PEMATANGSIANTAR — SEGARIS.CO — Suasana haru dan khidmat menyelimuti Kota Pematangsiantar pada Jumat (18/04/2025) siang.
Di tengah panasnya terik matahari, ratusan orang berjalan bersama dalam prosesi Jalan Salib memperingati Jumat Agung.
Yang menarik, Wali Kota Pematangsiantar Wesly Silalahi tak hanya hadir, tetapi turut memikul kayu salib dalam prosesi ini.
Acara dimulai dari Kampus Universitas HKBP Nommensen di Jalan Sang Naualuh Damanik, dan berakhir di depan Balai Kota di Jalan Merdeka.
Sepanjang kurang lebih tiga kilometer, peserta berjalan sembari bergantian memikul salib—lambang penderitaan Yesus Kristus menjelang penyaliban.
Wesly tak sendiri. Ia ditemani sang istri, Liswati Wesly Silalahi.
Wesly menjadi pemikul salib terakhir, membawanya menuju titik akhir di depan Balai Kota, tempat adegan simbolik penyaliban Yesus ditampilkan.
Prosesi ini merupakan kolaborasi GAMKI Pematangsiantar dan Pemerintah Kota. Tema yang diangkat cukup dalam, yaitu kutipan dari Filipi 3:10-11 tentang pengenalan akan Kristus dan kuasa kebangkitan-Nya.
Dalam sambutannya usai prosesi, Wesly menyebut kegiatan ini luar biasa dan sarat makna. Ia berharap generasi muda tak melupakan kisah pengorbanan Yesus di kayu salib.
“Jangan sampai prosesi ini hanya jadi perayaan rutin tanpa makna. Harus jadi pengingat bahwa kita, sebagai umat Kristiani, dipanggil untuk menjadi garam dan terang dunia,” ujarnya.
Wesly juga mengajak GAMKI untuk terus bersinergi mendukung berbagai program Pemko demi terwujudnya Pematangsiantar yang lebih Cerdas, Sehat, Kreatif, dan Selaras.
Menariknya, Wesly sempat membuka ruang bagi generasi muda yang terlibat dalam drama penyaliban untuk berkomunikasi dengan putrinya, Olivia Nur Octora Silalahi—dosen di Manchester University, Inggris, yang telah memiliki hak paten dalam metode diagnosis kanker melalui urine.
“Silakan jalin komunikasi dengan Olivia. Dia membuka diri. Apalagi sekarang kami berdomisili di Pematangsiantar,” ucapnya, sembari tersenyum bangga.
Wakil Ketua DPRD Pematangsiantar, Frengky Boy Saragih yang hadir mewakili ketua DPRD, turut menyampaikan refleksi.
“Betapa beratnya salib yang dipikul. Tapi dengan kebersamaan, kita bisa menyelesaikannya. Semoga kuasa Roh Kudus selalu menaungi kota kita,” tuturnya.
Tak ketinggalan, sejumlah tokoh gereja menyatakan dukungan atas kegiatan ini. Pdt Kartono Pasaribu dari GPdI menyebut kegiatan ini sebagai bentuk kekompakan dan semangat yang luar biasa, sementara Rektor Universitas HKBP Nommensen, Dr Muktar B Panjaitan MPd, mengapresiasi semangat Wesly dan istri yang mengikuti prosesi dari awal hingga akhir.
“Kampus kami mendukung penuh kegiatan keagamaan seperti ini. Iman dan kasih harus ditumbuhkan, selain ilmu pengetahuan,” kata Muktar.
Sebelumnya, Ketua DPC GAMKI Pematangsiantar, Hendra Simanjuntak SPd MPd, sempat mengungkap bahwa kegiatan ini nyaris tertunda karena Wesly sedang berada di Bengkalis untuk ziarah. Namun Wesly bersikukuh agar kegiatan tetap digelar.
“Terima kasih Pak Wali, atas komitmen dan dukungannya. Ini bukan hanya tentang peringatan, tapi tentang harapan dan persatuan,” ujar Hendra.
Prosesi Jalan Salib diawali dengan ibadah singkat, dipimpin Pdt Sunggul Pasaribu. Penyerahan simbolik kayu salib dilakukan oleh Piliaman Simarmata dan Frengky Boy Saragih kepada Wali Kota, yang kemudian melepas peserta prosesi. [Ingot Simangunsong/***]