SAMOSIR – SEGARIS.CO — Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Ni Luh Enik Ermawati, Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution, Bupati Samosir Vandiko T. Gultom, serta Wakil Bupati Ariston Tua Sidauruk mencanangkan Gerakan Wisata Bersih (GWB) dan program Visit Samosir Years 2025–2026 di Waterfront Pangururan, Minggu (04/05/2025).
Kegiatan ini ditandai dengan pemukulan gondang dan pelepasan burung merpati sebagai simbol kebangkitan pariwisata yang bersih dan berdaya saing.
Dalam rangkaian acara tersebut, turut dilakukan pembagian alat kebersihan kepada kelompok sadar wisata (Pokdarwis) serta gotong royong massal membersihkan kawasan wisata.
GWB menjadi bentuk kolaborasi antarpihak untuk menjaga kebersihan, menciptakan destinasi yang nyaman, dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya lingkungan bersih dalam pengembangan pariwisata.
Bupati Samosir, Vandiko T. Gultom, menyampaikan bahwa pencanangan ini menjadi langkah strategis mendukung target pariwisata daerah.
Pemkab Samosir juga meluncurkan aplikasi Samosir Tourism yang dapat diunduh melalui Play Store, sebagai panduan wisatawan untuk mengeksplorasi berbagai daya tarik daerah.
“Dengan aplikasi ini, kami ingin memudahkan wisatawan dalam mengakses informasi dan fasilitas. Samosir saat ini tengah tumbuh pesat berkat sinergi antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten serta seluruh elemen masyarakat,” ujar Vandiko.
Ia menyebutkan, berkat sinergi tersebut, Samosir mencatat lonjakan kunjungan wisatawan yang signifikan.
Dari target awal 600 ribu pengunjung pada tahun 2024, realisasi kunjungan mencapai 1,2 juta orang.
Vandiko juga mengungkapkan bahwa Samosir kini masuk dalam daftar 25 destinasi terbaik di Asia versi media perjalanan internasional, sebuah pengakuan bahwa pariwisata Samosir telah berstandar global.
Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, turut menyampaikan apresiasi terhadap pencapaian Kabupaten Samosir.
Menurutnya, keberhasilan ini menjadi kebanggaan bagi seluruh masyarakat Sumut. Ia menekankan bahwa pembangunan pariwisata tidak hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga memerlukan partisipasi masyarakat.
“Pariwisata bukan hanya infrastruktur, tetapi juga soal kesadaran menjaga kebersihan. Kunjungan Wamen dari Jakarta membawa semangat baru untuk membentuk karakter masyarakat yang peduli kebersihan,” ujarnya.
Bobby menambahkan, Pemprov Sumut tengah mempersiapkan penyelenggaraan ajang internasional Ultra Trail Mont Blanc di kawasan Danau Toba pada Oktober 2025.
“Saat ini proses perizinan sedang berjalan. Jika sukses, event ini akan mendatangkan ribuan wisatawan dan memperkuat posisi Danau Toba sebagai destinasi kelas dunia,” katanya.
Sementara itu, Wamenparekraf Ni Luh Enik Ermawati atau akrab disapa Ni Luh Puspita, mengaku terkesan dengan keindahan dan keramahan masyarakat Samosir.
Ia menilai Samosir sebagai “kepingan surga” yang harus dijaga kebersihannya agar tetap menjadi magnet wisatawan.
“Saya sudah dua kali berkunjung ke Samosir, dan selalu merasa seperti pulang kampung. Namun kekayaan alam ini hanya akan bertahan jika kita semua turut menjaganya, terutama dari aspek kebersihan,” tegasnya.
Ni Luh menyoroti bahwa berdasarkan Travel and Tourism Development Index, Indonesia memang naik 10 peringkat secara umum, namun masih tertinggal dalam aspek kesehatan dan kebersihan yang turun ke peringkat 89 secara global.
“Masalah kebersihan ini krusial, bukan hanya tugas pemerintah pusat atau daerah, melainkan seluruh pemangku kepentingan pariwisata,” katanya.
Melalui Gerakan Wisata Bersih, Kemenparekraf mendorong semangat gotong royong dan rasa memiliki terhadap destinasi.
Ia juga mengapresiasi kontribusi PT Astra International Tbk sebagai mitra strategis dalam mengembangkan desa wisata dan menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pariwisata.
Danau Toba yang kini menjadi kawasan prioritas pariwisata nasional dan bagian dari UNESCO Global Geopark, menurut Wamen, harus dijaga dengan penuh tanggung jawab.
Ia berharap semua pihak bersinergi dalam menyukseskan berbagai event, termasuk Ultra Trail Mont Blanc yang direncanakan digelar di Kabupaten Samosir.
“Semangat sinergi inilah yang akan mengantarkan kita pada peningkatan kualitas destinasi dan sumber daya manusia. Aktivasi hari ini adalah awal, selanjutnya adalah pendampingan dan edukasi berkelanjutan,” tutup Ni Luh Puspita. [Hatoguan Sitanggang/***]