Oleh | Hatoguan Sitanggang
KEARIFAN dan kebijaksanaan Raja Sitempang tidak hanya terlihat dari gaya kepemimpinannya, tetapi juga dari kemampuannya membangun tatanan sosial yang berlandaskan semangat gotong royong dan persaudaraan antarmarga.
Nilai-nilai inilah yang menjadi fondasi kokoh bagi kehidupan masyarakat di kawasan Pangururan hingga masa kini.
Para tetua adat menyebut, Huta Hariara Sigurdung merupakan pusat pemerintahan awal sekaligus tempat bermusyawarah para raja huta pada masa lampau.
Dari lokasi inilah lahir berbagai keputusan penting yang mengatur pembagian wilayah, tata adat, hingga hukum yang berlaku di kalangan masyarakat Sitempang.
Selain situs Batu Homban dan Aek Tolong, di sekitar huta juga ditemukan sejumlah peninggalan bersejarah lainnya, seperti batu duduk yang digunakan sebagai tempat musyawarah, serta bekas areal pertanian kuno yang diyakini menjadi lokasi penanaman padi pertama oleh para leluhur.
Temuan-temuan ini menjadi bukti bahwa masyarakat kala itu telah memiliki sistem sosial dan tata kelola lahan yang maju serta teratur.
Saat ini, keturunan Raja Sitempang bersama pemerintah desa dan para pemerhati budaya terus berupaya melestarikan warisan sejarah tersebut.
Berbagai langkah dilakukan, mulai dari kegiatan gotong royong, penelitian sejarah, hingga rencana penataan kawasan menjadi destinasi wisata edukatif yang diharapkan dapat menumbuhkan kebanggaan dan pemahaman sejarah bagi generasi muda.
Situs Hariara Sigurdung tidak sekadar menjadi simbol perkampungan pertama, tetapi juga menjadi saksi perjalanan panjang peradaban Batak di tanah Samosir — tempat di mana nilai budaya, sejarah, dan kearifan leluhur berpadu membentuk jati diri masyarakat hingga kini.
Penulis, Hatoguan Sitanggang adalah Raja Jolo Keturunan Raja Sitempang [Raja Jolo Anak tertua dari garis keturunannya]






