Segaris.co
Rabu, 18 Juni 2025
No Result
View All Result
No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir
Segaris.co
No Result
View All Result
Segaris.co
No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir
Home News

KRB dan AKBAR SUMUT tuding Gubernur Edy Rahmayadi bagian dari mafia tanah

Ingot Simangunsong by Ingot Simangunsong
26 September 2022 | 16:30 WIB
in News

GUBERNUR Sumatera Utara (Sumut), Edy Rahmayadi, dituding telah gagal menyelesaikan konflik pertanahan yang ada di Sumut. Selain itu, mafia tanah belum satupun mampu disentuh oleh hukum meski faktanya mereka kerap menteror dan mengintimidasi warga masyarakat pemilik tanah.

Tudingan itu dilontarkan dua gelombang massa aksi dengan mengatasnamakan Komite Rakyat Bersatu (KRB) dan Akumulasi Kemarahan Buruh dan Rakyat Sumatera Utara (AKBAR SUMUT), saat berunjuk-rasa di depan Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro, Medan, Senin (26/09/2022).

KRB dalam orasinya juga mendesak untuk segera dibubarkan Tim Inventarisasi & Identifikasi Penanganan Permasalahan Tanah Eks HGU PTPN II yang diduga kuat srat dengan kepentingan mafia tanah.

“Dalam aksi ini, kami meminta KPK untuk mengusut dan mengaudit Tim Inventarisasi & Identifikasi yang tidak transparan ke publik. Kami juga minta untuk segera ditangkap seluruh pejabat PTPN II yang telah melakukan penjualan tanah begara seluas ± 8000 Hektar Kepada PT. Ciputra tanpa melihat kepentingan rakyat di atasnya !!,” teriak orator dari atas mobil komando.

Ratusan massa pendemo yang datang dengan mengendarai puluhan sepeda motor dan angkutan umum itu, meminta supaya Edy Rahmayadi sebagai Gubernur Sumut menyelesaikan seluruh jonflik agraria di Sumut dengan mengembalikan tanah rakyat yang telah dirampas oleh perusahaan perkebunan milik negara, seperti PTPN 2, PTPN 3, dan PTPN 4, serta perusahaan perkebunan swasta asing maupun nasional, diantaranya PT. Bridgestone, PT. Soeloeng Laoet, PT. Toba Pulp Lestari (PT. TPL), dan lainnya.

“Tutup TPL,” teriak massa pendemo.

Orator dalam orasinya mengatakan bahwa Indonesia adalah negara yang kaya raya, subur dan makmur, gemah ripah loh jinawi. Namun sayangnya, kekayaan alam yang begitu melimpah tidak mampu memberikan kesejahteraan dan kemakmuran bagi rakyatnya, terutama bagi rakyat miskin dan kaum tani yang kekurangan lahan–lahan produksi sebagai sumber pendapatan ekonominya dikarenakan terjadinya ketimpangan penguasaan atas tanah di negara ini.

Menurut massa, pemerintah juga gagal mendistribusikan tanah sebesar-besarnya kepada rakyat miskin dan kaum tani yang membutuhkannya.

“Malah negara atau pemerintah lebih cenderung memberikan mayoritas penguasaan dan pengelolaan tanah kepada para pemodal dan perusahaan besar, baik swasta dalam negeri maupun asing, yang pada akhirnya terjadilah persoalan perampasan tanah dan konflik pertanahan dimana-mana, terkhsusus di Sumatera Utara,” beber orator di hadapan ratusan massa yang mendapat penjagaan ketat oleh aparat kepolisian dari Polrestabes Medan serta Satpol PP Pemprov Sumut.

Konflik-konflik tersebut, sambung orator, terkesan dibiarkan dan tak satupun mampu diselesaikan di era pemerintahan Joko Widodo saat ini.

KRB dan AKBAR SUMUT, dalam orasi yang dilakukan secara bergantian itu mengungkapkan, tidak selesainya konflik agraria pertanahan ini juga diakibatkan oleh ulah para oknum yang ada di instansi pemerintah seperti di BPN, Pemerintah Provinsi (Pemprov), Pemerintah Kabupaten (Pemkab), dan juga pada instansi vertikal negara yang ada di daerah yang terlibat dalam sindikat mafia tanah.

Akibatnya, proses penyelesaian sengketa menjadi lama yang menyita energi banyak pihak, terlebih para petani yang selalu dikorbankan oleh para sindikat mafia tanah itu.

Kedua organ tersebut, lewat oratornya mengungkap, bagian dari bentuk mafia tanah adalah adanya jual beli tanah negara secara sepihak dengan mengabaikan kepentingan rakyat banyak, adanya sertifikat ganda, penerbitan sertifikat baik HGU, HGB, SHM yang masih bersengketa.

“Ini memcerminkan bahwa Gubernur Sumut telah gagal dalam menyelesaikan konflik pertanahan yang ada di Sumut tercinta ini. Lihat saja, Tim Inventarisasi dan Identifikasi Penanganan Permasalahan Tanah Eks HGU PTPN II yang tidak mengikutsertakan DPRD, aktivis agraria, maupun para jurnalis ke dalam tim tersebut. Ada apa denganmu Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi ? Patut diduga bahwa Edy Rahmayadi juga adalah mafia tanah. Perlu diketahui, bahwa perjuangan tanah eks HGU PTPN II seluas 5.873,06 hektar adalah buah perjuangan rakyat dan reformasi. Kenapa Tim Inventarisasi & Identifikasi itu tidak transparan dalam menentukan syarat dan prasyarat pengajuan untuk pelepasan dan sertifikasi ? Tim tersebut juga terkesan sepihak dalam membuat kebijakan dan patut diduga kuat, ada keterlibatan mafia tanah di dalam tim tersebut,” hunjak orator.

Orator juga membeberkan salah satu indikator keberadaan mafia tanah dalam tim tersebut adalah adanya tindakan pengukuran yang dilakukan oleh Tim Inventaris pada Desember 2021 lalu, tanpa diketahui siapa pemohonnya.

KRB dan AKBAR SUMUT juga menyebut bahwa konflik pertanahan yang begitu berkepanjangan, juga mensaratkan bahwa pemerintah tidak serius dan cenderung “bermain api” di dalam penyelesaiannya.

“Padahal kita ketahui bahwa Bapak Presdien Joko Widodo sudah memerintahkan Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, untuk segera menyelesaikannya, namun tak juga selesai. Padahal sudah ada Perpres Nomor 86 Tahun 2018 dan Pidato Presiden Jokowi yang menjelaskan bahwa tanah-tanah yang sudah diduduki, dikuasai dan diusahai rakyat agar diberikan kepada rakyat. Tapi apa lacur ?? Malah terjadi upaya–upaya penggusuran ataupun eksekusi serta penyerangan–penyerangan terhadap lahan dan petani di sejumlah tempat, seperti di Patumbak, Binjai, dan daerah lainnya,” ujar orator lainnya.

Selain itu, massa pendemo menuding sengketa agraria pertanahan di Sumut semakin diperparah dengan adanya penjualan tanah-tanah negara yang dilakukan oleh PTPN II kepada PT.Ciputra seluas ± 8.000 hektar.

“Negara ini bukan punya nenek-moyang PTPN 2, akan tetapi milik bangsa dan rakyat Indonesai. Tapi kenapa PTPN 2 secara sepihak menjualnya kepada PT. Ciputra. Ada apa ini ?? Dan kenapa DPRD Sumut diam atas adanya penjualan tanah negara tersebut ??,” tuduh orator lainnya.

Aksi sempat memanas tatkala Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut gagal menghadirkan Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, secara langsung di hadapan ratusan massa pendemo.

Dalam tuntutannya, kedua organ tersebut mendesak agar Pemprov Sumut menyelesaikan seluruh konflik agraria pertanahan yang terjadi di Sumut dengan melakukan identifikasi dan pengukuran secara langsung di atas tanah eks HGU PTPN 2 yang ada di Helvetia, Marindal, dan Selambo.

Mereka juga mendesak untuk segera didistribusikan dan sertifikasi tanah-tanah yang sudah diduduki, dikuasai dan diusahai rakyat petani sesuai UU Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960 dan Perpres Nomor 86 Tahun 2018.

Seain itu, massa juga meminta untuk segera dihentikan eksekusi, okupasi, dan penanaman yang dilakukan PTPN 2 di atas tanah yang sudah diduduki, dikuasai dan diusahai masyarakat petani, stop perpanjangan HGU PT. Bridgestone sebelum ada penyelesaian dan pengembalian tanah Masyarakat Adat Sorba Jahe Naga Tongah Sihora-hora seluas ± 273,91 hektar di Desa Parlembeian, Kecamatan Sipispis, Kabupaten Serdang Bedagai, serta usut tuntas dan tangkap Kepala BPN Serdang Bedagai atas terbitnya HGU PT. Soeloeng Laoet yang belum clean and clear sebab masih ada persoalan di atas tanah tersebut.

“Usut tuntas juga penyerangan dan teror terhadap masyarakat petani Bhakti Karya yang terjadi di Binjai yang ditengarai telah diprovokasi oleh oknum anggota DPRD Sumut berinisial ZP.  Bongkar penembokan di atas tanah eks HGU PTPN 2 di sejumlah tempat, termasuk penembokan oleh PT. ACR milik Mujianto di Desa Helvetia seluas ± 74 hektar,” tuntut massa.

Sampai berita ini dimuat, massa masih tetap bertahan di depan Kantor Gubernur Sumut. Massa meminta agar diagendakan pertemuan langsung antara massa kedua organ tersebut dengan Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi.

“Kalau Gubernur Edy Rahmayadi tidak juga mau bertemu, maka pantaslah dia disebut si Otong. Sebab belum pernah si Japurut itu mau menemui massa petani saat berdemo di Kantor Gubernur Sumut ini. Ini adalah hari kami para petani, tapi dia tak mau menemui kami. Ingat, kami tidak akan memilih dia lagi pada saat Pilgub nanti bila masalah kami tidak disikapinya secara serius sesuai perintah Presiden Joko Widodo,” kata orator. (Sipa Munthe/***)

Tags: Edy RahmayadiGubsuHari Tani
ShareTweetSendShareSharePinSend
ADVERTISEMENT

Berita Lainnya

News

Wali Kota Pematangsiantar apresiasi prestasi tlet AKTI dalam audiensi bersama KORMI

by Ingot Simangunsong
18 Juni 2025 | 09:34 WIB
0

PEMATANGSIANTAR — SEGARIS.CO -- Wali Kota Pematangsiantar, Wesly Silalahi, menerima audiensi dari Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI) Kota Pematangsiantar...

Read more
News

Muzakir Manaf sebut keputusan Presiden Prabowo ukir sejarah baru bagi Aceh

by Ingot Simangunsong
17 Juni 2025 | 22:18 WIB
0

JAKARTA — SEGARIS.CO -- Gubernur Aceh, Muzakir Manaf menyampaikan apresiasi atas keputusan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto yang mengembalikan status...

Read more
News

DPP Peradi Pergerakan gelar Rapimnas di Samosir, angkat isu strategis dan promosikan Danau Toba

by Ingot Simangunsong
17 Juni 2025 | 14:06 WIB
0

Pardomuan Simanjuntak: Rapimnas akan berjalan sesuai rencana SAMOSIR – SEGARIS.CO -- Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Persaudaraan Profesi Advokat Nusantara atau...

Read more
News

Bupati Samosir usulkan pembukaan penerbangan langsung Eropa–Kuala Namu untuk dongkrak wisata Danau Toba

by Ingot Simangunsong
17 Juni 2025 | 10:49 WIB
0

JAKARTA – SEGARIS.CO -- Bupati Samosir, Vandiko Timotius Gultom, mengusulkan pembukaan rute penerbangan langsung (direct flight) dari Eropa menuju Bandara...

Read more
News

Anggota DPR minta pemerintah tinjau ulang penetapan empat pulau masuk wilayah Sumut

by Ingot Simangunsong
15 Juni 2025 | 09:47 WIB
0

JAKARTA — SEGARIS.CO -- Anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Romy Soekarno, mendesak pemerintah pusat untuk mengevaluasi kembali...

Read more
News

Pematangsiantar Raih Peringkat 5 Kota Toleran, Wali Kota: Kerukunan umat beragama sudah mengakar sejak lama

by Ingot Simangunsong
13 Juni 2025 | 19:58 WIB
0

PEMATANGSIANTAR – SEGARIS.CO -- Kerukunan antarumat beragama di Kota Pematangsiantar terus terjaga dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat sejak lama....

Read more

Berita Terbaru

News

Wali Kota Pematangsiantar apresiasi prestasi tlet AKTI dalam audiensi bersama KORMI

18 Juni 2025 | 09:34 WIB
News

Muzakir Manaf sebut keputusan Presiden Prabowo ukir sejarah baru bagi Aceh

17 Juni 2025 | 22:18 WIB
News

DPP Peradi Pergerakan gelar Rapimnas di Samosir, angkat isu strategis dan promosikan Danau Toba

17 Juni 2025 | 14:06 WIB
News

Bupati Samosir usulkan pembukaan penerbangan langsung Eropa–Kuala Namu untuk dongkrak wisata Danau Toba

17 Juni 2025 | 10:49 WIB
News

Anggota DPR minta pemerintah tinjau ulang penetapan empat pulau masuk wilayah Sumut

15 Juni 2025 | 09:47 WIB
News

Pematangsiantar Raih Peringkat 5 Kota Toleran, Wali Kota: Kerukunan umat beragama sudah mengakar sejak lama

13 Juni 2025 | 19:58 WIB
News

Wali Kota Pematangsiantar siap dukung Muktamar ke-49 Muhammadiyah dan Aisyiyah Tahun 2027

13 Juni 2025 | 18:45 WIB
News

Kementerian PUPR serahkan pengelolaan ementara IPLT senilai Rp11,7 miliar kepada Pemkab Samosir

13 Juni 2025 | 18:32 WIB
News

Wabup Samosir buka Bimtek implementasi SIPD RI di Tuktuk Siadong

13 Juni 2025 | 13:11 WIB
News

Bupati Samosir dan Kodam I/BB Rayakan HUT ke-75 dengan aksi bersih-bersih cceng gondok di Danau Toba

13 Juni 2025 | 08:48 WIB
News

DPRD Langkat Gelar RDP terkait keluhan SPMB 2025, Sekolah paparkan kuota dan mekanisme seleksi

13 Juni 2025 | 08:00 WIB
News

Pemkab Samosir gelar Rakor Penanganan Karhutla, tekankan pencegahan dan sinergi lintas sektor

12 Juni 2025 | 09:06 WIB
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak
  • Saran Pembaca
  • Syarat dan Ketentuan
  • Tentang Segaris.co

©2022-2024 Segaris.co

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir

©2022-2024 Segaris.co

rotasi barak berita hari ini danau toba