Oleh | Sutrisno Pangaribuan
PRESIDEN RI, Prabowo Subianto menyampaikan pernyataan mengejutkan tentang aksi mahasiswa dan koalisi masyarakat sipil serentak yang bertajuk “Indonesia Gelap” dan tagar #KaburAjaDulu.
Prabowo menyebut para koruptor berada di balik gerakan demonstrasi yang digagas oleh Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) tersebut.
“Rakyat Indonesia menangkap siapa pemimpin yang benar dan siapa yang tidak benar. Memang ada usaha tadi, memiliki teknologi, menggunakan uang, menggunakan sosmed, membayar pakar-pakar, nyinyir, menghidupkan pesimisme. Saya geleng-geleng kepala. Ada orang-orang yang berperan sebagai orang pinter, berperan sebagai pemimpin, tetapi yang disebarkan adalah pesimisme,” kata Prabowo dalam sambutannya di Kongres Partai Soldaritas Indonesia (PSI) di Solo, Jawa Tengah, Minggu (20/7/2025).
Selanjutnya Prabowo mengatakan: “Indonesia gelap, kabur aja deh. Kabur aja lu. Emang gampang lu di situ, di luar negeri? Di mana lu? Lu dikejar-kejar di situ lu,” lalu Prabowo menyatakan: “Dan ternyata memang ini adalah rekayasa. Ini dibuat-buat. Ini dibayar. Oleh siapa? oleh mereka-mereka yang ingin Indonesia selalu gaduh, Indonesia selalu miskin.”
Prabowo kemudian menyebut para koruptor merupakan aktor di balik gerakan tersebut. Prabowo menegaskan Indonesia tidak gelap, melainkan cerah dan memiliki kekayaan besar.
“Ya, koruptor-koruptor itu yang membiayai demo-demo itu. Indonesia gelap, Indonesia gelap. Sorry ye, Indonesia cerah. Masa depan Indonesia cerah. Saya sudah lihat angka-angkanya, kekayaan kita luar biasa, tinggal kita bisa mengelola atau tidak, tinggal kita berani atau tidak,” ujar Prabowo.
Belum lama berselang, pada puncak aksi BEM SI yang bertajuk “Indonesia Gelap”, Kamis (20/2/2025), sebagai kelanjutan dari aksi yang berlangsung di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Senin (17/2/2025), BEM SI menyuarakan kekhawatiran serta kekecewaan terhadap kebijakan negara di bawah pimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Situasi negara dinilai sudah “makin gelap” akibat kebijakan-kebijakan yang ada.
Tuntutan BEM SI dalam aksi “Indonesia Gelap” saat itu adalah sebagai berikut:
Kaji Ulang Inpres No. 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan APBN dan APBD Tahun Anggaran 2025
Tranparansi status pembangunan dan pajak rakyat
Evaluasi besar-besaran program Makan Bergizi Gratis (MBG)
Tolak revisi Rancangan Undang-Undang tentang perubahan keempat atas UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara atau RUU Minerba
Tolak dwifungsi TNI
Sahkan RUU Perampasan Aset
Tingkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan secara nasional
Tolak impunitas dan tuntaskan pelanggaran HAM berat
Tolak cawe-cawe Jokowi dalam pemerintahan Prabowo.
Membaca tuntutan aksi “Indonesia Gelap” mahasiswa tersebut, maka pernyataan Presiden Prabowo tersebut menjadi tamparan di wajah mahasiswa dan kelompok masyarakat sipil.
Sebab Prabowo mengatakan gerakan demonstrasi tersebut rekayasa, dan dibiayai oleh pihak tertentu yang menginginkan Indonesia selalu gaduh.
Pernyataan terbuka Presiden Prabowo Subianto terhadap aksi bertajuk “Indonesia Gelap” yang digelar oleh mahasiswa dan kelompok masyarakat sipil sebagai rekayasa dan dibiayai oleh koruptor, tentu bukan semata- mata tuduhan.
Presiden Prabowo Subianto sebagai Kepala Pemerintahan dan Kepala Negara memiliki perangkat dalam mengumpulkan informasi hingga disimpulkan bahwa aksi mahasiswa yang digelar oleh mahasiswa dan kelompok Masyarakat sipil yang bertajuk “Indonesia Gelap” dan tagar #KaburAjaDulu diinisiasi dan dibiayai oleh para koruptor.
Jika pernyataan Presiden Prabowo benar, maka tidak ada lagi harapan bagi masa depan bangsa ini, sebab mahasiswa dan kelompok masyarakat sipil sebagai benteng terakhir dalam melawan koruptor, ternyata sudah bekerjasama.
Tetapi jika tuduhan aksi tersebut diinisiasi dan dibiayai oleh para koruptor tidak benar, maka mahasiswa dan kelompok masyarakat sipil harus menjadikan pernyataan Presiden Prabowo sebagai amunisi untuk menghabisi para koruptor.
Mahasiswa dan kelompok masyarakat sipil harus segera bertemu dengan Presiden Prabowo untuk mengenali secara bersama para koruptor yang dituduh menginisiasi dan membiayai aksi bertajuk “Indonesia Gelap” dan tagar #KaburAjaDulu tersebut.
Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung) diminta untuk merespon pernyataan Presiden Prabowo yang telah menyebut para koruptor sebagai dalang dan donatur dari aksi bertajuk “Indonesia Gelap” dan tagar #KaburAjaDulu.
Polri dan Kejagung harus bergerak cepat untuk mengungkap dan menangkap para koruptor yang disebut Presdien Prabowo menginisiasi dan membiayai aksi mahasiswa bertajuk “Indonesia Gelap” dan tagar #KaburAjaDulu.
Pernyataan Presiden dapat berkonsekuensi hukum, baik kepada Presiden yang menyatakan (menuduh), baik kepada mahasiswa, kelompok Masyarakat sipil dan para koruptor yang dituduh.
Sebagai alat negara, maka Polri dan Kejagung, diminta atau tidak, harus mengejar para koruptor yang disebut Kepala Negara Prabowo Subianto menginisiasi dan membiayai aksi mahasiswa bertajuk “Indonesia Gelap” dan tagar #KaburAjaDulu.
Seperti pernyataan Presiden Prabowo bahwa Indonesia cerah, maka para koruptor yang dituduh oleh Presiden Prabowo harus dicari Polri dan Kejagung agar tidak selalu berlindung di balik ruang-ruang gelap.
Apakah ruang-ruang gelap para koruptor itu ada di tahanan KPK, Kejagung, Polri, atau sudah berada di lembaga pemasyarakatan, atau justru masih sedang berada di kantor-kantor pemerintahan? Sebab para koruptor seperti dinyatakan oleh Presiden Prabowo adalah setiap orang yang karena jabatan dan kewewenangannya (penyelenggara negara/ pemerintahan) melakukan tindakan penyelewengan dan penyalahgunaan uang negara untuk kepentingan pribadi atau orang lain.l
Senin, 21 Juli 2025
Sutrisno Pangaribuan, Presidium Kongres Rakyat Nasional (Kornas)