SINGKAWANG — SEGARIS.CO — WALI Kota Pematangsiantar, Wesly Silalahi, bersama Ketua TP PKK, Liswati Wesly Silalahi, menghadiri Konferensi Kota Toleran (KKT) yang berlangsung di Kota Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat, pada Sabtu–Minggu (15–16/11).
Kegiatan tahunan yang diinisiasi Setara Institute tersebut mempertemukan berbagai kota toleran di Indonesia untuk memperkuat jejaring dan berbagi strategi pembangunan ekosistem toleransi.
Pada Sabtu (15/11) malam, rombongan Pemerintah Kota Pematangsiantar turut menghadiri jamuan makan malam yang diselenggarakan Pemerintah Kota Singkawang di Ballroom Swiss-Belinn Singkawang.
Dalam sambutannya, Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie, menyampaikan apresiasi kepada Setara Institute atas kepercayaan menjadikan Singkawang sebagai tuan rumah KKT tahun ini.
“Merupakan kebahagiaan dan kebanggaan bagi kami dapat menyambut para peserta dari berbagai daerah. Kehadiran bapak dan ibu sekalian semakin mempererat persahabatan dan silaturahmi,” ujar Tjhai Chui Mie.
Ia juga memperkenalkan ragam kuliner khas Singkawang, seperti rujak dan bubur tradisional, serta mempromosikan batik Tidayu—batik lokal yang mencerminkan identitas tiga etnis besar di Singkawang: Tionghoa, Dayak, dan Melayu.
Sebelumnya, para peserta KKT mengikuti kegiatan anjangsana ke sejumlah rumah ibadah di Kota Singkawang untuk melihat langsung praktik kerukunan dan keberagaman masyarakat setempat.
Mengusung tema “Menguatkan Inisiatif dan Kolaborasi Membangun Ekosistem Toleransi”, KKT menghadirkan pemangku kepentingan dari berbagai kota toleran di Indonesia.
Forum ini menjadi wadah untuk mempromosikan nilai toleransi sekaligus mengulas pengalaman daerah dalam mengelola keberagaman.
Wali Kota Pematangsiantar, Wesly Silalahi, menyampaikan bahwa forum tersebut penting untuk memperkuat upaya pembangunan kota toleran di daerahnya.
“Kota Pematangsiantar saat ini berada di peringkat kelima Indeks Kota Toleran nasional dan menjadi yang tertinggi di Sumatera Utara,” ujarnya.
Wesly menambahkan, kunjungan peserta KKT ke berbagai situs dan ruang sosial di Singkawang menjadi pengalaman berharga dalam memahami praktik hidup berdampingan di tengah keberagaman etnis.
Temuan dan pengalaman tersebut, katanya, akan menjadi referensi bagi Pematangsiantar dalam memperkuat program-program toleransi di masa mendatang.
“Kita berharap peringkat toleransi Kota Pematangsiantar dapat terus meningkat,” katanya. [Rel/Ingot Simangunsong/***]








