JAKARTA – SEGARIS.CO — Wakil Bupati Samosir Ariston Tua Sidauruk bersama Gubernur Sumatera Utara Bobby Afif Nasution menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Percepatan Eliminasi Tuberkulosis (TBC) melalui Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) di Sasana Bhakti Praja, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI, Jakarta Pusat, Selasa (26/8/2025).
Rakor dipimpin Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian didampingi Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Acara tersebut diikuti delapan gubernur serta 193 bupati dan wali kota dari berbagai daerah di Indonesia.
Menurut Global Tuberculosis Report 2024, Indonesia menempati posisi kedua dengan beban TBC tertinggi di dunia, yakni 1,09 juta kasus dengan 125 ribu kematian per tahun. Data ini menegaskan perlunya langkah percepatan dan strategi terpadu dalam penanggulangan TBC.
Mendagri Tito Karnavian menekankan bahwa pemerintah daerah memegang peran kunci dalam percepatan eliminasi TBC.
“Seluruh perangkat daerah harus bergerak bersama. Kemendagri akan memastikan penanggulangan TBC menjadi prioritas pembangunan di daerah,” ujar Tito.
Ia juga mengingatkan keberhasilan Indonesia menghadapi pandemi COVID-19 sebagai bukti nyata efektivitas kolaborasi lintas sektor. Dengan tersedianya vaksin dan obat, lanjutnya, pemerintah harus bertindak lebih tegas dan terukur. “Jangan sampai ada lagi kesenjangan pelayanan,” tegasnya.
Sementara itu, Menkes Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa percepatan eliminasi TBC menjadi salah satu program prioritas nasional Presiden Prabowo. Ia menegaskan TBC lebih mematikan dibanding COVID-19.
“Setiap tahun ada sekitar 1 juta kematian akibat TBC di dunia, termasuk 125 ribu di Indonesia. Artinya, setiap lima menit ada dua orang Indonesia meninggal karena penyakit ini,” jelas Menkes.
Hingga 25 Agustus 2025, Indonesia baru menemukan 508.994 kasus TBC atau sekitar 47% dari target nasional 900 ribu kasus tahun ini.
Menkes menekankan pentingnya memastikan pasien menjalani pengobatan penuh selama enam bulan agar sembuh total dan tidak menularkan penyakit.
Cakupan Terapi Pencegahan TBC (TPT) juga masih rendah. Dari target nasional 72%, baru sekitar 8% atau 108.590 kontak serumah penderita yang mendapatkan TPT.
“Ini menunjukkan perlunya dukungan lintas sektor, edukasi masyarakat, dan peran aktif pemerintah daerah,” kata Budi.
Menkes juga menyoroti rendahnya realisasi penggunaan anggaran TBC di sejumlah daerah, meski dukungan pendanaan telah tersedia melalui hibah dan APBN.
Ia meminta kepala daerah memastikan alokasi dana digunakan secara optimal untuk deteksi dan pengobatan pasien.
Sebagai tindak lanjut, pemerintah daerah diminta menetapkan regulasi pendukung, memperkuat layanan kesehatan primer, mengalokasikan anggaran yang memadai, serta melibatkan masyarakat, organisasi kemasyarakatan, dan sektor swasta dalam upaya pencegahan serta penanganan TBC.
Menanggapi arahan tersebut, Wakil Bupati Samosir Ariston Tua Sidauruk menyatakan komitmennya.
“Pemkab Samosir siap mendukung penuh percepatan eliminasi TBC. Kami akan memperkuat sistem penanganan melalui tim percepatan penanggulangan TB di daerah,” tegas Ariston. [Hatoguan Sitanggang/***]