TAPANULI UTARA — SEGARIS.CO — WAKIL BUPATI Tapanuli Utara (Taput), Deni Parlindungan Lumbantoruan, mendorong para peternak serta Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk mulai mengembangkan budidaya kerbau perah.
Langkah ini dinilai strategis guna mendukung ketersediaan bahan baku bagi Program Makan Bergizi Gratis yang tengah digalakkan di wilayah tersebut.
Dorongan itu disampaikan Deni saat meninjau Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT) Siborongborong pada Senin, 24 November 2025.
Dalam kunjungan tersebut, ia didampingi Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Ramah Saragih.
Enam GTK dari Cabdis Wilayah IX raih penghargaan pada Apresiasi Guru Berprestasi Sumut 2025
Pihak balai—diwakili Nababan, Sianturi, dan Morina Girsang—memaparkan berbagai fungsi serta perkembangan kegiatan pembibitan yang sedang berjalan.
Mereka juga menjelaskan kapasitas balai dalam menyediakan bibit unggul dan layanan teknis bagi peternak.
Deni meminta agar BPTU-HPT Siborongborong terus meningkatkan pelayanan bagi para peternak, baik yang ingin membeli bibit maupun mengikuti pelatihan peningkatan kapasitas.
“Saya berharap BPTU-HPT Siborongborong dapat memberikan perhatian maksimal kepada para peternak, baik terkait kebutuhan bibit maupun pelatihan,” ujar Deni.
Ia menambahkan, potensi susu kerbau sebagai produk lokal bernilai tinggi perlu dimaksimalkan.
“Ke depan, kita berharap susu kerbau dapat menjadi salah satu menu dalam program Makan Bergizi Gratis di Tapanuli Utara,” katanya.
Pihak balai turut menyampaikan bahwa BPTU-HPT Siborongborong merupakan unit pelaksana teknis yang memproduksi bibit ternak unggul, khususnya babi dan kerbau, serta menyediakan hijauan pakan ternak. Saat ini balai membina 325 ekor babi jenis Landrace, Yorkshire, dan Duroc, serta 291 ekor kerbau perah, lumpur, dan sungai di sejumlah instalasi.
Selain pembibitan, balai menyediakan layanan pembelian bibit, penyediaan hijauan pakan, pelatihan, eduwisata, hingga program magang bagi masyarakat.
Produksi susu dari kerbau perah yang dikelola mencapai 5–7 liter per ekor per hari, dengan total volume sekitar 9.000 liter.
Untuk sementara, balai menutup kunjungan ke Instalasi Babi Bahal Batu karena penerapan biosecurity ketat guna mencegah penyebaran African Swine Fever (ASF).
Pengunjung yang memasuki area instalasi diwajibkan menjalani masa isolasi tiga hari sebagai langkah pencegahan. [Martua Situmorang/***]








