BANDA ACEH – SEGARIS.CO — DALAM tiga hari terakhir, antrean pembelian bahan bakar minyak (BBM) di sejumlah SPBU di Banda Aceh dan Aceh Besar terus memanjang hingga mencapai sekitar satu kilometer.
Kondisi ini berbanding terbalik dengan pernyataan pihak Pertamina, Pemerintah Daerah, dan aparat keamanan yang sebelumnya menjamin ketersediaan BBM di wilayah tersebut dalam kondisi aman.
Pantauan di lapangan menunjukkan, antrean tidak hanya melibatkan kendaraan roda dua dan roda empat, tetapi juga warga yang membawa jerigen.
Mereka beralasan pembelian BBM tersebut digunakan untuk kebutuhan genset. Namun, terdapat dugaan sebagian di antaranya memanfaatkan situasi untuk menjual kembali BBM dengan harga lebih tinggi.
Seorang warga Cot Lam Kuweuh yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan modus tersebut marak terjadi.
“Tidak semua untuk genset, sebagian besar dijual kembali sebagai pengecer dadakan. Satu liter bisa dijual sekitar Rp30 ribu,” ujarnya kepada Segaris.Co.
Menanggapi kondisi tersebut, mantan anggota DPRA, Tgk Safwan menilai situasi ini bertolak belakang dengan jaminan Pertamina kepada Wali Kota Banda Aceh, Hj. Illiza Sa’aduddin, yang menyatakan stok BBM di Banda Aceh dan Aceh Besar mencukupi.
“Faktanya, masyarakat harus antre sejak subuh. Ini harus segera dicari solusinya,” tegasnya.
Safwan juga mempertanyakan distribusi BBM yang tidak sesuai kebutuhan, mengingat suplai dilakukan melalui Pelabuhan Malahayati yang berjarak kurang dari 50 kilometer dari Banda Aceh.
“Anehnya, BBM sudah habis ketika sampai di SPBU. Ada apa sebenarnya?” ucapnya dengan nada heran.
Ia mengimbau aparat keamanan untuk memperketat pengawasan terhadap pembelian menggunakan jerigen agar tidak dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi. Selain itu, SPBU juga diminta lebih selektif dalam melayani pembelian tersebut.
“Kami berharap masyarakat tidak panik. Jika memang pasokan telah dijamin cukup, belilah seperlunya saja. Jangan menimbun, karena semua orang membutuhkan,” tutup Safwan. [T DJAMALUDDIN/***]








