Segaris.co
Sabtu, 8 November 2025
No Result
View All Result
No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir
Segaris.co
No Result
View All Result
Segaris.co
No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir
Home Buah Pikir

Samosir dalam Arus Sejarah Kelam: Perbudakan, Rodi, dan Perlawanan Rakyat Batak

Ingot Simangunsong by Ingot Simangunsong
8 November 2025 | 10:40 WIB
in Buah Pikir
ADVERTISEMENT

Oleh | Hatoguan Sitanggang

PADA awal abad ke-19, wilayah Tapanuli Raya, termasuk Samosir dengan pusatnya di Pangururan, berada dalam situasi konflik berkepanjangan akibat Perang Padri.

Pasukan Padri dari Minangkabau memasuki Tanah Batak dengan tujuan memperluas pengaruh kekuasaan dan agama. Konflik tersebut menimbulkan penderitaan mendalam bagi masyarakat Batak, di mana sekitar 70 persen penduduk dilaporkan gugur dalam perang, penindasan, maupun kelaparan.

Sebagian kecil yang selamat terpaksa bersembunyi di kawasan hutan untuk mempertahankan hidup.

Namun, kondisi berbalik ketika wabah kolera merebak di kalangan pasukan Padri. Wabah ini dipicu oleh banyaknya korban perang yang tidak dimakamkan secara layak, sehingga menciptakan lingkungan penyebaran penyakit.

Situasi tersebut memaksa pasukan Padri mundur dari wilayah Batak dan mengakhiri masa pendudukan mereka pada awal 1800-an.

Meski demikian, jejak penderitaan masih terasa, termasuk munculnya praktik perbudakan, di mana tawanan perang dijual kepada pedagang asing yang beroperasi di wilayah Tapanuli.

Kedatangan Kolonial Belanda

Sekitar tahun 1887, Belanda kembali memasuki dan menguasai Tapanuli Raya. Pemerintahan kolonial mempertahankan praktik kerja paksa (rodi) untuk membangun sejumlah infrastruktur strategis.

Proyek besar yang dikerjakan pada masa ini antara lain pembangunan jalan Tele–Pangururan, pembuatan Terusan Tano Ponggol, serta pengalihan aliran Sungai Binaga Sioto di Pangururan.

Selain itu, Belanda menerapkan strategi politik divide et impera atau pecah belah antar marga dan wilayah adat.

Pada 1904–1905, dilakukan pendataan Bius di seluruh Samosir, dan tercatat sebanyak 147 Bius, termasuk Bius Sitolu Hae Horbo yang berpusat di Pangururan.

Perubahan Struktur Ekonomi dan Pemerintahan

Sebelum masa kolonial, pusat aktivitas ekonomi di Pangururan berpusat di Onan Tiga Urat.

Namun, pada sekitar tahun 1907, Belanda memerintahkan pemindahan pasar tersebut ke kawasan Tano Ponggol dan menetapkannya sebagai Onan Panahatan.

Pemindahan ini menandai bergesernya kendali ekonomi masyarakat ke tangan pemerintahan kolonial.

Sistem pemerintahan tradisional Batak juga mengalami pergeseran. Struktur adat secara perlahan digantikan oleh administrasi kolonial, dengan penunjukan kepala Nagari sebagai perpanjangan tangan Belanda.

Meski demikian, perlawanan lokal tidak berhenti. Berbagai raja Batak masih melakukan perlawanan secara gerilya.

Sisingamangaraja XII tercatat sempat melintas di Pangururan menuju Dairi dan bertemu dengan Raja Sitempang di Hariara Sigurdung.

Dalam pertemuan tersebut, ia menancapkan tombaknya ke tanah dan dari batu itu memancar air yang hingga kini dikenal sebagai Aek Raja, yang tetap mengalir sebagai bagian dari sejarah perjuangan rakyat Batak. [Bersambung]

Penulis, Hatoguan Sitanggang, adalah Raja Jolo Keturunan Raja Sitempang [Raja Jolo Anak tertua dari Garis keturunannya]

Keterangan foto

Aek Raja berdekatan dengan Situs Hariara sigurdung yang terletak di Desa Lumban Pinggol, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir

Tags: dan Perlawanan Rakyat BatakPerbudakanRodisegarisSegaris.coSejarah Kelam:
ShareTweetSendShareSharePinSend
ADVERTISEMENT

Berita Lainnya

DR. Iskandar Muda Hasibuan
Buah Pikir

Majelis Adat Aceh dan Masa Depan Otonomi Kultural: Meneguhkan Fondasi Perdamaian Melalui Kearifan Lokal

by Ingot Simangunsong
7 November 2025 | 07:54 WIB
0

Oleh | DR. Iskandar Muda Hasibuan   ABSTRAK MAJELIS Adat Aceh (MAA) merupakan institusi adat yang diakui secara hukum melalui...

Read more
Buah Pikir

#savehakimkhamozaro

by Ingot Simangunsong
5 November 2025 | 19:37 WIB
0

Oleh | Sutrisno Pangaribuan TEROR yang dilakukan oleh orang tak dikenal (OTK), yang membakar rumah hakim adhoc tipikor PN Medan,...

Read more
Buah Pikir

Tiga Harajaon Sitanggang, Naibaho, dan Simbolon jadi penopang tata adat Sitolu Hae Horbo

by Ingot Simangunsong
5 November 2025 | 17:21 WIB
0

Oleh | Hatoguan Sitanggang PADA masa kejayaan pemerintahan tradisional Batak, sistem Sitolu Hae Horbo menjadi fondasi utama dalam mengatur kehidupan...

Read more
Buah Pikir

Situs Paromasan jejak keagungan dan spiritualitas leluhur Batak di Pangururan

by Ingot Simangunsong
5 November 2025 | 06:19 WIB
0

Oleh | Hatoguan Sitanggang SELAIN Huta Hariara Sigurdung, Kabupaten Samosir juga menyimpan peninggalan bersejarah lain yang tak kalah penting, yakni...

Read more
Buah Pikir

“Menapak jejak Raja Sitempang: Warisan kearifan leluhur di tanah Samosir”

by Ingot Simangunsong
4 November 2025 | 20:27 WIB
0

Oleh | Hatoguan Sitanggang KEARIFAN dan kebijaksanaan Raja Sitempang tidak hanya terlihat dari gaya kepemimpinannya, tetapi juga dari kemampuannya membangun...

Read more
Buah Pikir

Stop Pencitraan Peduli Rakyat,  Plat Kendaraan Bermotor bukan Tugas Gubernur!

by Ingot Simangunsong
2 Oktober 2025 | 08:14 WIB
0

Oleh | Sutrisno Pangaribuan UU No. 1 Tahun 2022 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, Bab II Pajak dan Retribusi...

Read more

Berita Terbaru

News

Ditpolairud Polda Aceh ungkap penyelewengan pupuk bersubsidi, satu pelaku diamankan

8 November 2025 | 11:11 WIB
Buah Pikir

Samosir dalam Arus Sejarah Kelam: Perbudakan, Rodi, dan Perlawanan Rakyat Batak

8 November 2025 | 10:40 WIB
News

Silaturahmi Pangdam IM dengan Forkopimda Aceh Utara dan Lhokseumawe perkuat sinergi daerah

7 November 2025 | 21:02 WIB
News

Kapolda Aceh tekankan keseimbangan penegakan hukum dan edukasi dalam penanganan lalu lintas

7 November 2025 | 20:39 WIB
News

Rotasi pejabat Polres Aceh Tamiang, Kapolres tekankan profesionalisme kinerja

7 November 2025 | 17:13 WIB
News

Pemkab Samosir berangkatkan tokoh lintas agama laksanakan ibadah ke tanah suci

7 November 2025 | 16:58 WIB
News

Rumah hakim penangani kasus korupsi Rp231,8 miliar hangus, polisi selidiki penyebab

7 November 2025 | 09:15 WIB
Buah Pikir

Majelis Adat Aceh dan Masa Depan Otonomi Kultural: Meneguhkan Fondasi Perdamaian Melalui Kearifan Lokal

7 November 2025 | 07:54 WIB
News

Kapolda Aceh sampaikan kuliah umum “Polda Meutuah dan Green Policing” di UTU

6 November 2025 | 21:36 WIB
News

Tiga pelaku spesialis pembobol Toko Grosir di Aceh, dibekuk di Gerbang Tol Kisaran

6 November 2025 | 19:28 WIB
News

Polda Aceh dan Komnas HAM perkuat sinergi penegakan hukum berkeadilan

6 November 2025 | 18:19 WIB
News

Polda Aceh imbau warga waspadai cuaca ekstrem dampak siklon Tropis Kalmaegi

6 November 2025 | 15:21 WIB
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak
  • Saran Pembaca
  • Syarat dan Ketentuan
  • Tentang Segaris.co

©2022-2024 Segaris.co

rotasi barak berita hari ini samosir sinata berita

No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir

©2022-2024 Segaris.co

rotasi barak berita hari ini samosir sinata berita