JAKARTA – SEGARIS.CO — Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus mengembangkan penyidikan kasus dugaan suap proyek infrastruktur jalan di Provinsi Sumatera Utara.
Kasus ini telah menjerat sejumlah pejabat dan pelaku usaha, dengan nilai proyek yang mencapai Rp231,8 miliar dan dugaan suap sekitar Rp2 miliar.
Dalam pengembangan terbaru, penyidik KPK mengamankan sejumlah barang bukti elektronik, termasuk telepon genggam milik pihak-pihak yang diduga terlibat.
Bukti digital tersebut kini menjadi fokus utama penyidik dalam menelusuri pola komunikasi dan keterlibatan para aktor di balik layar.
Salah satu titik perhatian penyidik adalah dugaan komunikasi antara Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, dengan tersangka Topan Obaja Putra Ginting, mantan Kepala Dinas PUPR Sumut.
Topan diketahui memiliki kedekatan personal dengan Bobby, yang mendorong KPK untuk menggali lebih dalam hubungan serta peran keduanya dalam perkara ini.
“Seluruh bukti elektronik yang kami sita akan didalami secara menyeluruh untuk mengungkap alur komunikasi dan pengaturan proyek,” ujar Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, saat konferensi pers di Gedung Merah Putih, Jakarta Selatan, Rabu (02/07/2025).
Namun demikian, Budi belum dapat memaparkan isi dari bukti yang diamankan, mengingat proses penyidikan masih berlangsung dan bersifat tertutup.
Ia menegaskan bahwa informasi digital tersebut berpotensi membuka fakta baru terkait mekanisme suap serta peran individu lainnya.
Kasus ini mencuat setelah KPK menggelar operasi tangkap tangan (OTT) di Sumatera Utara pada Kamis malam, 26 Juni 2025.
OTT tersebut diikuti dengan penggeledahan di sejumlah titik strategis guna mengamankan dokumen serta barang bukti relevan lainnya.
Dari hasil penyelidikan awal, KPK telah menetapkan lima orang tersangka. Mereka terindikasi terlibat dalam praktik suap pada proyek yang dikerjakan oleh Dinas PUPR Sumut dan Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional (Satker PJN) Wilayah I Sumut.
KPK menegaskan komitmennya untuk mengusut kasus ini hingga tuntas, termasuk mengungkap jika ada aktor-aktor berpengaruh lain yang turut terlibat dalam pengaturan proyek dan aliran suap tersebut. [RED/***]