Oleh | Sutrisno Pangaribuan
SALAH satu pos menteri yang strategis dalam perombakan Kabinet Merah Putih yang kedua, Senin (8/9/2025) adalah Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Menkopolkam).
Perombakan tersebut pasti berkaitan dengan performa Menkopolkam dalam koordinasi penanganan keamanan dan ketertiban masyarakat dalam aksi massa yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa, luka berat, dan ringan serta kerugian negara yang mencapai Rp 1 triliun lebih akibat kerusakan fasilitas umum dan kantor pemerintah.
Pemberhentian Budi Gunawan dari jabatan Menkopolkam sudah tepat. Sjafrie Samsudin Menteri Pertahanan saat ini tepat menggantikan Budi Gunawan sebagai Menkopolkam.
Presiden Prabowo dapat menunjuk Edy Rahmayadi, Pangkostrad ke-38. Edy Rahmayadi adalah mantan Pangkostrad yang pernah menduduki jabatan sipil sebagai Gubernur Sumut ke- 18.
Pengalaman Edy Rahmayadi sebagai Pangkostrad ke- 38 sangat tepat membantu Presiden Prabowo yang merupakan Pangkostrad ke- 22.
Selain memiliki kecakapan di bidang pertahanan, Edy Rahmayadi juga memiliki kecakapan di bidang sipil sebagai Gubernur Sumut.
Edy Rahmayadi mampu menjaga dan mengendalikan Provinsi Sumut saat menghadapi Pandemi Covid-19.
Edy Rahmayadi mampu membangun komunikasi politik dengan 100 orang pimpinan dan anggota DPRD Sumut selama 5 tahun. Maka Edy Rahmayadi pasti mampu melakukan komunikasi politik dengan DPR RI.
Presiden Prabowo butuh pembantu yang loyal, yang hanya mengabdi kepada Presiden Prabowo dalam mewujudkan asta cita Presiden Prabowo.
Presiden membutuhkan pembantu yang loyal, dan tidak membutuhkan waktu lama untuk beradaptasi. Edy Rahmayadi adalah sosok prajurit yang patuh dan hormat pada senior.
Maka sebagai sesama prajurit, sebagai sesama mantan Pangkostrad, maka Edy Rahmayadi sangat tepat diangkat jadi Menhan.
Selain pernah menjadi Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi juga pernah menjadi Ketum PSSI ke-16. Pengalaman sebagai Ketum PSSI melengkapi pengalaman sipil Edy Rahmayadi, sehingga melengkapi kemampuan memimpin kementerian.
Edy Rahmayadi pasti patuh dan loyal kepada Sjafrie Samsudin sebagai Menkopolkam, dan kepada Presiden Prabowo Subianto.
Edy Rahmayadi sebagai prajurit yang merintis karir sebagai perwira muda lulusan Akmil 85 pasti dapat berkomunikasi yang baik kepada seluruh matra TNI.
Edy Rahmayadi juga tetap menjaga independensi dengan tidak bergabung dengan partai politik mana pun. Maka tidak ada hambatan dan kesulitan, dan tidak perlu izin dari Ketum Parpol mana pun untuk diangkat dalam jabatan Menhan.
Edy Rahmayadi dapat diandalkan oleh Presiden Prabowo pasca aksi massa yang baru saja terjadi. Edy Rahmayadi memiliki pengalaman lapangan di bidang militer yang lengkap dan sipil yang komplit, serta loyal kepada pimpinannya.
Jika Presiden Prabowo pembPantu yang memiliki kecakapan dan loyalitas sebagai Menhan, maka Edy Rahmayadi pilihannya.
Penulis, Sutrisno Pangaribuan, Presidium Kongres Rakyat Nasional (Kornas)