PIDIE JAYA — SEGARIS.CO — KETUA Majelis Pendidikan Dasar, Menengah, dan Pendidikan Nonformal (Dikdasmen dan PNF) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Aceh, Dr. Iskandar Muda Hasibuan, mengeluarkan seruan darurat kemanusiaan untuk sektor pendidikan di tingkat nasional maupun internasional.
Seruan ini disampaikan menyusul dampak banjir bandang di sejumlah wilayah Aceh yang menyebabkan proses pembelajaran lumpuh total.
Saat meninjau kondisi SD Muhammadiyah Meuredu di Kabupaten Pidie Jaya, Senin (01/12/2025), Iskandar menjelaskan bahwa bencana ini tidak hanya merusak bangunan sekolah, tetapi juga menghentikan akses pendidikan bagi ribuan anak.
Data awal Majelis Dikdasmen dan PNF menunjukkan puluhan hingga ratusan fasilitas pendidikan mengalami kerusakan berat.
Banyak ruang belajar terendam lumpur dan materi pembelajaran, termasuk buku serta perangkat teknologi, hilang terbawa arus.
“Sekolah yang seharusnya menjadi tempat aman bagi anak-anak kini justru terpukul oleh bencana. Kita tidak hanya kehilangan gedung, tetapi juga sarana pembelajaran yang vital,” ujarnya.
Selain kerusakan sarana pendidikan, situasi para tenaga pengajar turut menjadi perhatian. Sejumlah guru kehilangan tempat tinggal serta fasilitas mengajar, sehingga membutuhkan bantuan pemulihan.
Trauma yang dialami siswa juga dinilai harus segera ditangani agar tidak berdampak pada masa depan pendidikan mereka.
“Jika hari ini sekolah tidak segera kita pulihkan, maka kita sedang mempertaruhkan masa depan generasi Aceh,” katanya.
Tiga seruan aksi mendesak
Mengacu pada besarnya skala kerusakan, PWM Aceh mengajukan tiga langkah strategis bagi pemerintah dan mitra internasional:
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Sekolah Tahan Bencana
Pembangunan kembali fasilitas pendidikan dengan standar ketahanan lebih baik untuk menghadapi potensi bencana di masa depan.
Pemenuhan Kebutuhan Logistik Pendidikan Darurat
Penyediaan paket belajar seperti modul, buku, seragam, hingga perangkat e-learning yang memungkinkan kegiatan belajar berlangsung di lokasi sementara.
Penguatan Kesiapsiagaan Pendidikan Jangka Panjang
Pembentukan kolaborasi strategis untuk menerapkan kurikulum kebencanaan dan pelatihan khusus bagi guru sebagai upaya pembangunan sistem pendidikan responsif bencana.
Iskandar berharap aksi kolektif dari berbagai pihak dapat segera terwujud guna memastikan keberlanjutan pendidikan bagi anak-anak di daerah terdampak.
“Semoga bencana ini dapat menjadi momentum memperkuat kualitas dan ketahanan sektor pendidikan di Aceh,” katanya. [T DJAMALUDDIN/***]








