Segaris.co
Rabu, 17 September 2025
No Result
View All Result
No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir
Segaris.co
No Result
View All Result
Segaris.co
No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir
Home Sejarah

Ikatan antara Rusia dan Indonesia didasarkan pada kesamaan budaya dan pertalian filologis

Ingot Simangunsong by Ingot Simangunsong
30 Maret 2022 | 10:15 WIB
in Sejarah
ADVERTISEMENT

BUKAN suatu kebetulan bahwa lagu “Rayuan Pulau Kelapa” menjadi sangat populer di negara kami pada tahun 60-an, dan orang Indonesia menganggap lagu “Panon Hideung” yang digubah di Rusia sebagai lagu mereka.

Hal itu disampaikan Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Indonesia, Lyudmila G. Vorobyova sejak 15 Februari 2018, yang menuliskan tentang persamaan dari bahasa antara Rusia dan Indonesia.

Anda mungkin bertanya, untuk apa semua argumen ini? Ini merupakan fakta bahwa, seperti yang Anda lihat, hubungan persahabatan tradisional antara Rusia dan Indonesia tidak hanya didasarkan pada kedekatan pandangan politik tentang apa yang terjadi di dunia, tidak hanya pada keinginan untuk bekerja sama di bidang ekonomi.

Ikatan antara masyarakat kita juga didasarkan pada kesamaan budaya dan bahkan pertalian filologis, di mana tidak ada tempat untuk merasa superioritas atau pun tidak setara.

Kalau dipikir, apa persamaan dari suatu bahasa yang sangat berbeda, seperti bahasa Rusia dan Indonesia? Rusia dan Indonesia sendiri letaknya terpisahkan ribuan kilometer, mereka juga berada di belahan bumi yang berbeda.

Bahasa negara kedua negara juga berasal dari rumpun bahasa yang berbeda, rumpun bahasa Rusia adalah Slavia sedangkan rumpun bahasa Indonesia adalah Austronesia.

Sansekerta benang merah dialek

Meskipun begitu, terdapat hal yang mempersatukan keduanya. Apakah itu? Mungkin pembaca Indonesia akan terkejut mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut. Jawabannya adalah bahasa Sanskerta.

Ya, memang benar, Sanskerta merupakan bahasa India kuno, ribuan tahun silam menjadi bahasa yang dipergunakan bangsa Arya yang misterius dan juga bahasa dalam tulisan wiracarita (sastra kuno) India “Mahabharata”, Sanskerta-lah yang menjadi benang merah dialek yang bila sekilas dilihat dari pelafalannya adalah sangat berbeda jauh.

Lalu bagaimana itu semua terjadi? Pasti itu yang menjadi pertanyaan Anda. Saya akan jawab.

Di Indonesia, penjelasan mengenai pengaruh budaya Hindu terhadap tradisi maupun bahasa nusantara bukan suatu hal baru yang membutuhkan penjelasan secara rinci.

Tetapi jarang yang mengetahui fakta bahwa bahasa Rusia di antara semua bahasa yang digunakan saat ini, menurut pendapat para ilmuwan adalah bahasa yang paling mendekati Sanskerta.

Fenomena ini dapat dijelaskan melalui “teori kutub” yang menjabarkan bahwa bangsa Arya sebagai bangsa pembawa bahasa Sanskerta, datang ke India sekitar 4 milenium yang lalu dari wilayah Utara Rusia.

Perubahan iklim secara drastis menyebabkan mereka meninggalkan tempat asal mereka, mengubah tanah mereka yang dulunya subur menjadi gurun salju.

Raja kera “Hanoman”

Saya akan memberikan suatu argumen menarik yang mengkonfirmasi hal tersebut. Bagi mereka yang sangat mengenal wiracarita India kuno “Ramayana”, mereka betul-betul memahami bahwa salah satu tokoh utama cerita tersebut adalah raja kera “Hanoman”.

Pada umumnya kera tersebut digambarkan berwarna putih. Tetapi dalam kehidupan nyata kera putih hampir tidak bisa ditemui.

Sehingga, mungkinkah Hanoman merupakan representasi atas kenangan di Utara, yang dimaksud sebenarnya adalah beruang kutub yang berwarna putih?

Dikarenakan iklim udara India yang panas, konsep beruang putih dilupakan oleh generasi baru, mereka memilih merepresentasikannya menjadi monyet, yang lebih familiar.

Desa menjadi Zdes di Rusia

Bila kita kembali ke padanan filologis. Semua orang Indonesia mengenal kata “desa”, yang dapat diartikan sebagai “desa” ataupun “pemukiman”.

Akar kata tersebut berasal dari bahasa Sanskerta, sehingga banyak ditemui di bahasa-bahasa modern di wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara, mereka mengartikannya sebagai “wilayah” ataupun “negara”.

Contohnya di negara Bangladesh – artinya adalah “negara Bangla” dan di India negara bagian “Uttar Pradesh” yang artinya adalah “wilayah Uttar”.

Dalam bahasa Rusia kami menggunakan kata tersebut dalam keseharian kami dengan sedikit modifikasi yaitu “Zdes’ ” atau “se desa” yang artinya “tempat ini”.

Contoh nyata lainnya adalah kata “bahasa” juga berasal bahasa dari Sanskerta, banyak digunakan di seluruh Asia Tenggara.

Bahasa Laos dan Thailand sangat dipengaruhi oleh bahasa Sanskerta, pelafalannya adalah seperti “phasa”.

Di Rusia, kita tahu kata berakar tunggal “basnya”, yang memiliki arti asli dari cerita lisan, dan kemudian diubah menjadi karya puitis yang bersifat moral.

Hubungan kesamaan budaya, tidak boleh ada superioritas

Dan tentu saja, orang tidak dapat mengabaikan kesamaan mencolok antara kata dalam bahasa Indonesia “saudara” dan dalam bahasa Rusia “sudar” yang memiliki arti “tuan”, kata “bapak” di Indonesia dan “papa” di Rusia, yang memiliki arti “ayah”. Dan di sini akar bahasa Sanskerta terlihat dengan jelas.

Anda mungkin bertanya, untuk apa semua argumen ini? Ini merupakan fakta bahwa, seperti yang Anda lihat, hubungan persahabatan tradisional antara Rusia dan Indonesia tidak hanya didasarkan pada kedekatan pandangan politik tentang apa yang terjadi di dunia, tidak hanya pada keinginan untuk bekerja sama di bidang ekonomi.

Ikatan antara masyarakat kita juga didasarkan pada kesamaan budaya dan bahkan pertalian filologis, di mana tidak ada tempat untuk merasa superioritas atau pun tidak setara.

By: #DulurGanjarPranowo

Tags: DubesDuta BesarIndonesiaRusia
ShareTweetSendShareSharePinSend
ADVERTISEMENT

Berita Lainnya

Sejarah

Sejarah ketupat

by Ingot Simangunsong
30 April 2022 | 21:06 WIB
0

ADALAH Sunan Kalijaga yang pertama kali memperkenalkan pada masyarakat Jawa. Sunan Kalijaga membudayakan 2 kali bakda, yaitu bakda Lebaran dan...

Read more
Sejarah

Tim Revisi Buku Sejarah Pembentukan Kabupaten Nias Barat dikukuhkan

by Ingot Simangunsong
17 April 2022 | 13:20 WIB
0

Jurnalis | Methodius Gulo   BUPATI Nias Barat diwakili Sekretaris Daerah, Fakhili Gulo mengukuhkan tim revisi buku sejarah Pembentukan Kabupaten...

Read more
Sejarah

GM Panggabean Sang Guru Jurnalis dan Mental (11)

by Ingot Simangunsong
14 Maret 2022 | 00:20 WIB
0

"Saya tonton naskah dramamu, bagus ya"   SUNGGUH, di luar dugaan saya. Ternyata Pak GM meluangkan waktunya juga untuk menonton...

Read more
Sejarah

GM Panggabean Sang Guru Jurnalis dan Mental (10)

by Ingot Simangunsong
13 Maret 2022 | 07:51 WIB
0

Di Singapura, Ternyata Jadi Taxi  PAK GM mendirikan Lembaga Sisingamangaraja XII, sekaligus sebagai Ketua Umum-nya. Lembaga ini punya perwakilan di kabupaten/kota...

Read more
Sejarah

GM Panggabean Sang Guru Jurnalis dan Mental (9)

by Ingot Simangunsong
12 Maret 2022 | 05:06 WIB
0

Bayi Tabung yang Menghebohkan   PIHAK RSUD dr Pirngadi Medan memperkenalkan program “Bayi Tabung” melalui konferensi pers, yang saya hadiri—karena...

Read more
Sejarah

GM Panggabean Sang Guru Jurnalis dan Mental (8)

by Ingot Simangunsong
11 Maret 2022 | 02:52 WIB
0

Bercerita Perjalanan Hidup dan Terbitnya SIB  SERING tidur di kantor, ada juga sisi enaknya, karena dapat lebih sering berkomunikasi dengan 9...

Read more

Berita Terbaru

News

TIM PKM Dosen POLMED melakukan pengembangan Teknologi Pasca Panen Jagung melalui Mesin Pemipil dan Inovasi Pupuk Organik

16 September 2025 | 16:41 WIB
News

Jaringan Masyarakat Sipil Sumut desak reformasi institusi Polri

16 September 2025 | 13:04 WIB
Buah Pikir

Menanti RADICAL BREAK Presiden Prabowo

16 September 2025 | 12:53 WIB
News

YGPP dan Pemkab Samosir gelar bakti sosial, warga antusias ikuti layanan kesehatan

15 September 2025 | 18:08 WIB
Buah Pikir

Sediakan 19 juta lapangan kerja baru, bukan bayar iuran BPJS!

15 September 2025 | 16:07 WIB
News

Wali Kota Pematangsiantar hadiri penutupan Dikmata Infanteri TNI AD Gelombang II TA 2025

15 September 2025 | 09:49 WIB
News

Tim Pengabdian Politeknik Negeri Medan Laksanakan Program Pemberdayaan Petani Gambir di Kecamatan Pergetteng-getteng Sengkut, Kabupaten Pakpak Bharat

15 September 2025 | 09:40 WIB
Buah Pikir

Urgensi menghidupkan (kembali) Siskamling

14 September 2025 | 18:06 WIB
Kolom

KORUPTOR [muda] itu BAJING-an

13 September 2025 | 20:01 WIB
Buah Pikir

PDI Perjuangan solid, pecat kader perusak partai!

13 September 2025 | 17:24 WIB
Buah Pikir

KPK harus membuka catatan Topan terkait pejabat yang terlibat mengerjakan proyek

12 September 2025 | 22:47 WIB
Kolom

Gerakan RADIKAL berantas korupsi dan perampasan kekayaan [asset]

12 September 2025 | 21:32 WIB
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak
  • Saran Pembaca
  • Syarat dan Ketentuan
  • Tentang Segaris.co

©2022-2024 Segaris.co

rotasi barak berita hari ini danau toba sinata berita

No Result
View All Result
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • PROFIL
  • News
  • SEREMONI
  • Kolom
  • Buah Pikir

©2022-2024 Segaris.co

rotasi barak berita hari ini danau toba sinata berita