Segaris.co
Jumat, 19 Desember 2025
No Result
View All Result
No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir
Segaris.co
No Result
View All Result
Segaris.co
No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir
Home Buah Pikir

SPANDUK LIAR untuk ANIES BASWEDAN di YOGYAKARTA

Ingot Simangunsong by Ingot Simangunsong
18 November 2022 | 09:12 WIB
in Buah Pikir
ADVERTISEMENT

ADANYA sejumlah SPANDUK LIAR yang bertebaran bersamaan dengan kedatangan Anies Baswedan ke Yogyakarta, Rabu 16 November 2022 dipastikan bagian dari strategi marketing politik.

Sengaja dilakukan oleh kelompok atau tim dengan tujuan agar Anies Baswedan seperti sedang “terzalimi”.

Strategi ini dianggap masih efektif dalam menarik simpati publik, “berlaku sebagai korban” untuk menaikkan elektabilitas.

SBY berhasil mengemas dirinya sebagai “korban kezaliman”, hingga berhasil memenangkan Pilpres 2014.

Kemudian banyak orang mengikutinya sebagai “orang yang dizalimi” oleh lawan politiknya demi memenangkan pertarungan politik.

Bahkan hingga saat ini, SBY pun masih menggunakan strategi politik lama, demi memuluskan langkah politik anaknya, AHY.

Tuduhan SBY bakal ada kecurangan Pemilu 2024, yakni pengaturan Pilpres hanya diikuti dua pasangan calon, sebagai upaya menjadikan dirinya dan anaknya AHY sebagai pihak yang “terzalimi”.

Berbeda dengan pengalaman Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama di Pilkada DKI Jakarta 2017. Ada gerombolan warga mengusir dan memasang spanduk menolaknya.

Orang berani melakukan tindakan yang bertentangan dengan Pasal 187 UU No.1 Tahun 2015 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota.

Pasal tersebut mengatur pelarangan bagi setiap orang untuk mengacaukan, menghalangi, atau mengganggu jalannya kampanye, dengan ancaman pidana 6 bulan atau denda maksimal 6 juta.

Penolakan dan pemasangan spanduk terhadap Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2017 jelas dilakukan oleh pendukung Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono.

Ahok dianggap sebagai “lawan berat”, sehingga semua hal harus dilakukan untuk mengalahkannya. Ahok akhirnya kalah di putaran kedua, meski pun menang di putaran pertama.

Dari peristiwa penolakan dan pemasangan spanduk yang dialami Ahok, jelas bahwa kelompok yang berani dan mampu melakukannya hanya pendukung Anies dan AHY.

Kelompok mereka yang berani menolak dan memasang spanduk penolakan terhadap calon gubernur.

Maka pihak yang seharusnya dituduh memasang spanduk liar “Tolak Anies” adalah pendukung Anies dan AHY di Pilkada DKI Jakarta 2017 atau paling tidak orang- orang yang belajar dari mereka.

Penghinaan terhadap warga Yogyakarta

Pemasangan spanduk liar itu merupakan penghinaan terhadap masyarakat Yogyakarta.

Bagaimana mungkin warga dengan dinamika politik paling sejuk di Indonesia, mampu melakukan itu.

Maka sesungguhnya, selain upaya “terzalimi”, pemasangan spanduk itu juga upaya mengusik dan menghina masyarakat Yogyakarta yang terkenal terbuka.

Sebagai alumni UGM, sangat tidak mungkin Anies Baswedan ditolak warga di kota tempat dia pernah belajar.

Kedatangannya ke Medan pekan sebelumnya, meskipun disambut dengan cara “berlebihan” sejak dari bandara oleh pendukungnya pun tidak ada orang marah, apalagi memasang spanduk.

Beberapa ruas jalan di Medan terpaksa ditutup maupun dialihkan pun orang “nrimo”.

Senjata makan tuan

Jika pemasangan spanduk liar di Yogyakarta itu tidak dilakukan sendiri oleh pendukung Anies Baswedan, maka peristiwa ini seperti peribahasa” Senjata Makan Tuan”.

Pendukung Anies dan AHY menggunakan spanduk sebagai senjata menolak Ahok, kini spanduk juga digunakan sebagai senjata menolak Anies.

Dengan peristiwa ini, Anies perlu mengingat senjata apa saja yang digunakannya saat berjuang mengalahkan Ahok.

Kontestasi politik itu sejatinya adu ide, gagasan, program untuk merebut hati rakyat, bukan menggunakan cara- cara primordial berbasis SARA.

Para kandidat yang bertarung di Pilpres 2024, hendaknya tidak menggunakan senjata kebencian, permusuhan, perundungan untuk meraih kemenangan.

Sebab senjata itu, selain dapat melukai orang lain, juga dapat melukai diri sendiri dan bangsa kita.

Para kandidat Pilpres 2024 perlu meneladani Prabowo Subianto dalam hal kerendahan hati menerima kekalahan dua kali, dan kemudian bersedia menjadi pembantu orang yang mengalahkannya.

 

Sutrisno Pangaribuan, Antitesis Anies Baswedan, Presidium Kongres Rakyat Nasional (KoRaN).

Tags: AniesBaswedanMakanSenjataTolakTuanYogyakarta
ShareTweetSendShareSharePinSend
ADVERTISEMENT

Berita Lainnya

Buah Pikir

Presiden Prabowo boneka Jokowi?

by Ingot Simangunsong
18 Desember 2025 | 00:29 WIB
0

Oleh | @sabartambunan63_ HAMPIR semua netizen yang peduli politik, percaya bahwa Prabowo adalah bonekanya Jokowi. Iya apa iya??!! Jauh-jauh hari,...

Read more
Buah Pikir

Sejarah Tambak Paromasan dan fenomena penggarap yang tidak beretika

by Ingot Simangunsong
7 Desember 2025 | 19:03 WIB
0

Oleh | Hatoguan Sitanggang TAMBAK Paromasan merupakan salah satu situs sejarah dan cagar budaya yang terletak di antara Desa Lumban...

Read more
Buah Pikir

Belajar mencintai Palestina di PDI Perjuangan, Ara wujudkan cinta melalui Panitia Natal Nasional 2025

by Ingot Simangunsong
29 November 2025 | 17:41 WIB
0

Oleh | Sutrisno Pangaribuan KONFERENSI Waligereja Indonesia (KWI) dan Persekutuan Gereja- gereja di Indonesia (PGI) akan menggeelar perayaan Natal nasional...

Read more
Buah Pikir

Rekam jejak Si Raja Batak

by Ingot Simangunsong
28 November 2025 | 08:46 WIB
0

Oleh  | Hatoguan Sitanggang MENURUT tuturan para tetua Batak, Si Raja Batak (Sori Mangaraja ke-12) melakukan perjalanan sakral menuju Gunung...

Read more
Buah Pikir

Bencana alam Sumut memenuhi status keadaan darurat bencana nasional

by Ingot Simangunsong
27 November 2025 | 20:21 WIB
0

Oleh | Sutrisno Pangaribuan BERDASARKAN keadaan darurat, bencana alam yang terjadi merata di seluruh daerah kabupaten/ kota di Provinsi Sumatera Utara...

Read more
Buah Pikir

Jangan bahas tarombo atau silsilah marga

by Ingot Simangunsong
27 November 2025 | 19:34 WIB
0

Oleh | Hatoguan Sitanggang JANGAN membahas tarombo atau silsilah marga yang tidak diteliti secara ilmiah. Tanpa penelitian para ahli, pembahasan...

Read more

Berita Terbaru

News

Desa Hutapea Banuarea dan Aek Nauli IV harumkan Tapanuli Utara di Jambore Kader Posyandu Sumut

18 Desember 2025 | 14:01 WIB
Buah Pikir

Presiden Prabowo boneka Jokowi?

18 Desember 2025 | 00:29 WIB
News

Di kegiatan KWRI, Pemko Pematangsiantar dorong profesionalisme pers di era digital

17 Desember 2025 | 22:28 WIB
News

Pemkab Samosir perkuat koordinasi TPID jelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026

17 Desember 2025 | 08:26 WIB
News

Bupati Taput dorong peran pers sebagai mitra strategis pembangunan

17 Desember 2025 | 06:42 WIB
News

Dosen dan Mahasiswa Universitas Quality Medan kenalkan dunia kerja sejak dini kepada siswa SD

15 Desember 2025 | 22:48 WIB
News

Natal bukan hanya tentang menerima, tapi tentang memberi

15 Desember 2025 | 20:09 WIB
News

Gebyar PORPI 2025 Pematangsiantar dinilai efektif memasyarakatkan olahraga pernapasan

15 Desember 2025 | 09:23 WIB
News

Ribuan keturunan Op Tuan Situmorang Tapanuli Utara rayakan Natal di Tarutung

15 Desember 2025 | 01:27 WIB
News

Ketua ASKINDO Langkat apresiasi terpilihnya Akhmad Zuhri Addin sebagai Ketua Umum DPN

14 Desember 2025 | 14:05 WIB
News

Bagak Marnatal 2025 meriah di Pematangsiantar

14 Desember 2025 | 12:54 WIB
News

Teknologi IoT dan Energi Surya diterapkan pada budidaya Seledri di Tapanuli Utara

13 Desember 2025 | 14:13 WIB
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak
  • Saran Pembaca
  • Syarat dan Ketentuan
  • Tentang Segaris.co

©2022-2024 Segaris.co

rotasi barak berita hari ini samosir sinata berita

No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir

©2022-2024 Segaris.co

rotasi barak berita hari ini samosir sinata berita