lho’ Seumawe.

Tags: Hari PahlawanPengkhianatan dari anak bangsa sendiriRefleksisegarisSegaris.co
ShareTweetSendShareSharePinSend
ADVERTISEMENT

Berita Lainnya

Buah Pikir

Siraja Gusar, Anak Harajaon Raja Sitempang

by Ingot Simangunsong
10 November 2025 | 09:05 WIB
0

Oleh | Hatoguan Sitanggang SEJARAH mencatat kedatangan Siraja Gusar sebagai anak harajaon sekaligus penerima Tano Harajaon di Hariara Sigurdung, Desa...

Read more
Buah Pikir

Tabir Sejarah Pangururan: Pecah belah kaum adat Sitolu Hae Horbo di Era Kolonial

by Ingot Simangunsong
9 November 2025 | 16:11 WIB
0

Oleh | Hatoguan Sitanggang UPAYA memecah kesatuan adat Sitolu Hae Horbo di Pangururan mulai muncul pada sekitar tahun 1920. Pada...

Read more
Buah Pikir

Jejak Registrasi Bius di Pangururan: Warisan administrasi Belanda yang tinggalkan konflik tanah berlarut

by Ingot Simangunsong
9 November 2025 | 10:07 WIB
0

Oleh | Hatoguan Sitanggang PROSES registrasi 147 bius yang dilakukan Asisten Demang W.M. Hutagalung di Samosir pada 1904–1905 membawa dampak...

Read more
Buah Pikir

Samosir dalam Arus Sejarah Kelam: Perbudakan, Rodi, dan Perlawanan Rakyat Batak

by Ingot Simangunsong
8 November 2025 | 10:40 WIB
0

Oleh | Hatoguan Sitanggang PADA awal abad ke-19, wilayah Tapanuli Raya, termasuk Samosir dengan pusatnya di Pangururan, berada dalam situasi...

Read more
DR. Iskandar Muda Hasibuan
Buah Pikir

Majelis Adat Aceh dan Masa Depan Otonomi Kultural: Meneguhkan Fondasi Perdamaian Melalui Kearifan Lokal

by Ingot Simangunsong
7 November 2025 | 07:54 WIB
0

Oleh | DR. Iskandar Muda Hasibuan   ABSTRAK MAJELIS Adat Aceh (MAA) merupakan institusi adat yang diakui secara hukum melalui...

Read more
Buah Pikir

#savehakimkhamozaro

by Ingot Simangunsong
5 November 2025 | 19:37 WIB
0

Oleh | Sutrisno Pangaribuan TEROR yang dilakukan oleh orang tak dikenal (OTK), yang membakar rumah hakim adhoc tipikor PN Medan,...

Read more

Berita Terbaru

News

Wakapolda Aceh hadiri upacara Ziarah Nasional Peringatan Hari Pahlawan di Banda Aceh

10 November 2025 | 13:41 WIB
Buah Pikir

Pengkhianatan dari anak bangsa sendiri (refleksi Hari Pahlawan)

10 November 2025 | 13:29 WIB
News

Polda Aceh gelar upacara Hari Pahlawan, Kapolda ajak teladani semangat perjuangan

10 November 2025 | 11:28 WIB
News

Balita hilang di Makassar, ternyata dijual Rp80 juta ke kelompok SAD Jambi, Polisi amankan dua pelaku

10 November 2025 | 10:32 WIB
Buah Pikir

Siraja Gusar, Anak Harajaon Raja Sitempang

10 November 2025 | 09:05 WIB
News

80 pembalap meramaikan Kejuaraan Motocross Anti Narkoba di Banda Aceh

9 November 2025 | 19:49 WIB
Buah Pikir

Tabir Sejarah Pangururan: Pecah belah kaum adat Sitolu Hae Horbo di Era Kolonial

9 November 2025 | 16:11 WIB
News

Generasi muda Aceh berkiprah di Jakarta, Yasir Habib Putra jadi Lurah Cakung Barat

9 November 2025 | 15:24 WIB
News

Antap FC raih gelar juara Bupati Cup III Samosir 2025

9 November 2025 | 13:55 WIB
Buah Pikir

Jejak Registrasi Bius di Pangururan: Warisan administrasi Belanda yang tinggalkan konflik tanah berlarut

9 November 2025 | 10:07 WIB
News

Pesta Wisata Leluhur Raja Silahi Sabungan siap digelar, Dolok Paromasan dipromosikan sebagai destinasi budaya Samosir

8 November 2025 | 14:49 WIB
News

Ditpolairud Polda Aceh ungkap penyelewengan pupuk bersubsidi, satu pelaku diamankan

8 November 2025 | 11:11 WIB
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak
  • Saran Pembaca
  • Syarat dan Ketentuan
  • Tentang Segaris.co

©2022-2024 Segaris.co

rotasi barak berita hari ini samosir sinata berita

No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir

©2022-2024 Segaris.co

rotasi barak berita hari ini samosir sinata berita