Segaris.co
Sabtu, 6 September 2025
No Result
View All Result
No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir
Segaris.co
No Result
View All Result
Segaris.co
No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir
Home Kolom

Meritokrasi: “Kekuasaan berdasarkan kelayakan atau prestasi”

Ingot Simangunsong by Ingot Simangunsong
5 September 2025 | 14:00 WIB
in Kolom
ADVERTISEMENT

Catatan | Ingot Simangunsong

MERITOKRASI, merupakan sebuah sistem yang menempatkan kemampuan, prestasi, dan kompetensi sebagai dasar utama dalam menentukan posisi, jabatan, maupun penghargaan.

Prinsip ini menolak pengaruh faktor keturunan, kekayaan, status sosial, maupun koneksi politik.

Istilah meritokrasi sendiri berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yakni merit yang berarti prestasi atau kelayakan, serta kratos yang berarti kekuasaan atau pemerintahan.

Secara harfiah, meritokrasi dapat dimaknai sebagai “kekuasaan berdasarkan kelayakan atau prestasi.”

Dalam penerapannya, sistem ini biasanya diwujudkan melalui beberapa mekanisme, seperti seleksi ketat pada penerimaan siswa, tes calon pegawai negeri sipil (CPNS), maupun program beasiswa.

Selain itu, meritokrasi juga tampak dalam sistem penghargaan berbasis kinerja, misalnya promosi jabatan yang ditentukan oleh hasil kerja, bukan kedekatan personal.

Prinsip kesetaraan kesempatan juga menjadi bagian penting, di mana setiap individu diberi peluang yang sama untuk berkembang sesuai kemampuan masing-masing.

Sistem meritokrasi memiliki sejumlah kelebihan, antara lain mendorong terciptanya keadilan, meningkatkan efisiensi, serta memacu motivasi kerja.

Namun, sistem ini juga memiliki kelemahan. Jika akses pendidikan dan kesempatan tidak merata, maka kelompok tertentu berisiko tetap tertinggal dan terpinggirkan.

Meritokrasi adalah sistem yang menekankan jabatan, penghargaan, atau kesempatan diberikan berdasarkan kemampuan, prestasi, dan kompetensi, bukan karena keturunan, kekayaan, atau koneksi politik.

Negara yang relatif lebih patuh

Namun, tidak ada negara di dunia ini yang 100% murni melaksanakan meritokrasi. Biasanya, meritokrasi dipadukan dengan faktor lain seperti demokrasi, budaya, dan politik.

Meski begitu, ada beberapa negara yang sering dijadikan contoh relatif lebih patuh menerapkan prinsip meritokrasi:

Negara yang dikenal relatif meritokratis

Singapura

Sangat menekankan rekrutmen birokrat, pejabat publik, dan bahkan beasiswa berdasarkan prestasi akademik serta kompetensi.

Sistem pendidikan dan karier birokrasi diatur ketat agar posisi penting ditempati orang yang benar-benar berkompeten.

Tiongkok (China)

Secara tradisi sejak Dinasti kekaisaran, China punya sistem ujian kenegaraan (imperial exam) yang berbasis merit.

Di era modern, Partai Komunis Tiongkok juga menekankan promosi pejabat melalui kinerja ekonomi dan sosial di daerah. Meski begitu, tetap ada kritik soal nepotisme dan politik.

Korea Selatan dan Jepang 

Kedua negara ini menekankan pendidikan, kerja keras, dan pencapaian individu.

Seleksi pegawai negeri sangat ketat berbasis ujian, sehingga posisi birokrasi dianggap diperoleh melalui kemampuan.

Finlandia & Negara Nordik (Swedia, Norwegia, Denmark)

Sistem pendidikan egaliter, transparansi pemerintahan, dan penekanan pada kemampuan individu menjadikan masyarakat relatif meritokratis.

Korupsi rendah sehingga jalur prestasi lebih terbuka.

Amerika Serikat (AS)

Secara teori, dikenal sebagai “land of opportunity” di mana individu bisa naik status melalui kerja keras dan prestasi.

Namun dalam praktik, masih dipengaruhi faktor sosial-ekonomi dan akses.

Kesimpulannya: Singapura dan negara-negara Nordik sering dianggap paling konsisten menerapkan meritokrasi modern, sementara China dikenal sebagai contoh meritokrasi ala negara otoritarian.

Penulis, Ingot Simangunsong, pimpinan redaksi mediaonline Segaris.co

Tags: MeritokrasisegarisSegaris.coSistem
ShareTweetSendShareSharePinSend
ADVERTISEMENT

Berita Lainnya

Kolom

PENDIDIK wajib DIMULIAKAN, bebaskan sebagai pengguna anggaran

by Ingot Simangunsong
5 September 2025 | 14:53 WIB
0

Catatan | Ingot Simangunsong SETELAH Menteri Agama menyampaikan permohonan maaf kepada para guru (pendidik) dengan tidak ada maksud merendahkan profesi...

Read more
Kolom

Mengenal Sindrom Stevens-Johnson: Penyakit langka yang bisa mengancam jiwa

by Ingot Simangunsong
5 Juni 2025 | 04:15 WIB
0

catatan | andreas bresman ms SINDROM Stevens-Johnson (SJS) adalah kondisi medis langka namun sangat serius yang menyerang kulit dan selaput...

Read more
Kolom

Berbudaya politik, politik berbudaya: dua arah menuju demokrasi sehat

by Ingot Simangunsong
28 Mei 2025 | 09:46 WIB
0

Oleh | ingot simangunsong DI tengah dinamika politik yang makin kompleks, dua istilah ini layak kita renungkan: berbudaya politik dan...

Read more
Kolom

Menata Suara di 2029 melalui JALUR MARSIADAPARI: gagasan Dasa M. Sinaga, SE

by Ingot Simangunsong
24 Mei 2025 | 22:31 WIB
0

Catatan | ingot simangunsong TAHUN politik 2029, akan menjadi momentum penting bagi seluruh rakyat Indonesia untuk menegaskan kembali arah demokrasi...

Read more
Kolom

TBC si penyakit “tiga huruf” bangkit lagi

by Ingot Simangunsong
16 Mei 2025 | 06:18 WIB
0

Catatan | ingot simangunsong TBC ... di Indonesia populer dengan sebutan penyakit "tiga huruf". Sudah berpuluhan tahun, penyakit ini tidak...

Read more
Kolom

GURU TIDAK TETAP, pengabdian dengan gaji minim tanpa tunjangan

by Ingot Simangunsong
1 Mei 2025 | 09:40 WIB
0

catatan | ingot simangunsong GURU Tidak Tetap (GTT) adalah guru yang belum berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan biasanya diangkat oleh...

Read more

Berita Terbaru

Kolom

PENDIDIK wajib DIMULIAKAN, bebaskan sebagai pengguna anggaran

5 September 2025 | 14:53 WIB
Kolom

Meritokrasi: “Kekuasaan berdasarkan kelayakan atau prestasi”

5 September 2025 | 14:00 WIB
News

Ditahan terkait kasus korupsi Laptop Chromebook, Nadiem: “Allah tahu kebenarannya.”

4 September 2025 | 17:33 WIB
Buah Pikir

Presiden Prabowo segera bentuk TGPF kekerasan dalam aksi massa

4 September 2025 | 00:02 WIB
Buah Pikir

Pemerintah seharusnya proaktif, bukan reaktif!

2 September 2025 | 12:43 WIB
News

Bupati Samosir serahkan SK P3K Tahap II kepada 21 peserta lulus formasi 2024

1 September 2025 | 18:57 WIB
News

Forkopimda Samosir gelar pertemuan antisipasi gejolak nasional

1 September 2025 | 18:45 WIB
Buah Pikir

Stop pemborosan keuangan dan perbaiki tata kelola Negara

1 September 2025 | 11:14 WIB
News

PBHI Sumut buka Posko pengaduan korban kekerasan aparat saat berdemo

1 September 2025 | 11:02 WIB
News

Bupati Samosir dan Uskup Agung Medan resmikan Gereja Katolik Stasi Kristus Raja Sangkal

1 September 2025 | 10:54 WIB
News

Sekretaris PSBI Onan Runggu meninggal dunia diduga akibat dianiaya

31 Agustus 2025 | 11:37 WIB
News

Jusuf Kalla ingatkan DPR dan masyarakat untuk menahan diri di tengah aksi demonstrasi

30 Agustus 2025 | 05:16 WIB
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak
  • Saran Pembaca
  • Syarat dan Ketentuan
  • Tentang Segaris.co

©2022-2024 Segaris.co

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir

©2022-2024 Segaris.co

rotasi barak berita hari ini danau toba