Segaris.co
Minggu, 2 November 2025
No Result
View All Result
No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir
Segaris.co
No Result
View All Result
Segaris.co
No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir
Home KESEHATAN

“Sindrom Patah Hati” pada KAUM PEREMPUAN

Ingot Simangunsong by Ingot Simangunsong
12 Juni 2024 | 09:24 WIB
in KESEHATAN
ADVERTISEMENT

PEMATANGSIANTAR – SEGARIS.CO – Sindrom Patah Hati, yang juga dikenal dengan nama sindrom Takotsubo atau kardiomiopati stres, adalah kondisi medis yang mirip dengan serangan jantung yang sering kali dipicu oleh stres emosional atau fisik yang berat.

Meskipun kondisi ini dapat dialami oleh siapa saja, berbagai penelitian menunjukkan bahwa sindrom patah hati lebih sering terjadi pada kaum perempuan, terutama mereka yang berusia di atas 50 tahun.

Apa Itu Sindrom Patah Hati?

Sindrom patah hati pertama kali diidentifikasi oleh para peneliti di Jepang pada tahun 1990-an. Nama “Takotsubo” diambil dari bentuk khas ventrikel kiri jantung yang menyerupai perangkap gurita tradisional Jepang yang disebut takotsubo.

Kondisi ini terjadi ketika bagian dari jantung mengalami kelemahan sementara, yang menyebabkan gejala yang mirip dengan serangan jantung, seperti nyeri dada dan sesak napas.

11.000 pekerja tekstil KEHILANGAN PEKERJAAN

Faktor pemicu dan gejala

Penyebab utama sindrom patah hati adalah stres emosional yang intens, seperti kehilangan orang yang dicintai, perceraian, konflik interpersonal, atau pengalaman emosional lainnya. Beberapa kasus juga dipicu oleh stres fisik seperti operasi besar atau penyakit berat.

Gejala sindrom patah hati meliputi: Nyeri dada yang tiba-tiba, Sesak napas, Detak jantung yang cepat atau tidak teratur, Rasa lelah yang ekstrem, Gejala-gejala ini sering kali menyerupai serangan jantung, sehingga penting untuk mendapatkan penanganan medis segera.

Dampak pada kaum perempuan

Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 90% kasus sindrom patah hati terjadi pada perempuan, terutama mereka yang berada di masa pascamenopause.

Ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan mengapa perempuan lebih rentan terhadap kondisi ini.

Salah satu teori adalah perubahan hormonal yang terjadi selama menopause, yang mungkin membuat jantung lebih rentan terhadap efek stres.

Dampak sindrom patah hati pada kaum perempuan tidak hanya terbatas pada aspek fisik, tetapi juga psikologis.

Pengalaman emosional yang memicu kondisi ini sering kali meninggalkan bekas yang dalam pada kesehatan mental.

Perempuan yang mengalami sindrom patah hati mungkin merasa cemas, depresi, atau trauma setelah mengalami episode tersebut.

Peran penting perempuan dalam keluarga dan masyarakat juga membuat mereka lebih rentan terhadap tekanan emosional yang dapat memicu sindrom ini.

Penanganan dan pencegahan

Penanganan sindrom patah hati biasanya melibatkan perawatan medis untuk mengurangi gejala dan mendukung pemulihan jantung.

Obat-obatan seperti beta-blocker dan ACE inhibitor sering digunakan untuk mengurangi beban kerja jantung dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

Selain itu, dukungan psikologis dan konseling sangat penting untuk membantu pasien mengatasi stres emosional yang mungkin memicu sindrom ini.

Pencegahan sindrom patah hati melibatkan pengelolaan stres yang efektif. Teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, dan latihan pernapasan dapat membantu mengurangi stres.

Dukungan sosial dari keluarga dan teman juga sangat penting dalam membantu individu mengatasi tekanan emosional.

Penanganan medis yang tepat

Sindrom patah hati adalah kondisi medis serius yang sering kali dipicu oleh stres emosional atau fisik yang berat, dan lebih sering terjadi pada kaum perempuan.

Dampaknya tidak hanya terasa secara fisik, tetapi juga secara emosional, mempengaruhi kualitas hidup penderitanya.

Dengan penanganan medis yang tepat dan dukungan psikologis, individu yang mengalami sindrom patah hati dapat pulih dan menjalani hidup yang sehat dan produktif.

Pencegahan melalui pengelolaan stres yang efektif juga sangat penting untuk mengurangi risiko terjadinya sindrom ini di masa depan. [Ingot Simangunsong/***]

Tags: JantungPatah HatiPerempuansegarisSegaris.coSindrom
ShareTweetSendShareSharePinSend
ADVERTISEMENT

Berita Lainnya

KESEHATAN

Rumkit Bhayangkara Polda Aceh raih tiga penghargaan sekaligus atas kinerja keuangan dan pelayanan publik

by Ingot Simangunsong
30 Oktober 2025 | 19:44 WIB
0

BANDA ACEH — SEGARIS.CO -- RUMAH Sakit (Rumkit) Bhayangkara Tingkat III Polda Aceh kembali mencatat prestasi gemilang dengan menyabet tiga...

Read more
KESEHATAN

Wabup Samosir hadiri Rakor Nasional percepatan eliminasi TBC di Jakarta

by Ingot Simangunsong
27 Agustus 2025 | 09:57 WIB
0

JAKARTA – SEGARIS.CO -- Wakil Bupati Samosir Ariston Tua Sidauruk bersama Gubernur Sumatera Utara Bobby Afif Nasution menghadiri Rapat Koordinasi...

Read more
KESEHATAN

Penyakit Moyamoya: kabut di pembuluh otak

by Ingot Simangunsong
27 Mei 2025 | 03:09 WIB
0

PEMATANGSIANTAR -- SEGARIS.CO -- PENYAKIT Moyamoya adalah gangguan langka pada pembuluh darah di otak. Nama "moyamoya" berasal dari bahasa Jepang...

Read more
KESEHATAN

Agnodike simbol perjuangan perempuan dalam dunia medis

by Ingot Simangunsong
31 Maret 2025 | 19:03 WIB
0

Catatan | Ingot Simangunsong BIDAN pertama di dunia tidak diketahui secara pasti karena praktik kebidanan sudah ada sejak zaman kuno,...

Read more
KESEHATAN

Gedung baru Puskesmas Buhit diresmikan, Bupati Samosir: “Pelayanan harus seindah bangunannya”

by Ingot Simangunsong
31 Januari 2025 | 16:35 WIB
0

SAMOSIR – SEGARIS.CO -- Pemerintah Kabupaten Samosir terus berkomitmen meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan bagi masyarakat. Upaya ini diwujudkan...

Read more
KESEHATAN

BBPOM Medan gelar pertemuan lintas sektor di Samosir

by Ingot Simangunsong
21 November 2024 | 05:33 WIB
0

https://youtu.be/I2XuJ8W9C5E?si=YRP4u7nDOemSyKv_ SAMOSIR -- SEGARIS.CO -- Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Medan menyelenggarakan pertemuan lintas sektor di Ruang Lobi...

Read more

Berita Terbaru

Info

Ulee Lheu, Pesona Wisata Bahari dan Religi di Banda Aceh

1 November 2025 | 18:45 WIB
News

Peringatan Maulid Nabi bersama PWI, Polda Aceh ajak insan pers hadirkan pemberitaan yang mencerahkan

1 November 2025 | 17:01 WIB
News

Dihadiri Wali Kota, Kapolda Sumut resmikan SPPG Yayasan Kemala Bhayangkari di Pematangsiantar

31 Oktober 2025 | 18:45 WIB
News

Pemkab Samosir gelar pelatihan dan sosialisasi Perpres 46 Tahun 2025 untuk tingkatkan profesionalisme pengadaan barang/jasa

31 Oktober 2025 | 18:05 WIB
News

Dr. Taqwaddin: “Garda terdepan penegakan hukum korupsi, ada di lembaga eksekutif, pengadilan jadi benteng terakhir”

31 Oktober 2025 | 17:04 WIB
News

Wabup Samosir bahas penguatan koperasi desa dan hilirisasi kopi dengan Menteri Koperasi

31 Oktober 2025 | 09:08 WIB
News

Pengadilan Tinggi Medan lantik sejumlah advokat baru, Ucandi Simanjuntak SH MH: “Janji ini bukan sekadar seremonial”

30 Oktober 2025 | 20:52 WIB
KESEHATAN

Rumkit Bhayangkara Polda Aceh raih tiga penghargaan sekaligus atas kinerja keuangan dan pelayanan publik

30 Oktober 2025 | 19:44 WIB
News

Kebakaran hebat di Palipi, Abdi Naibaho tewas terjebak di lantai dua toko

30 Oktober 2025 | 17:05 WIB
News

Bupati Samosir: “Pancasila harus dihidupkan dalam tindakan, bukan sekadar hafalan”

30 Oktober 2025 | 09:01 WIB
News

Guru Muhammadiyah punya tanggung jawab ganda: Mendidik dan mengabdi untuk umat

29 Oktober 2025 | 17:24 WIB
News

Pendidikan Muhammadiyah didorong berstandar internasional, Mohammad Sofyan: “Harus setara dengan Jerman”

29 Oktober 2025 | 16:58 WIB
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak
  • Saran Pembaca
  • Syarat dan Ketentuan
  • Tentang Segaris.co

©2022-2024 Segaris.co

rotasi barak berita hari ini samosir sinata berita

No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir

©2022-2024 Segaris.co

rotasi barak berita hari ini samosir sinata berita