SAMOSIR – SEGARIS.CO — Peringatan Hari Ulos Nasional yang jatuh setiap 17 Oktober kembali dirayakan penuh kebanggaan oleh jajaran Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Samosir.
Dalam upacara Hari Kesadaran Nasional yang digelar di Halaman Kantor Bupati Samosir, Jumat (17/10), seluruh peserta tampak kompak mengenakan ulos dan busana bermotif khas Batak.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Hotraja Sitanggang, yang bertindak sebagai pembina upacara, menyampaikan apresiasinya terhadap makna filosofis ulos sebagai simbol kasih sayang dan identitas masyarakat Batak.
“Ulos tidak dapat dipisahkan dari kehidupan orang Batak. Sejak lahir hingga akhir hayat, ulos selalu hadir sebagai wujud kasih, harapan, serta nilai-nilai luhur yang diwariskan turun-temurun,” ujar Hotraja.
Ia mengajak seluruh ASN untuk menjadikan kebanggaan terhadap budaya lokal sebagai bagian dari semangat pelestarian warisan leluhur, sekaligus memperkuat jati diri bangsa di tengah arus modernisasi.
Selain itu, Hotraja mengingatkan pentingnya refleksi diri dalam momentum Hari Kesadaran Nasional.
Menurutnya, nilai kasih yang dilambangkan oleh ulos seharusnya tercermin dalam etos kerja aparatur negara.
“Mari kita renungkan, sudahkah kita bekerja dengan sepenuh hati, penuh kasih, dan memberikan yang terbaik bagi masyarakat, sebagaimana makna yang terkandung dalam sehelai ulos?” pesannya.
Menutup arahannya, Hotraja juga mengajak seluruh ASN untuk mendukung kesuksesan Trail of The Kings (TOTK) 2025, ajang lari lintas alam internasional yang untuk pertama kalinya digelar di Indonesia dan menjadikan Samosir sebagai tuan rumah.
“Mari kita sambut para peserta dan wisatawan dengan keramahan dan menjadi tuan rumah yang baik. Ini kesempatan besar memperkenalkan Samosir ke dunia,” ujarnya.
Sebagai informasi, ulos ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 17 Oktober 2014.
Setahun kemudian, tanggal tersebut ditetapkan sebagai Hari Ulos Nasional, yang setiap tahunnya dirayakan dengan berbagai kegiatan budaya di berbagai daerah, termasuk di Kabupaten Samosir, jantung Tanah Batak. [Hatoguan Sitanggang/***]