SAMOSIR – SEGARIS.CO — Bupati Samosir Vandiko Timotius Gultom bersama Wakil Bupati Ariston Tua Sidauruk secara resmi menutup rangkaian kegiatan Festival Wisata Edukasi Leluhur Batak (FWELB) Rumahela 2025 yang berlangsung di kawasan Air Mancur Waterfront City Pangururan, Rabu (9/7/2025). Festival ini mengangkat tema “Torsa Ni Habatakhon” yang berarti cerita dan nilai-nilai kehidupan masyarakat Batak.
Diselenggarakan oleh Komunitas Rumahela, FWELB 2025 menghadirkan ragam kegiatan bertema budaya Batak, edukasi pelestarian lingkungan, serta forum diskusi kelompok terarah (Focus Group Discussion) bertajuk Tonggoraja yang membahas penguatan Geopark Kaldera Toba.
FGD tersebut menghasilkan sembilan rekomendasi strategis demi mempertahankan status “kartu hijau” UNESCO serta mendukung upaya pelestarian alam kawasan Danau Toba.
Dalam sambutannya, Pembina Komunitas Rumahela, Hinca IP. Panjaitan XIII menegaskan pentingnya kolaborasi dalam merawat bumi dan menjaga kelestarian budaya.
Ia menyampaikan bahwa Geopark Kaldera Toba merupakan warisan berharga dunia yang mencerminkan kekayaan geologi, hayati, dan budaya.
“Hamparan Geopark Kaldera Toba dari Uluan Darat, Pusuk Buhit, Bania Raja, hingga seluruh bentang yang memeluk Danau Toba adalah taman bumi bagi dunia. Secercah ‘Luat Nauli Mutik ni Surgo’, keindahan surga yang dititipkan di tanah Batak,” ungkap Hinca penuh makna.
Ia juga menekankan bahwa tiga pilar utama geopark—keragaman geologi (geodiversity), keragaman hayati (biodiversity), dan keragaman budaya (cultural diversity)—harus dijaga secara berkesinambungan melalui kerja bersama dan saling menginspirasi.
Menutup kegiatan FWELB, Bupati Vandiko Gultom menyampaikan apresiasi kepada Komunitas Rumahela atas komitmennya dalam merawat budaya Batak.
Ia mengungkapkan bahwa Pemkab Samosir akan menjadikan festival ini sebagai agenda tahunan dan membuka ruang kolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
“Pemerintah Kabupaten Samosir berkomitmen melestarikan warisan budaya leluhur melalui berbagai kegiatan budaya, baik yang diselenggarakan oleh dinas terkait maupun oleh komunitas budaya. Ini penting agar generasi muda, termasuk kaum milenial dan Gen Z, tetap mengenal dan bangga terhadap jati diri budayanya,” tegas Bupati.
Pemkab Samosir berharap, ke depan budaya Batak tidak hanya tetap eksis, tetapi juga berkembang dan menjadi inspirasi generasi masa kini dalam menjaga identitas serta kekayaan budaya lokal. [Hatoguan Sitanggang/***]