PAKPAK BHARAT – Tim Pengabdian Politeknik Negeri Medan (Polmed) melaksanakan Program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) di Desa Salak II, Kecamatan Salak, Kabupaten Pakpak Bharat pada hari Sabtu, 27 September 2025.
Program ini bertujuan memberdayakan petani kopi melalui penerapan mesin pengupas biji, pengolahan limbah kopi menjadi pupuk organik dan pakan ternak, serta digitalisasi pemasaran kopi.
Ketua Tim Pengabdian, Jandri Fan HT Saragi, M.T, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi salah satu bentuk komitmen Polmed untuk menghadirkan solusi nyata bagi masyarakat.
“Kami ingin agar teknologi dan inovasi yang dikembangkan di kampus tidak hanya berhenti di laboratorium, tetapi benar-benar bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, khususnya petani kopi,” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, tim memperkenalkan mesin pengupas biji kopi yang dioperasikan langsung oleh Ketua Tim Pengabdian, Jandri Fan HT Saragi, M.T.
Kehadiran mesin ini diharapkan mampu mempercepat proses pascapanen, meningkatkan efisiensi kerja, dan menjaga kualitas hasil kopi.
“Dengan mesin pengupas ini, waktu dan tenaga petani lebih hemat, hasilnya pun lebih bersih dan seragam,” jelas Sondang.
Selain memperkenalkan teknologi mesin, Tim Polmed juga memberikan pendampingan dalam bidang digitalisasi pemasaran kopi oleh Sondang Beatrix Siahaan, M.M. dan Roby Hadi Putra, S.AP., M.A.P.
Menurut Sondang Beatrix Siahaan, petani kini harus siap menghadapi era digital agar produk mereka bisa menembus pasar yang lebih luas.
“Kami melatih petani untuk menggunakan platform digital, baik media sosial maupun marketplace, sehingga kopi Salak II bisa dikenal di luar daerah bahkan hingga tingkat nasional,” ujarnya.
Tak kalah penting, aspek pengolahan limbah kopi menjadi perhatian serius. Limbah yang sebelumnya terbuang kini diolah menjadi pupuk organik dan pakan ternak.
Program ini dipandu oleh Franklin Taruyun Hudeardo Sinaga, M.T. dan Abri Andry Saresa Marbun, M.T. Melalui metode sederhana, petani dapat memanfaatkan kulit kopi sebagai pupuk alami serta pakan alternatif bagi ternak.
“Dengan pemanfaatan limbah, petani mendapatkan nilai tambah, lingkungan pun lebih terjaga,” terang Franklin.
Franklin Taruyun Hudeardo Sinaga menambahkan bahwa pengolahan limbah menjadi produk bermanfaat ini juga dapat mengurangi biaya produksi petani.
“Mereka tidak perlu membeli pupuk kimia mahal, cukup memanfaatkan limbah kopi yang melimpah di sekitar,” katanya.
Kehadiran Tim Pengabdian Polmed disambut antusias oleh kelompok tani Sadar Ingin Maju di Desa Salak II. Para petani mengaku terbantu dengan adanya pendampingan teknologi dan pemasaran. Mereka berharap, keberlanjutan program ini dapat terus ditingkatkan agar manfaatnya semakin luas.
Ketua Kelompok Tani Sadar Ingin Maju, Elijonson Sihombing, menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih kepada Tim Pengabdian Polmed atas kepedulian dan dukungan yang diberikan.
“Kami sangat berterima kasih kepada Tim Pengabdian Polmed yang sudah datang ke desa kami. Mesin pengupas kopi ini sangat membantu pekerjaan kami, pengolahan limbah menjadi pupuk dan pakan ternak juga membuka wawasan baru bagi kami, dan dengan pelatihan pemasaran digital, kami jadi percaya diri untuk memasarkan kopi kami lebih luas. Semoga kerja sama ini terus berlanjut demi kemajuan petani kopi di Salak II,” ujar Elijonson.
Program ini menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat dapat menciptakan inovasi yang berdampak langsung pada peningkatan produktivitas dan kesejahteraan.
Dengan mesin pengupas biji, pemanfaatan limbah, dan digitalisasi pemasaran, kopi dari Pakpak Bharat diharapkan mampu bersaing di pasar nasional bahkan internasional.
Ketua Tim, Jandri Fan HT Saragi, menutup kegiatan dengan optimisme. “Kami percaya, jika petani siap beradaptasi dengan teknologi dan digitalisasi, maka Desa Salak II akan menjadi salah satu sentra kopi unggulan dari Sumatera Utara,” pungkasnya. [***]