BANDA ACEH – SEGARIS.CO — SETELAH persoalan antrean Bahan Bakar Minyak (BBM) mulai terurai, warga Banda Aceh dan Aceh Besar kembali dihadapkan pada masalah baru: kelangkaan Liquefied Petroleum Gas (LPG).
Kondisi tersebut diperparah dengan gangguan pasokan listrik yang hingga kini belum sepenuhnya pulih.
Distribusi LPG mulai dilakukan di beberapa titik pada Sabtu (6/12/2025).
Namun, antrean warga terlihat mengular dan bahkan disebut melebihi panjang antrean BBM beberapa hari sebelumnya.
Salah satu lokasi yang dipadati masyarakat adalah halaman Kantor Kecamatan Meraksa, tempat sebuah truk pengangkut LPG 3 kilogram tiba sejak pagi.
Seorang warga yang enggan disebutkan namanya menyampaikan kekecewaannya. Ia mengibaratkan situasi yang dihadapi masyarakat saat ini seperti “lepas dari harimau masuk ke mulut buaya”.
“BBM sudah lancar, tapi sekarang gas yang langka. Listrik pun belum sepenuhnya menyala,” ujarnya.
Warga pun mempertanyakan komitmen pemerintah dalam menuntaskan persoalan energi di daerah tersebut.
“Mudah sekali berjanji BBM lancar, gas lancar, dan listrik normal tanggal 5. Kenyataannya masih seperti ini,” katanya.
Sementara itu, Pertamina menggelar operasi pasar LPG di kawasan Lampineung pada hari yang sama.
Dalam kegiatan tersebut, disediakan tabung LPG ukuran 3 kg, 5,5 kg, dan 12 kg dengan harga sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET).
Kelangkaan LPG berdampak pada kegiatan ekonomi masyarakat. Dalam dua hari terakhir, sejumlah warung makan, kedai kopi, dan pelaku usaha mikro menutup sementara aktivitasnya akibat tidak adanya pasokan gas.
“Kami berharap gas tidak lagi langka. Ini kebutuhan utama masyarakat, baik untuk rumah tangga maupun UMKM,” ujar Saadah, seorang ibu rumah tangga yang sudah lima hari tidak dapat memasak.
Ia mengaku terpaksa kembali menggunakan kayu bakar seperti kondisi pada era 1970-an. [T DJAMALUDDIN/***]








